Budayakan vote sebelum membaca!!
****Ayra menuruni anak tangga rumahnya, setelah ia sampai dimeja makan mood sarapannya hilang begitu saja karena disana ada Brata (papa Ayra) dan seorang wanita yang tidak disukai Ayra
"Ay, sini sarapan dulu" ujar Wanita itu
Ayra hanya tersenyum miring ia jijik melihat sikap sok manisnya itu, Ayra langsung berlalu begitu saja karena sudah terlalu muak
Ayra memesan ojek online untuk kesekolahnya karena supir yang biasa mengantarnya sedang pulang kampung
Terlalu pagi bagi Ayra untuk pergi kesekolah, tapi mau bagaimana lagi?
Dikelasnyapun belum ada orang selain dirinya, hanya ada 1 atau 2 orang yang sudah disekolah
Ayra memilih untuk pergi ketaman sekolah, dia duduk di kursi panjang yang ada di taman tersebut
"Mama...." ujar ayra yang matanya sudah berkaca-kaca
"Adyra...."
"Ayra capek, ma.. dyr.. Ayra pengen kita kayak dulu"
Tiba-tiba saja nama Raka muncul diotaknya "cuma lo rak, cuma lo harapan gue" ujarnya pelan
Ayra kaget, karena ada yang menepuk bahunya, ayra membalikan badannya dan tubuhnya kaku setelah melihat siapa yang menepuk bahunya
"Ngapain disini pagi-pagi"
Ayra masih belum sadar dari lamunannya dan cowok itu melambai-lambaikan tangannya tepat diwajah ayra
"Ayra"
"Eeeh-ng-"
Cowok itu tersenyum dan membuat Ayra semakin salah tingkah "ngapain pagi-pagi disini" cowok itu duduk tepat sebelah ayra
"Duduk" jawab ayra polos
Tubuh ayra semakin kaku karena jari raka mengusap pipinya "kenapa nangis?"
"S..siapa yang nangis si?"
"Ini buktinya pipi lo basah"
Ayra membuang pandangannya ke arah langit yang mulai terang
'Krrrk.. Krrk'
Ayra refleks memegang perutnya yang baru saja berbunyi, Raka menahan tawanya dan mengeluarkan tempat bekal dari tasnya yang berisi nasi goreng "nih makan"
"Ngga deh, ngga usah"
"Ga pa-pa kali"
Tanpa berucap lagi Ayra langsung mengambil kotak bekal itu dan membukanya "gue makan ya"
Ayra memakan nasi goreng itu dengan lahap saking lahapnya masih ada nasi yang tertinggal disudut bibirnya
Raka mendekatkan wajahnya ke wajah Ayra dan ayra yang sedang mengunyah makanannya langsung ia telan begitu saja
'Ya Tuhan.. Ay belum siap dicium ama Raka' batin ayra sambil matanya terpejam
Raka mengusap sudut bibir Ayra yang masih tertinggal nasi dan menjauhkan lagi wajahnya dari wajah Ayra
"Makannya jangan belepotan"
Ayra hanya memamerkan deretan giginya, malu? Itulah yang dirasakan Ayra rasanya ayra ingin menghilang dari tempat ini begitu saja
****
Ayra duduk di kursi kelasnya sambil tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi pagi
Ana yang baru saja datang mengerutkan keningnya ia heran melihat tingkah sahabatnya itu
Ana memegang jidat ayra dan ayra langsung sadar dari lamunannya
"iiih ngapain si lo megang-megang jidat mulus gue"
"Lo ga sakit kan ay?"
"Lo ga liat ya gue sehat wal afiyat gini di bilang sakit yang ada mata lo tuh yang sakit"
"Abisnya lo senyam senyum sendiri, ada apa sih"
Ayra kembali tersenyum mengingat kejadian tadi pagi "gue seneng banget an seneeeeeeeeng banget" kata ayra memeluk tasnya dengan sangat erat
"Jijik gue" jawab ana yang langsung meninggalkan ayra begitu saja
"eeeh lo mau kemana.. Gue kan belom cerita" teriak ayra
Revan yang sengaja mendengarkan ocehan ayra dan revan pun menghampiri ayra
"Cerita aja sama gue, gue siap ko dengerin cerita lo"
"OGAH" jawab ayra ketus
"Jangan galak-galak dong jadi cewek" ejek revan
"Bodo amat yang penting gue seneng" kata ayra menjulurkan lidahnya
'Gue cium juga lo' kata revan pelan
"APA LO BILANG"
Secara refleks revan menutup kedua telinganya karena teriakan membahana ayra "aah ngga itu tadi ci..cicak makan semut"
****
Ayra sedari tadi menunggu taxi yang lewat tapi tak kunjung datang setelah 30 menit menunggu
Ayra ingin memesan taxi atau ojek online tapi hp nya mati harus bagaimana ia pulang
Di dalam sekolah sebenarnya masih ada anak Osis ayra bisa saja meminjam ponsel salah satu dari mereka
Terlihat sebuah kendaraan roda empat keluar dari gerbang sekolah dan berhenti tepat di halte sekolah tempat ayra menunggu taxi sekarang
Kaca mobil tersebut terbuka dan menampilkan sosok tampan bak dewa
"Belom pulang" teriaknya agak kencang karena agak jauh dari tempat duduk ayra
Ayra hanya menggeleng-geleng dan sosok tampan tersebut keluar dari mobilnya dan menghampiri ayra
Memegang tangan ayra dan menuntunnya ayra tidak mengerti atas perlakuan ini
"M..mau ngap..ngapin" tanya ayra polos
"Gue anterin pulang"
"Ngga usah gue nungguin taxi aja" jawab ayra melepaskan genggaman tangan raka
"Gue nggak nerima penolakan" jawab raka dan kembali menggenggam lengan ayra menggunakan lengan kanannya dan lengan kirinya ia masukan ke dalam saku celana abu nya
Raka membukakan pintu untuk ayra dan dengan senang hati ayra memasuki mobil tersebut
Hening. Hanya itulah kata yang tepat untuk suasana di dalam mobil tidak ada pembicaraan bahkan keduanya sama-sama dia entah karena mereka canggung atau apa
"L.l.lo tau rumah gue?" tanya ayra
"Hmm.. Lo beneran temennya ana?"
Ayra bingung ana yang raka maksud
"Ana yang biasanya sama lo""Oh.. Iya dia sahabat gue"
"Ayra.."
"Hm"
"Udah sampe rumah lo"
Ayra kaget ia bingung karena sedari tadi yang ia perhatikan hanya raka "yaudah makasih udah ngenterin"
Raka hanya tersenyum dan langsung melajukan mobilnya setelah ayra turun dari mobil
"Tunggu.. Dari mana dia tau rumah gue?" ujar ayra
KAMU SEDANG MEMBACA
AYRA
RomanceJika aku bukan takdirmu, lalu kenapa hatiku mengatakan bahwa akulah takdirmu?