01 | first impression

29.9K 966 6
                                    

⚠|| t y p o
|| C u s s i n g
|| l o w k e y daddy kinks
• • • • • • •

16.31
Angka-angka tersebut tertera pada layar ponselnya. 10 menit lagi kelasnya selesai dan ia harus buru-buru pergi ke Starbucks sebelah kampusnya.

"Nick, abis ini ke rumah gua, kuy gak?" Tanya seseorang di sebelahnya. Dia adalah Martin, seseorang yang baru ia kenal 2 bulan ini.

"Nggak deh kayaknya. Gua ada janji lain." Tolaknya halus sambil menatapnya sekilas.

"Oh? Sama siapa? Cewek ya?" Dahinya mengerut tidak senang akan keingintahuanya yang berlebihan pada hidupnya itu. Tapi dari pada membentaknya, ia malah mengangguk lalu kembali berfokus pada profesor di depan kelas.

"Tumben. Ketemu di mana?" Dari pada ia marah-marah kepada orang yang baru ia kenal selama 2 bulan ini lebih baik ia mengabaikannya bukan? Jadi Dominic teridam dan kembali mendengar si profesor.

16.43
Angka itu menghantui pikirannya. Hanya sekitar 17 menit tersisa dan ia masih berada di dalam kelas. Dengan cepat ia melangkah pergi dari sana dan mengarahkan tujuannya pada Starbucks sebelah kampus.

Jujur saja sebenarnya gadis itu terlihat cukup biasa-biasa saja untuk seorang Dominic tapi mungkin saja presepsinya bisa salah. Untuk itu, hari ini ia akan membuktikan presepsinya akan gadis itu di Starbucks sebelah kampus jam 5.

Gerbang kampus sudah kelihatan, kini ia tinggal berbelok dan berjalan sekitar 10 meter lagi.

"Sial, sial. Idih, ngapain sih tadi gua pake acara baik segala sama si kampret? Kan gua jadi hampir telat begini." Gerutu seorang gadis dengan cukup kencang, membuat perhatian Dominic teralih padanya.

Figurnya cukup identik dengan foto profil si gadis yang akan ia temui. Tapi tentunya ia takkan mau repot-repot untuk menepuk bahunya atau memanggil nama gadis itu-Carol. Toh, ia bisa saja salah.

16.50
Plang papan nama Starbucks sudah terlihat dan itu membuatnya semakin cepat melangkahkan kakinya ke sana. Tapi yang anehnya, gadis itu juga melangkahkan kakinya ke sana.

Mungkin saja itu Carol, tapi kemungkinan itu hanya sebesar lima puluh persen, dan Dominic bukanlah orang yang menyukai untuk melakukan sesuatu yang tidak pasti.

Di saat mereka berdua ada di depan pintu itu, secara bersamaan mereka mendorong pintu itu. Keduanya tampak kaget dan langsung saling menatap. Namun yang terlihat paling kaget adalah si gadis itu.

"Uhm...sori kalo gua kesannya SKSD sama lo. Tapi lo Dominic bukan sih? Anak arsitek dari UII?" Tanya gadis itu agak ragu.

"Iya, gua Dominic. Mending masuk dulu." Sarannya dan Carol menagangguk, "ladies first." Ujar Dominic sambil membukakan pintu untuknya.

Gadis itu tersenyum sebagai tanda terima kasih ataupun kagum kepada Dominic. Mereka lalu memilih meja kosong yang terletak agak ke pojok.

17.04
Kini mereka sudah duduk dan percakapan basa-basi dilontarkan keduanya. Suasananya cukup canggung terutama di sana agak sepi.

"Lo mau pesen apa?" Tanya Dominic dengan agak kaku. Bukan karena ia malu-malu atau apapun itu. Tapi karena memang sifatnya yang seperti itu.

"Gua mau Salted Caramel Mocha-nya deh yang grande." Sahut Carol sambil mengeluarkan dompetnya. Namun sebelum ia sempat memberikan uangnya kepada lelaki itu, ia malah kabur untuk mengantre di kasir.

Mungkin bisa nanti setelah ia kembali, pikir Carol sambil memegang uang lima puluh ribuan dan beberapa sepuluh ribuan.

Dominic lalu kembali ke meja mereka dengan selembar kertar struk belanja. Carol berniat untuk memberikan uangnya untuk mengantikan uang lelaki yang baru pertama kali ia temui.

Honey MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang