CH 1

13.7K 403 4
                                    

"There'll be no sunlight if I lose you, baby. There'll be no clear skies if I lose you, baby. Just like the clouds, my eyes will do the same. If you walk away, everyday it will rain, rain, rain." -Bruno Mars.

[]

ATHA merenung di tengah hujan. Ia menikmati setiap tetes yang membasahi dirinya. Bukannya mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung, dia malah membolos karena hujan deras sedang turun. Ya, favoritnya.

"Atha! Woi, Tha!" panggil seseorang.

Atha tak mendengarkan, walau ia tahu itu panggilan dari Dhira, sahabatnya. Bisa dibilang, sahabat satu-satunya. Dhira terus memanggil Atha, namun gadis yang dipanggil tak kunjung menyahut. Akhirnya Dhira terpaksa menerobos hujan dan menarik lengan sahabatnya itu.

"Lo gila, ya? Bolos ga gini juga kali!" bentak Dhira.

Atha terdiam, menunduk. Bajunya basah kuyup sekarang, begitupun juga Dhira yang rela menerobos hujan demi dirinya. Atha mendongak, menatap Dhira yang sedikit lebih tinggi darinya. Terdapat raut muka kekhawatiran disana.

"Maaf, Kak." hanya itu yang bisa Atha ucapkan kepada kakak kelas sekaligus sahabatnya. Ia kemudian hanya bisa menyalahkan diri sendiri karena Dhira juga ikut basah.

"Lo kalo ada masalah, cerita sama gue aja. Insya Allah gue bisa bantu, Tha." Dhira memeluk Atha erat, tak peduli dengan berpasang-pasang mata yang heran menatap kedua gadis itu. "Lo kenapa, Tha?"

Atha hanya menggeleng mendengar pertanyaan Dhira. Dhira kemudian mengajak Atha menjauhi koridor, menuju ke ruang ganti putri. Ia membuka lokernya dan mengeluarkan jaket merah miliknya, kemudian memakaikannya untuk Atha.

"Sekarang, gue anter lo pulang." Dhira meraih HP nya, kemudian menelfon supirnya untuk menjemput sekarang juga.

"Tapi nanti kakak ketinggalan pelajaran?" tanya Atha khawatir.

Dhira dikenal sebagai anak yang pintar, rajin, dan disiplin. Kehidupannya teratur, dan tidak pernah membolos. Berbeda jauh dengan Atha. Pendiam, suka keluyuran saat jam pelajaran, dan tidak pintar sama sekali. Nilainya selalu anjlok. Hanya keberuntungan yang menyertainya jika naik kelas. Dan Atha heran, mengapa ada yang mau berteman dengan gadis sepertinya.

"Sekali aja, gapapa kok." Dhira mengedipkan sebelah matanya pada Atha, yang justru membuat gadis berjaket itu makin merasa bersalah. "Gue ijinin lo ke walas lo dulu ya. Pelajaran apa sekarang?"

"Matematika," jawab Atha pelan.

"Yaudah. Lo tunggu sini ya. Sekalian gue beresin barang-barang lo sama punya gue juga." Dhira berlalu, meninggalkan Atha.

"Makasih, Kak!" seru Atha. Dhira hanya mengacungkan jempolnya.

*

Keesokan harinya, seperti biasa, Atha membolos lagi. Kali ini cuacanya cerah, jadi dia memilih bersantai di rooftop sekolah. Seharusnya, tidak akan ada yang datang ke rooftop. Apalagi belum masuk waktunya istirahat bagi kelas 10, 11, maupun 12. Tapi siapa sangka, bahwa Devan, ketua OSIS dari kelas 12 datang kesana.

"Lo bolos, ya?" tanya Devan begitu melihat Atha.

"Eh.. Iya." jawab Atha kaget melihatnya.

"Jangan-jangan lo Atha Rafaditya, yang sering bolos itu, dari kelas XI-B ya?" tanya Devan lagi.

Mengingat bahwa dia ketua OSIS, Atha tidak kaget jika Devan tahu tentangnya. Malah dia akan kaget jika Devan belum tahu.

"Masuk sana." perintahnya. Atha mengangguk, kemudian berjalan melewati Devan.

Tentunya ia tak benar-benar mengikuti perintah Devan. Gadis itu justru pergi ke kantin dan bersantai disana. Setidaknya guru-guru sudah tidak peduli lagi dengannya.

Atha ingin sekali bertanya pada Devan, apa yang dia lakukan barusan. Untuk apa dia datang ke rooftop saat masih jam pelajaran? Apakah mungkin, seorang ketua OSIS boleh melakukannya? Atha terdiam cukup lama, kemudian tersadar. Untuk apa dia memikirkan sebuah hal yang seharusnya tidak dia pikirkan?

Atha menggeleng kencang, kemudian memesan segelas es jeruk untuk mendinginkan pikirannya.

Bukan urusan gue, bukan urusan gue. Batin Atha berulang kali sambil menyeruput es jeruknya untuk mengenyahkan segala pikiran tentang Devan.[]

Kamis, 11 Mei 2017 (edited 20/6/17)
00.10 (edited 21.21)

a/n : yuhuuu~~ ga tau ya. maap pendek, emg sengaja. buat ini cuma 500-600 words aja ya, hoho ^^ semoga tetep suka deh. vote+comment jgn lupa okeh!!

-fea


LANGIT dan BUMI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang