CH 13

3.6K 171 1
                                    

[]

HARI ini adalah saatnya siswa SMA Venus berangkat darmawisata. Seluruh murid kelas 10-12 dikumpulkan di lapangan untuk pembagian tempat duduk di dalam bis. Atha tidak mendengarkan seluruhnya, hanya menyimak saat Dhira dan dirinya disebutkan.

Tapi konsentrasinya mendadak buyar saat melihat Ilsya menghampiri Devan di sudut lapangan, entah membicarakan apa. Atha berusaha membaca gerakan bibir keduanya, tapi tetap tidak bisa kelihatan, dan akhirnya ia menyerah.

"Nah, anak-anak, sekarang langsung baris sesuai nomor bus masing-masing dan kita akan langsung berangkat," 

Atha bukannya ikut bubar, dia hanya berbalik arah dan memandang teman-temannya. Ia benar-benar tidak mendengarkan tadi, sampai tiba-tiba, pergelangan tangan kanannya ditarik oleh seseorang.

"Woi, ngelamun aja! Buruan, ntar ditinggal!"

Atha yang masih kaget hanya bisa mengikuti orang yang menariknya itu hingga mereka sampai di barisan bus nomor 3.

Dan yang menariknya tadi adalah Devan.

"Lo kenapa bengong gitu, dah?" tanya Devan heran. "Gue sama lo, Tha."

Atha terdiam, ia merapatkan jaketnya dan hanya menggumam tidak ikhlas. Sial banget harus sama ketos, batinnya.

Setelah beberapa kata-kata pengantar dari guru olahraga, murid-murid dipersilakan masuk ke bis masing-masing. Atha--dan Devan--duduk di barisan ke 5 sebelah kanan.

"Mau di deket jendela atau di pinggir?" tawar Devan.

Atha tidak menjawab dan langsung mengambil duduk di sebelah jendela, dan menatap keluar. Devan menghela nafas pelan, dan kemudian duduk di sebelah Atha.

*

"Tha," panggil Devan pelan di tengah perjalanan. "Gue tidur, ya. Nanti kalo udah sampe terus gue belum bangun, bangunin ya."

Atha hanya mengangguk, tapi masih tidak mengalihkan pandangannya dari kaca jendela. Ia lebih memilih menatap jalanan ketimbang menatap muka ketos yang menurutnya mengesalkan itu.

Setengah jam kemudian, Atha memberanikan diri menoleh kearah Devan dan ia terkejut bukan main.

Devan tertidur, dengan kepalanya hanya beberapa senti diatas pundak Atha.

Jantung Atha otomatis berdegup lebih cepat dari kecepatan normal. Pipinya mulai memerah, dan gadis itu langsung memalingkan wajahnya kearah kaca jendela dengan pikiran yang "semrawut".

Tak lama setelahnya, rombongan darmawisata SMA Venus tiba di tempat tujuan, kawasan Dieng. Atha masih terdiam di tempatnya dengan muka yang masih jelas terlihat merahnya, dengan Devan yang belum bangun.

Masa iya gue harus bangunin Devan?

"Ehem," Atha berdeham keras, berniat membangunkan Devan sambil berusaha menetralkan debar jantungnya yang diluar batas.

Devan sama sekali tidak bergerak. Pipi Atha sudah semakin memerah, detak jantungnya tak tertahankan.

Anjir kebo banget sih. batin Atha berteriak dalam diam.

"Van," ujar Atha gugup. Murid-murid lain sudah mulai satu persatu meninggalkan bis dan turun untuk kembali mendapat pengarahan. "Heh,"

Atha menyentuh kepala Devan pelan dengan tangan yang tentu saja gemetaran. Devan masih setia pada posisinya, malah dia sudah benar-benar hampir bersandar di bahu Atha, tapi untungnya tidak jadi karena Atha langsung mendorong kepala Devan dengan sangat keras yang menyebabkan laki-laki itu terjatuh ke samping.

GUBRAK!!

Devan spontan terbangun dan langsung merintih kesakitan. Untung saja kepalanya membentur kursi seberang terlebih dahulu sebelum ke lantai. Tapi tetap saja, dibangunkan dengan cara seperti itu jelas membuatnya pusing.

"Lo... kalo ngebangunin bisa yang bener, nggak sih?" Devan berdiri patah-patah sambil memegang kepala sebelah kiri dan siku kirinya yang tadi membentur lantai bis. "Pusing nih,"

Atha menatap Devan dingin. "Makanya jangan kebo,"

"Kebo apaan?" Devan menaikkan sebelah alisnya tidak terima. "Intinya, lain kali, kalo bangunin ketua OSIS tuh, yang sopan. Dibangunin pelan-pelan. Jangan noyor-noyor. Lo mau, lagi tidur kayak gue terus gue toyor sampe jatoh juga?"

"Bodo." Atha lantas berjalan cepat-cepat untuk turun juga, sebelum Devan menyadari pipi gadis itu yang makin memerah.[]

Sabtu, 26 Agustus 2017
19.18 WIB

a/n : wah disini ilsya nya ga ada terlibat percakapan. bodoamat lah ya, yg penting kan "ada ilsya". oke. babay~

-fea

LANGIT dan BUMI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang