[SPECIAL CHAPTER] HBD Ilsya!

3.3K 118 8
                                    

[]

"THA, serius nih mau horror?" Ilsya menatap penuh tanya, berharap Atha menggeleng.

Tapi yang ditanya tetap diam, malah balik menatap dan mengangguk mantap. Menahan diri untuk tidak menampakkan rasa takut, Ilsya berkelit lagi.

"Lah, emang lo ga bakal kebayang nanti sampe rumah? Kalo misal lo lagi enak-enak tidur, trus tiba-tiba ada yang nongol, whoaaa! Nggak kaget?" Ia bahkan sampai membuat gestur mengagetkan, tangannya diarahkan ke hadapan muka Atha.

Dibalas menaikkan alis, Ilsya merengut.

"Lo takut, ya?"

"E-eh, eng-enggak!"

"Bohong banget," Atha memutar bola matanya malas, memilih mengantre untuk membeli tiket.

Hari ini rencana nonton bareng Ilsya. Dia yang ajak, tapi Atha yang tentuin film nya. Memang dirasa nggak adil, tapi susah lho, ajak Atha nonton.

Tapi mana pernah Ilsya duga, Atha bakal mau film horror. Dikiranya mungkin action atau science fiction, nyatanya adik kelasnya itu justru memilih genre yang paling tidak disukainya.

Jujur, Ilsya penakut. Beda dengan Atha yang walau penakut tapi tetap cool dan tidak mudah digoyahkan pendiriannya meski takut, Ilsya benar-benar setakut itu. Ajak dia nonton Conjuring 2 bertemu Valak satu kali saja, tiga malam berturut-turut ia tidak akan memejamkan mata. Sepenuhnya terjaga pada malam hari, hanya karena takut Valak tiba-tiba datang. Padahal itu cuma film.

Atha tau persis gimana penakutnya Ilsya. Tapi, sebenarnya ini adalah sebuah rencana kejutan ulang tahun untuk dirinya. Rumah Ilsya sekarang sedang di dekorasi dengan sangat meriah, dan Atha bertugas untuk membawanya pergi terlebih dahulu. Siapa sangka Ilsya sendiri justru mengajaknya duluan, tanpa ingat hari ulang tahunnya? Sekarang pukul 6.45 sore, dan pukul 7 tepat film akan di mulai. Kurang lebih dua jam kemudian, mereka akan pulang, dan dengan kondisi Ilsya yang ketakutan, kejutan di rumahnya pasti akan membuat ia tersenyum lagi.

Yah... mungkin?

"Beli popcorn?" Tawar Atha. Hari ini, ia traktir makan sedangkan Ilsya traktir nonton.

Ilsya mengangguk patah-patah, memperhatikan dengan lekat tiket nonton miliknya. Berharap judul filmnya berubah jadi Jumanji, atau Infinity War. Tapi, lima menit terbuang sia-sia, karena judulnya tetap sama.

Sadar Ilsya hanya menatap hampa pada tiket, Atha lagi-lagi menaikkan alis. "Kenapa lo?"

"Bego ah, gatau." Ilsya mengerucutkan bibirnya, menghampiri sofa kosong di pojok dan pura-pura ngambek.

Atha menggelengkan kepalanya pelan, menghampiri Ilsya.

"Ngambek, nih? Belum mulai juga filmnya,"

"Bodo. Tai ah."

"Hooh..." Atha menyedot minumnya, tidak memedulikan Ilsya. Toh setelah ini selesai, ia pasti bakal senang-senang.

Jam tangan di pergelangan tangan dilirik, Atha menepuk pundak Ilsya yang sejak tadi hanya bertopang dagu dan pasrah. "Masuk,"

Ilsya menghembuskan nafas gelisah, mau tak mau ikut, dan perasaan gelisahnya tetap ada. Atha ingin rasanya tertawa melihat ekspresi kakak kelasnya itu, tapi kasihan sekali melihatnya.

"T-Tha. J-jangan ah," Ilsya akhirnya bersuara, menatap Atha memelas. "K-keluar aja yuk. P-pulang. Gajadi n-nonton gapapa,"

Atha tidak menggubris, justru makin bersandar pada kursi. Popcorn dikunyah santai, ucapan Ilsya terbuang sia-sia di udara.

Aduh, siap-siap mimpi buruk, Sya.

*

Film selesai dengan dramatis jika ingin melihat keadaan seorang Ilsya Avrilliana. Kedua tangannya menutup muka total, badannya gemetar, keringat dingin bercucuran deras. Kini tinggal ia dan Atha berdua, tapi tubuhnya masih belum mau beranjak dari sana. Tepatnya, belum berani.

"Woi, Sya. Ayo, ih." Atha menarik pergelangan Ilsya, tapi pertahanannya kuat sekali. Dari tadi, popcornnya hanya dia yang makan. Sedangkan Ilsya sibuk tutup mata dan kuping, mengingat suaranya juga sudah menyeramkan buat dia. "Itu mas-mas tukang bersih-bersihnya udah dateng njir,"

Akhirnya Ilsya, dengan gemetar, beranjak dari kursi, tanpa mau melepaskan tangannya. Atha jadi harus repot menuntunnya dari samping.

"T-t-Tha. P-p-pu-pulang, y-ya?" Sungguh gemetar suaranya, Atha merasa bersalah jadinya ajak nonton horror.

"Iya, pulang."

Atha yang bawa motor, pulang ke rumah Ilsya yang saat ini pasti sudah meriah.

*

Ilsya turun dari motor. Tangannya sudah tida menutup muka, tapi masih ada aura mendung dan gelisah darinya. Kedua tangannya saling bertaut di depan dada, jari-jarinya masih gemetar.

"Udah gih masuk," Atha tetap duduk di motor, tidak berniat masuk walaupun nantinya harus.

"T-t-temenin?"

Tatapan yang sungguh memelas, Atha mengalah dan melepas helmnya, turun menemani kakak kelasnya masuk ke rumah.

Dan ketika ia membuka pintu...

.

.

.

.

.

.

.

.

"HAPPY BIRTHDAY, ILSYA AVRILLIANA!!!"

Di sana ada kedua orangtuanya, ada Hanny, bahkan ada Devan. Perayaan kecil-kecilan ini membuat Ilsya terlonjak, total kaget masih efek nonton film tadi.

"Ap-apaan..."

"Lo ulang tahun, bego." Atha menoyor kepala Ilsya dengan sangat tidak sopan, kemudian mendorongnya masuk ke rumah.

Biar di dalam rumah aja kalau mau ribut.

Ilsya masih bingung, lantas menatap kedua orangtuanya. "Ma, Pa, ini--apaan?"

"Selamat ulang tahun, Ilsya sayang. Semoga tambah baik kedepannya, tambah dewasa, tambah berani, anything the best. Mama sama Papa sayang banget sama kamu," Mama Ilsya kemudian memeluknya, disusul Papanya.

Atha menatap pemandangan itu jengah, lantas melirik kue yang dipegang Papa Ilsya. Ia mendekat, mencolek sedikit krimnya, dan mengoleskannya ke rambut Ilsya.

Yang jadi korban reflek menoleh, kemudian menyentuh krimnya barusan.

"Jepit rambut lo bagus, Sya. Beli dimana?" Untuk pertama kalinya hari ini, Atha terkekeh.

"HEH, SINI LO, DASAR ADEK KELAS KURANG AJAR!"

"Bodo, sini," Atha berlari dengan santai, sedangkan Ilsya langsung buru-buru mengejar sambil membawa sepiring rotinya.[]

Jumat, 27 April 2018
22.01 WIB

a/n : Haaiiii sorry ini bukan chapter lanjutan, tapi sebuah special chapter karena...

ILSYA ULANG TAHUN🎉🎉🎉♥

So, Ilsyaaa

HBD!!
Semoga tambah baik, tambah sabar hadepin Atha, tambah berani jangan penakut, tambah pinter, dan pasti tidak lupa, tambah TINGGI ok? AHAHAHAHAHA.

Yah, pokoknya, Wish You All The Best!!♥

-fea

LANGIT dan BUMI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang