⚠|| t y p o
⚠|| c r i n g e y
⚠|| l o w k e y daddy kinks
• • • • • • • •15.15
"Tapi itu definis pelan-pelan gua. Kalo gak mau yaud-""Fine, kita bisa jadi temen. Tapi setelah kita pacaran nanti, gua mau lo panggil gua daddy dan lakukan semua perintah gua." Ujar Dominic arogan.
"Sinting ya, lo? Lo bukan bapak gua plis. Gua gak lahir dari sperma lo. Ngapain juga gua panggil lo daddy?" Carol melipat kedua tangannya di depan dada, membuat kedua gunung kembarnya nampak di balik kaos super besar bekas abangnya itu. Sejenak, Dominic teralihkan perhatiannya.
Saat mendapati arah pandangan lelaki itu Carol memindahkan tangannya dari sana ke atas pangkuannya. Namun pupil Dominic kembali mengikuti arah lengannya berada. Paha mulus dengan kulit yang nampak bersih dan kenyal itu sungguh menggoda tangan Dominic untuk menyentuhnya.
"Stop! Mesum banget sih lo?! Udah ah, pulang sana!" Seru gadis itu bertubi-tubi sembari menutupi tubuhnya di mana-mana. Lelaki itu menyeringai geli melihat kelakuan manis gadis itu -gadisnya.
"Iya, gua pulang dulu ya, Sayang. Nanti gua telepon, lo angkat ya." Ujar lelaki itu seraya memengakkan kembali punggunggnya namun teringat sesuatu dan ia kembali membungkukan tubuhnya dan mengecup dahi gadis yang ada di bawahnya.
"I-iya, iya, sono ah pulang. Gua mau kerjain um...tugas." Gadis itu tiba-tiba saja merasa kepalanya ringan dan jantungnya berdebar gila.
"Dadah." Pamit lelaki itu dengan penuh senyum sambil melambaikan tangannya dari Porsche hitamnya-mobilnya hari ini.
Dengan senyuman masam, Carol melambaikan tangannya membalas pamitan lelaki itu dengan perasaan kesal. Ia merasa seperti wanita bodoh murahannya yang mudah untuk dirayu dan langsung taat pada perintah lelaki itu. Astaga! Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya?
16.22
Carol menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran aneh itu dari otaknya dan beranjak untuk mengunci rumah karena hanya ada dirinya seorang dan sekarang sudah cukup sore untuk mandi.Seusai membersihkan tubuhnya gadis itu memilih pakaian tidur tangan buntung dan celana selutut berwarna hitam putih kesukaannya. Ia membuka kunci rumahnya, berjaga-jaga untuk ibu atau ayah atau kakaknya pulang.
Saat sedang asyik-asyiknya menonton sebuah acara di televisi, bel rumahnya berbunyi. Gadis itu segera membuka pintu untuk mendapati ternyata kakak lekakinya telah pulang.
Abangnya itu pulang dengan wajah murung yang sangat tidak enak untuk di lihat-sangat tidak cocok dengan wajah tampan yang sering tersenyum itu.
"Kok muka lo gitu? Kenapa?" Tanya Carol yang merasa terganggu dengan wajah abangnya itu.
Lelaki itu duduk di sofa dengan sembarangan. Ia merenggangkan badannya, berusaha untuk menghilangkan beban dan rasa pegal di tubuhnya.
"Lagi capek." Ken menghela nafasnya kasar, "terus, pacar gua ngambek." Ujarnya dengan sedih.
"Kok bisa? Lo ngapain?" Tanya adiknya dengan penuh kekhawatiran, pasalnya pacar Ken yang kali ini benar-benar mendapat restunya.
"Gua lupa sesuatu yang penting plus hari ini dia lagi peemes. Jadi kena deh gua." Jawabnya dengan senyuman kecut.
"Udah minta maaf belum? Udah so sweet so sweetan belum? Cewek paling seneng digituin loh apa lagi pas lagi pms." Saran Carol yang sudah duduk di sebelah abangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey Money
Romance● | completed [ 18-02-18 ] △ | 16+ △ | not edited △ | s̶e̶r̶i̶n̶g̶ ̶g̶o̶n̶t̶a̶-̶g̶a̶n̶t̶i̶ ̶c̶o̶v̶e̶r̶ "Panggil gua daddy dan turutin perintah gua, maka semua yang ada di dunia jadi milik lo." "Udah gila kali ya, lo?" • • • Carol, gadis itu tak pern...