40 | epilog

12K 282 4
                                    

Surpries ahaha


⚠️|| t y p o
• • • • • • • •

Sembilan hari setelah Dominic keluar dari rumah sakit,

09.03
"Apa yang bisa anda katakan untuk membela diri anda sendiri?" Tanya sang hakim dari meja tingginya kepada seorang lelaki muda yang tengah duduk di tengah-tengah ruangan itu dengan pakaian oranye-nya.

"Saya cuma bajingan yang gak pantas hidup. Hukum aja seberat mungkin." Ujar lelaki muda yang wajahnya dipenuhi oleh lebam sana-sini dan darah yang nampak mengering.

Itu adalah Martin. Semenjak Dominic keluar dari rumah sakit, polisi membawanya ke penjara dan ia telah berada di sana selama seminggu lebih. Dan itu merupakan pengalaman yang tak dapat terlupakan. Lukaslah yang menjaminnya demikian.

Orang-orang satu sel-nya adalah preman-preman bengis dengan tubuh yang jauh lebih besar dari padanya. Para polisi di sana pun juga tak mengerti apa itu artinya ampun. Siang malam ia menderita sampai akhirnya hari ini datang.

Ia rasanya ingin mati saja. Harga dirinya sebagai lelaki telah hancur saat ia mempelajari tentang keadaan yang sebenarnya. Tentang Dominic memang anak kandung Markus, tentang Felix yang menusuknya dari belakang, serta tentang ayahnya yang lari entah kemana—pengecut itu bahkan tidak pantas untuk mendapat panggilan ayah.

Ruangan itu terasa berisik dengan komentar dari banyak orang di sana, tapi ia sudah tak peduli lagi. Kalau sudah hancur apalah yang bisa ia pertahankan, ya hancurkan saja seluruhnya—barang kali ia bisa menemukan kedamaian di tengah hukumannya itu.

• • •

Universitas Indonesia Indah,

12.25
"Weh! Lo tahu gak si yang namanya Felix jurusan fa—"

"Udah gila kali ya lo? Ya tahu lah gua! Keren banget si tuh orang. Kalo gak ada dia gak tahu lagi deh jadinya nasib si Carol."

"Tunggu, tunggu, maksud lo Carol pacarnya Dominic yang jurusan Arsitektur, yang temennya Leo?"

"Hooh, tapi juga ya...bukannya si Martin itu temenan sama si Dominic?"

"Nah, makanya ati-ati tuh kalo temenan, entar malah jeruk makan jeruk lagi!"

Beberapa Mahasiswi terlihat sedang berkumpul dan mengobrol dengan asyik di kantin kampus yang juga tengah ramai saat itu.

Semenjak adanya berita tentang penangkapan seorang mahasiswa UII karena tindakkan kekerasan, mayoritas dari mereka berusaha untuk menguak kasus tersebut. Selama seminggu lebih ini Carol tengah merasa jadi artis karena terus dikejar oleh para manusia-manusia yang haus akan berita.

Kalau Dominic sih...memang ada yang berani untuk bertanya padanya? Paling hanya Leo dan Arief, tuh.

"Sayang, kok bengong aja. Nanti nasi gorengnya keburu dingin." Tegur Dominic halus namun masih terdengar tegas di saat yang bersamaan.

Saat tahu dirinya diperhatikan oleh kekasihnya seperti itu, ia malah jadi gelagapan dan salah tingkah, "a-ah, i-iya Daddy." Bisiknya dan mulai menyendoki nasi goreng ke mulutnya.

Sejujurnya orang-orang yang ada di sana senang sekali menatap mereka tanpa alasan yang Carol ketahui, tapi Dominic pikir itu hanyalah semata-mata karena insiden itu.

Honey MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang