Budayakan vote sebelum membaca**
**Ayra menuruni anak tangga untuk sampai di meja makan. "Bi, tante murahan itu sama papa mana?" tanya Ayra
"Bapak sama Ibu sudah berangkat kerja non sejak jam setengah 6 tadi"
"Oh.." jawab Ayra ketus
"Non, makan nya jangan lama-lama"
"Emang kenapa bi"
"Ada temennya didepan nungguin"
"Kenapa ngga suruh masuk aja bi?"
"Katanya mau nunggu di luar aja"
"Yaelah si Ana sok sokan nunggu di luar biasanya juga nyelonong masuk ke dalem"
"Bukan Non Ana, Non tapi temen non yang waktu itu pernah kesini yang bilangnya mau minjem buku non masih inget kan"
'Uhuuuk!! Uhuuk!!'
Ayra langsung meminum susunya, ia kaget bagaimana bisa revan lagi yang datang kerumah nya? Pria itu memang menyebalkan.
"Yaudah bi, Ay ke sekolah dulu Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Ayra mambuka pintu rumahnya dan benar saja disana sudah ada pria sedang duduk di kursi
"Ngapain lo" ucap Ayra
"Lama banget si lo dandan doang gue tungguin juga dari tadi"
"Siapa juga yang minta tungguin"
Ayra berjalan melewati Revan dan membuka pagar rumahnya ia menutup lagi pagar itu meninggalkan revan sendirian didalam
"Eeh curut.. Lo mau kemana?"
"Mau kesekolah lah"
"Terus gue"
"Yaa sono sendiri lo bawa motor kan.."
"Heeeh... Gue itu kesini ngejemput lo dan mau berangkat bareng lo bukannya terimakasih malah ninggalin"
"Udah ngomongnya?"
Revan mengambil helm yang ada dimotornya dan langsung memakaikannya ke kepala Ayra
"iiih.. Lo ap-"
"Gausah banyak ngomong, cepet naik"
"Nyebelin banget si lo"
"Biarin, gw ini yang nyebelin"
Ayra menghentak-hentakan kakinya, dan terpaksa naik ke motor milik pria menyebalkan itu.
****
Ayra memberikan helm yang dipakainya kepada Revan "makasih" ucap ayra ketus lalu pergi begitu saja
Revan memperhatikan Ayra yang semakin menjauh dan hilang dari penglihatannya
Ayra berjalan dengan sangat malas. Masih pagi begini mood nya sudah hancur gara gara pria menyebalkan itu.
"Kenapa juga si yang jemput si revan?" gumam Ayra
"Padahal gue ga minta jemput ngapain banget coba"
Bruuuk
"Awwww" Ayra memegang jidatnya yang terasa sakit karena menubruk seseorang
"Hati-hati dong kalo jalan ga tau apa jidat Ayra sakit"
"Gw bingung sebenernya yang salah siapa?"
Deg
"Ra.. Raka"
"Hm"
"Maaf"
"Ko jadi lo yang minta maaf? Padahal lo nyalahin gue"
Ayra menyengir tak berdosa
"Jadi siapa yang salah?"
"Lo"
"Ayra?.." menunjuk wajahnya
"Iya, kenapa lo jalan nunduk?"
Ayra tak menjawab "untuk menebus kesalahan lo, lo harus temenin gue makan di kantin"
"Haah.." pekik ayra kaget
****
"Lo udah sarapan" tanya Raka kepada Ayra yang duduk dihadapannya
"Udah"
Raka tak menjawab lagi. Ayra mperhatikan wajah Raka diam-diam, "apa bisa raka jadi milik ayra?" batin Ayra
"Woooy bro" teriak seseorang yang membawa sepiring nasi goreng dan teh manis hangat
Pria itu duduk disamping Ayra tanpa meminta izin terlebih dahulu
"Eeh kalo cowo dan cewe berduaan yang ketiganya itu S E T A N" ujar pria itu menekankan kata setan
"Ya.. Lo setannya"
Ayra hanya tertawa kecil "napa lo ketawa-tawa curut"
Ayra langsung mencubit lengan pria itu "aaaawww sakit curut!"
"Sukurin" ucap Ayra
Pria itu tersenyum sinis "aaww awww aww sakit niih tangan gue ga bisa digerakin tanggung jawab ga loo!"
"Lebay loo" ucap ayra lagi sambil menabok lengan pria itu
"Wadaaaaaawww sakit curut. Tangan gue beneran ga bisa gerak niiii tanggung jawab ga lo!"
"Apaan siii"
"Tanggung jawab ga lo.. Kalo lo ga tanggung jawab gue bakal.."
"Bakal apa?" potong ayra cepat
"Bakal gue laporin semua guru kalo lo ga mau bertanggung jawab atas apa yang lo perbuat"
"Lo tuh nyebelin banget sii"
Raka hanya memperhatikan keduanya, entah wajahnya susah diartikan
"Terus gue harus tanggung jawab dengan cara apa REVAN" ucap ayra
Yaa menurut Ayra revan adalah sosok manusia berjenis pria termenyebalkan seumur hidupnya
"Suapin" jawab revan enteng
"What???? Lo kan Punya tangan"
"Lo ga inget atau pura-pura gainget? Lo tuh tadi menyakiti tangan gue"
Ayra langsung mengambil piring yang berisi nasi goreng dan menyendokannya lalu mengarahkan sendok itu ke Revan dan revan membuka mulutnya untuk memakan nasi gorengnya
"Pake perasaan dong nyuapinnya" ucap revan
Ayra tak mau bertengkar lagi dengan pria disampingnya itu, ia pun menuruti maunya Revan
Raka yang sedang makanpun memperhatikan ayra yang sedang menyuapi Revan, Raka langsung meninggalkan Revan dan Ayra tanpa menghabiskan makanannya.
"Rak-"
"Udah biarin aja"
"Mungkinkah kamu cemburu raka?" batin ayra
KAMU SEDANG MEMBACA
AYRA
RomanceJika aku bukan takdirmu, lalu kenapa hatiku mengatakan bahwa akulah takdirmu?