Chapter3

87 9 1
                                    

Hari ke3.
Mulai bersahabat.

◇◆◇

Lagi dan lagi.
Farrel dihukum karena tingkahnya. Dia bertengkar dengan kaka kelas9.

Aku mengobati lukanya.
Jika tidak teringat pesan tante Dina. Gak akan gue obatin. Batinku.

"Lo perhatian juga ya." Kata Farrel.

Aku menghiraukan kata katanya dan membereskan kotak P3K.

"Ekhem!" Sindir Farah yang tiba tiba masuk UKS.

"Batuk? Kebetulan gue masih punya OBH." Kataku membalas Farah. Seraya keluar UKS.

Aku bertabrakan dengan Arka.

"Maaf." Kataku.

"It's Okay." Kata Arka sambil mengajakku ke lapangan.

"Hmm..gue cape jadi ketua OSIS, gue jadi gak bisa fokus belajar,
Ri."-Arka

"Ka, hidup itu pasti penuh ujian.
Tapi semua itu harus bisa kita lewatin. Hidup itu awalnya selalu pahit. Tapi kelak pasti akan manis(;" kataku.

Arka hanya tersenyum mendengar perkataanku.

"Kata kata lo buat hati gue tenang. Gue ngerasa nemuin jawabannya deh."-Arka

Aku balas memberi senyum pada Arka lantas pergi ke kelas.

....

"Gue pulang duluan ya, ri." Kata Raisya.

Aku hanya mengangguk pelan.

Ku perhatikan Farrel. Dia tertunduk lemas di bangkunya.

"Ada masalah?" Kataku menghampirinya.

Farrel menyodorkan surat peringatan ke3 dari kepala sekolah. Akibat ulahnya yang sering dilakukannya.

"Hmm..denger ya. Semuanya masih bisa di perbaikin. Kalo lo mau berubah? Ini gak akan jadi masalah." Kataku sambil memegang surat peringatannya.

"Ikut gue." Kataku lagi.

Aku mengajaknya ke perpustakaan. Kebetulan Farah yang memegang kunci perpustakaan,jadi aku bisa kesana.

"Besok ada ujian biologi. Lo cari buku paket biologi kelasVII di rak ke4."kataku.

Bruk!

Farrel meletakkan setumpuk buku biologi di meja perpus padaku.

"Sub-bab apa yang lo bingung?" Tanyaku.

"Semua." Jawab Farrel dengan entengnya.

Aku menepak jidatku. Sabar. Batinku.

Aku menuliskan rangkuman biologi materi yang diulangankan besok. Seraya memberikannya pada Farrel.

"Lo apalin ini. Gue tungguin sampe lo hafal." Kataku sambil melihat arloji yang sudah menunjukkan pukul 15.30

Pukul 16.10
Farrel hanya sanggup menghafal setengahnya.

Aku mengacungkan jempol pada Farrel. "Hebat! Semangat ya(;" seraya membereskan buku-ku.

"Nih cewek ceria amat." Kata Farrel.

"Ceria itu sehat." Kataku sambil terkekeh pelan.

"Lo nyuruh gue belajar. Emang lo udah?"

"Hmm..waktu lo ngapalin gue juga ngapalin. Jadi lo selesai setengahnya gue juga(;" kataku

Dia hanya mendengar perkataanku lalu pergi dari perpus.

"Yuk, Far?" Kataku mengajak Farah pulang.

"Nungguin lo, sampe ngantuk tau gak!" Gerutu Farah kesal.

Aku hanya memamerkan gigi putihku pada Farah.

Waktu lo belajar. Gue juga belajar. Jadi pas lo selesai setengahnya gue juga.
Kata kata itu masih terngiang ditelinga Farrel.

Di rumah,Farrel langsung membuka rangkuman yang ku berikan tadi.

Ibunya memperhatikan dan hanya tersenyum, dia pun melihat Farrel menuliskan nama "Mentari" lalu menempelnya di tembok kamarnya.

***

Mentari Pagi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang