Budayakan vote sebelum membaca
****
Jam pulang.
Disaat semua orang senang karena jam pulang telah tiba, Ayra malah mendengus kesal. Masalahnya, ia tidak tahu harus pulang naik apa, dikarenakan ia diantar oleh mamanya ke sekolah. Masa naik angkot? Ayra belum pernah naik angkutan umum sebelumnya, jadi ia agak-agak takut. Aaah bodolah yang penting ayra bisa selamat sampai rumahnya.
Tapi kalo dia sampe nggak selamat gimana? Makin gawat mungkin.
Oleh karena itu ayra harus mencari tebengan pulang. Siapa tau ada temannya- yang cewek tentunya yang membawa motor, jadi ia tidak perlu repot-repot naik angkot. Namun ketika ia baru saja sampai di halte depan sekolah, ia melihat motor yang dinaiki seseorang.
Ayra tersenyum miris dan memandangi tubuh cowok yang telah berlalu itu, semakin lama semakin menjauh.
Dan ketika ia menoleh ia dikejutkan oleh revan karena revan sudah berada tepat disampingnya.
"Mau pulang?" tanya cowok itu
Ayra menatap revan dari ujung rambut sampai ujung kaki, ayra meragukan cowok itu untuk pulang bersama.
"Lo ngapain ngeliatin gue" tanya revan membuyarkan lamunan ayra
"Gue tau gue ganteng"
"Jijik" kata ayra membuat revan tertawa
"Mau pulang nggak? Udah mulai sepi nih.. Kayak hati gue sepi, ngga ada yang ngisi" ucap revan sambil menaikturunkan kedua alisnya.
Ngode nih? Terka ayra, namun sedetik kemudian ia membuang pikiran itu jauh-jauh. Mana mungkin sih revan bisa suka padanya, apalagi mereka sering beradu mulut (fikiranmu jangan kotor nak:v beradu mulut maskudnya itu beradu argumen waks:v fix kita lanjut)
"Woii gue nanya, jawab kee gue bukan radio butut yang omongannya lo dengerin tanpa lo sahutin" ujar revan kesal karena ayra yang masih diam
"Siapa juga yang mau nyahutin radio udah kayak orang bego" celetuk ayra
Revan lantas tertawa "kalo gitu berarti lo orang bego karena udah mau nyahutin radio ini" revan terdiam sebentar dan menatap ayra lalu tersenyum "udah ah gue mau pulang dulu! Lo ga mau pulang kan?"
"Engg--" Ayra melihat kesekelilingnya. Sudah sepi. Karena itu ia menyingkirkan gengsinya dan menerima ajakan revan "y-yaudah gue ikut" dan setelah itu ia naik ke motor revan sementara revan menyunggingkan senyumnya.
Ditengah perjalanan, hujan datang setelah mengguyur, untung saja didekat sana ada kafe, jadi mereka tidak perlu jauh-jauh mencari tempat berteduh.
Revan memarkirkan motornya didepan kafe, lalu ayra turun dan berdiri dibawah kenopi kafe yang melengkung. Rambut mereka basah kuyup karena sempat terkena hujan.
"Mau masuk nggak?" tanya revan yang sedang mengeringkan rambutnya yang basah akibat terkena air hujan dengan cara mengacak-acaknya sendiri.
Ayra terperangah sebentar melihat revan. Entahlah, tapi dengan rambut basah dan acak-acakan itu revan terlihat lebih......... Tampan!
Meskipun ayra tidak menyukai revan tapi bukan berarti ayra tidak mengakui ketampanan cowok itu. Pantas saja saat ia dihukum 2 minggu yang lalu banyak anak murid yang memperhatikannya dihukum bersama revan dibawah tiang bendera atau pada saat makan dikantin tadi. Mengingat hal itu ayra jadi tersenyum sendiri.
Berarti gue termasuk kategori cewek beruntung dong!!!!
"Lagi ngelamun jorok ya lo"
Pertanyaan itu sontak membuyarkan lamunan ayra dan langsung memukul lengan revan
"Enak aja" pekiknya tak terima
"Ya lagian lo senyam-senyum sendiri gitu" ucap revan "ooh pasti lo lagi mikirin gue yaa? Udah ga usah dipikirin! Udah di samping"
Ayra memukul tangan cowok itu lagi "ga usah kepedean"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
AYRA
RomanceJika aku bukan takdirmu, lalu kenapa hatiku mengatakan bahwa akulah takdirmu?