23 | hi

7.3K 411 15
                                    

Bab ini saya dedikasikan kepada daehwirules yang selalu vote paling pertama bersamaan dengan Gee_Queeny yang juga komennya selalu membuat saya terhura 😐

Also, makasih banyak gaiss, cerita ini tembus 10k [ 13/10/17 ]

Anyway, important shit down there [ meaning: jangan lupa baca author notesnya plis 🙁 ]

Saya ingin menjelaskan sesuatu agar
tidak terjadi kesalahpahaman,

Terima kasih, silahkan lanjut membaca.




⚠|| t y p o
⚠|| c u s s i n g
• • • • • • • •

08.20
Di jam-jam seperti ini, Carol biasanya baru selesai mandi dan hendak sarapan. Tapi satu chat bubble yang merayap di ponselnya hampir saja membuatnya tidak bisa tidur.

Matanya seakan-akan tidak bisa menutup dan kepalanya dipenuhi oleh bayangan-bayangan masa lalunya. Mungkin ia bisa mengatakkan kepada orang-orang, kalau ia sudah melupakan bajïngan itu, atau dia juga bisa ikutan, saat orang lain mengejeknya. Namun di hati terdalamnya, masih tersisa bekas sayatan dan darahnya belum juga nengering.

Dan kemarin malam, si bajïngan itu mengganggu ponsel serta ketenangan dirinya.

Hai
23.58

Berulang-ulang kali ia lirik satu kata itu tanpa membuka chat-nya. Entah sudah berapa lama, tapi gadis itu terus-terusan saja mengigit bibir bawahnya dengan wajah khawatir. Tangannya berkali-kali ia angkat untuk mengusap wajahnya.

"Udah lewat, udah lewat." Bisiknya pelan pada dirinya sendiri sambil memejamkan matanya. Berkali-kali ia membisikkan kata itu bagai sedang merapalkan mantra.

"Dek, tumben lo belom mandi. Sarapan udah siap." Ujar kakaknya yang entah sejak kapan sudah berdiri di ambang pintu kamarnya. Beruntung Carol sedang memunggungi kakaknya sehingga Ken tidak melihat wajahnya yangsuper berantakan.

"Eh, iya. Bentar lagi nih gua mandi. Kemaren gak bisa tidur gua." Jawabnya sambil mengambil handuk serta pakaiannya dan memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan mandi.

"Oke deh." Diam-diam Carol menghembuskan nafasnya lega saat melihat abangnya tidak curiga sedikitpun.

Abangnya sudah bisa ia singkirkan, sekarang tinggal menghilangkan kecurigaan dari pada pacarnya yang bahkan belum ia temui hari itu. Tapi Carol tahu pasti kalau lelaki itu bakal mencak-mencak padanya saat menetahui apa yang membuat gadis itu bertingkah aneh.

Ah, bagaimana caranya menghindari Dominic?

Dan sekarang, belum sampai semenit pikiran Carol dipenuhi oleh lelaki berstatus pacarnya itu, ponselnya dibombardir oleh ucapan manis dan selamat pagi darinya. Carol tersenyum kecut sambil melirik ponselnya.

Belum cukup sampai di sana, lelaki itu kini meneleponnya. Carol terlonjak kaget saat pinselnya berdering. Buru-buru ia mengangkat telepon dari pacarnya. Ia berdeham pelan sebelum mengucapkan salamnya.

"Halo, Daddy" Sapanya pelan, mengingat ia masih ada di dalam rumahnya.

"Hai, Sayang. Hari ini kamu ada kelas jam berapa? Kok chat aku gak dibales?" Dengan gugup, gadis itu menggaruk kepalanya.

Honey MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang