02 | jangan makan sambil ngomong

22.1K 868 2
                                    

⚠|| t y p o
|| L o w k e y daddy kinks
• • • • • • • • •

19.26
"Satu fish and chips, satu baked tomato pasta. Minumnya ice lemon tea dan coke ya." Ujar pelayan laki-laki itu sambil meletakan satu-satu sajian makanan yang mereka pesan.

"Iya, makasih." Carol tersenyum kembali kepada pelayan lelaki dengan wajah manis itu.

"Kembali." Pelayan itu mengedipkan mata kirinya genit. Carol tertawa kecil. Namun sepertinya Dominic kurang-tidak-menyukai pelayan itu. Atau mungkin Dominic tidak menyukai kontak antara keduanya.

"Kenapa?" Tanya Carol. Menghabiskan waktu beberapa lama dengan lelaki ini membuatnya melihat sifat darinya. Beberapa dari sifatnya itu berhasil membuatnya kebingungan.

"Gak papa." Dahi Carol mengerut samar dan ia menggidikkan bahunya pelan.

"Lo sering ke sini ya?" Tanya gadis berambut hitam berkilau sebahu itu sambil menatap sekitarnya dengan pandangan kagum. Namun tangannya tidak berhenti untuk memotong dory filletnya.

"Iya." Jawab Dominic dengan kaku dan Carol mengangguk-angguk. Suasana di antara mereka kembali canggung, terutama ketika mata Dominic selalu menatapnya.

"Carol, duduknya yang tegak!" Perintah Dominic dengan tegas dan secara refleks gadis itu langsung duduk dengan tegak.

"Makannya yang rapi!" Perintahnya lagi. Baru beberapa jam kenal tapi lelaki itu bertindak seolah-olah mereka sudah saling mengenal selama bertahun-tahun.

"Oh ywa, lwo kwenwapwa ambil jwuwruswan arsw-" Belum sempat gadis itu menyelesaikan kalimatnya yang berantakan karena makanan di mulutnya, mata tajam Dominic menghentikannya segera.

Buru-buru Carol menelan makanannya namun malah berakhir tragis. Ia malah tersedak dan mengalami kesulitan bernafas. Dengan sigap lelaki itu menyodorkan minumannya. Carol meraih minuman itu dan menelannya.

"Ah gila, makasi-"

"Jangan makan sambil ngomong!" Astaga, lelaki itu benar-benar deh. Baru pertama kali ketemu masa sudah seperti ini? Namun Carol yang penurut itu hanya bisa mengangguk.

Selama acara makan itu berlangsung, Carol merasa seperti anak kecil yang memiliki orang tua yang super perfectionist. Cukup mengerikan baginya yang sembrono dan ceroboh.

19.52
Mata Carol terbelalak melihat jam di ponselnya, "Hah? Gila udah jam segini--."

"Ayo gua anter." Potong Dominic cepat dan bahkan sebelum Carol berhasil menolak, Dominic sudah terlebih dahulu menarik tangannya dan pergi menuju ke parkiran mobil setelah membayar.

Carol pikir ia bisa membayar hutangnya tadi saat di starbucks tapi tampaknya hutanganya malah beranak. Mungkin lain kali.

"Um, gua jadi merasa gak enak loh. Lo kenapa baik banget sih?" Ujar Carol dengan perasaan bersalah namun lelaki kaku itu malah tertawa kecil. Astaga, berkat Tuhan tercurah deras padanya di hari itu.

"Kan udah gua bilang, biar first impression lo ke gua bagus gitu." Jawabnya sambil tersenyum ke arah gadis itu sejenak sebelum kembali fokus pada jalanan di depan mereka.

"Ohh, jadi nanti kalo misalnya udah ketemu yang kedua, ketiga, keempat kali udah gak kayak gini lagi nih?" Tanya Carol dengan bercanda. Namun sepertinya lelaki itu lagi-lagi tidak menangkap sinyal tersebut.

"Bukan begitu maksudnya. Gua pengen bikin lo terkesan sama gua." Sahutnya serius. Carol langsung membungkam bibirnya rapat. Apa maksudnya itu? Pikirnya.

Honey MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang