Ayra(4)

196 14 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca
**
"Kalian berdua ikut ibu sekarang"

"Bu, tapi saya kan nggak telat bu" rengek ayra ketika Bu Retno menyuruhnya dan anak baru yang sudah masuk 1 minggu yang lalu yang duduk disampingnya itu, Revan, untuk berdiri didepan tiang bendera sepanjang jam pelajaran pertama.

"Tapi tetap saja kamu belum masuk kelas setelah upacara selesai! Memangnya kamu sedang apa hah?" bentak bu Retno. Baru saja ayra ingin menjawab, bu Retno menoleh kearah Revan dan membentak cowok itu juga "dan buat kamu juga Revan baru seminggu masuk sekolah sudah telat, benar-benar. Sudah sana, cepat!"
Teriakan bu Retno membuat keduanya tersentak. Mau tidak mau Ayra harus melakukan hukuman ini agar namanya tidak dimasukan kedalam buku hitam- alias buku kasus milik Bu Retno

Ayra berjalan menuruni tangga dengan susah payah, dan Revan yang menyadari hal itu, lantas bertanya "kaki lo kenapa"

Ayra berhenti sebentar lalu menoleh ke cowok itu. "Jatoh, kepeleset" jawab ayra. Dan kali ini ia tidak mengatakan bahwa dirinya keselengkat semut atau apapun itu

Revan hanya ber-oh ria. "Bisa jalan nggak?"

"Ya bisa lah kenapa?"

"Ayok, kapan?" revan menjawab dengan cengiran, sementara ayra menabok punggung cowok itu.

"Receh lo" sahut ayra dan revan hanya tertawa

***

Sebenarnya ayra baru saja berdiri sepuluh menit didepan tiang bendera, tetapi ia sudah merasa tidak betah.

Bukannya apa, tapi selain kakinya yang keseleo, ia juga harus menahan malu akibat menjadi tontonan siswa-siswi yang berlalu lalang keruang guru atau yang lainnya.

"Lo sebenernya tau cara hormat gak sih?"

Pertanyaan itu sontak membuat ayra menoleh kearah Revan yang tepat berada disampingnya

"Y-ya tau lah lo kira gue-" belum selesai Ayra berbicara revan sudah berada dibelakangnya, lalu membetulkan letak tangan ayra

"Cara hormat itu, lo mesti lurusin telapak tangan lo dulu, jangan bengkok-bengkok, terus lo taro ujung jari lo di ujung alis" jelas Revan sambil memegang telapak tangan ayra, berusaha meluruskan tangan itu.

Tapi tangan ayra terasa kaku dan sulit untuk digerakkan, karena sekujur tubuhnya kini menegang. Bagaimana tidak? Tangannya kini tengah dipegang oleh Revan dan posisi Revan teramat dekat dengannya. Ayra bersusah payah menelan ludah dan ia juga bersusah  payah menarik nafas. Sekarang jantungnya berdetak tak karuan.

"Van, ini kapan kelarnya?" tanya ayra tanpa menoleh ke arah Revan "perasaan lo betulin tangan gue lama amat"

"Ya.. Itung-itung sekalian modus"

"Gigilu modus!" teriak ayra sambil menoleh ke atah Revan dan sontak membuat Revan melepaskan tangannya

"Yah jadi lepas kan" ujar Revan, dan melihat tangan ayra sudah tidak lagi dalam posisi hormat "dimarahin Bu Retno baru tau rasa lo gara-gara gak hormat"

"Lah!" protes ayra "ini kan salah--!" ayra baru saja ingin mengomeli cowok itu. Ketika ia melihat kesekelilingnya banyak pasang mata yang sedang menatapnya dengan berbisik-bisik terhadap satu sama lain dan hal itu membuat Ayra risi "nggak jadi gue nggak enak diliatin anak-anak"

"Cemburu kali mereka gara-gara ngeliat lo dihukum berdua ama cowok ganteng" Revan mengucapkan itu dengan tanpa dosa dan tanpa salah

Astaga ini anak napa sii!!

Karena tidak ingin berurusan lebih lanjut dengan Revan, maka Ayra memilih untuk diam.

Dan Ayra benar-benar diam sampai ia selesai menjalankan hukumannya

Budayakan coment setelah membaca')

AYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang