Chapter13

50 5 6
                                    


Aku bercermin.
Menatap wajahku sendiri.
Ku perhatikan kantung mataku semakin mirip panda.

Mungkin karena menangis terus? Tapi gak juga sih. Ahh udah lah.
Batinku gak jelas:v

"Kurang tidur!"

"Oh pantes tuh mata kek apaan,cqcqq" Balas Farah padaku.

"Lagian lo mikirin paan si ri?"

"Siapa lagi,sya." Kataku pada Raisya.

"Hm..peka ko. Tapi saran gue gausah deh lo mikirin dia mulu-"

"Kan masih ada Farrel. Ya ga ya ga? Cqcqq." Sambar Farah memotong bicara Raisya.

"Ihh, tapi gue gak suka Farrel!"

"Back to the topic,please!?"  Kata Dafon tiba tiba di tengah pembicaraan kami.

"Sok inggris lu ihh!?"-Farah.

"Masbod."

"Udah ah, ini kerpok apa ruang debat?" Kata Raisya melerai.

"Ruang debat!!" Kata Dafon dan Farah bersaaman.

"Ekhemm,cqcqq" kataku pada mereka berdua.

"Napa ri? Cemburu?!" Sambar Raisya.

"Ihh amitt guaa! Mendingan sama koala sumpah daripada sama tu anak!? Cqcq" balasku sambil terkekeh pelan.

"Apa? Amin?" Tutur Dafon.

"Aminn(;" Diikut sertakan Raisya dan Farah.

Aku hanya memasang muka kesal. Lalu menutup buku seraya keluar dari kamar belajar.

**

Farrel.

Aku tanpa sadar telah melipat origami  menjadi seekor burung mainan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tanpa sadar telah melipat origami  menjadi seekor burung mainan.

Terlintas ide di benakku untuk menuliskan sebuah kata pada sayap sayap burung itu.

Sayap kanan,

"Cinta itu bagaikan hujan.
Tiba tiba datang,tanpa satu orangpun tau".

Sayap kiri,

"Dan mungkin aku merasa Cinta, sehingga aku bisa menuliskan semua ini(;".

Pada bagian badan burung ku tuliskan,

To; Mentari Pagi(;

Wuzzshhhh...

Ku lempar jauh jauh origami burung itu. Berharap Mentari dapat menerimanya.

Kalo Mentari jodoh gue. Kapan pun waktunya, origami itu bakal sampe di tangannya.

Dan kalo Mentari bukan jodoh gue. Berarti sebaliknya yang bakal terjadi.

Batinku sambil masih menatap origami yang terus terbang tak tentu arah.

**

"Kerpok beres!" Ujarku.

"Yo, dan gua mau balik!" Sambar Farah.

"Gue main sini dulu boleh kan?"
Tambah Dafon.

"Aelah ngapain lu fon? Curiga gue. Cqcqq" Tukas Raisya.

"Gua nunggu jemputan, salah?!" Balas Dafon cepat seraya menjulurkan lidahnya pada Raisya.

"Iuhh:v"  Kataku.

"Gue balik ri, byee(;"-Raisya.

"Okk byee, ti ati yaa"

"Ngapain kita?" Tanya Dafon setelah itu.

"Kalo gue sih mau ngelukis(;"

"Ikutan deh,"

Aku mengiyakan sambil memberikan kanvas berukuran 25×30 , cat air, kuas, juga pallet. Pada Dafon.

"Eh?"

Spontan aku mengurungkan niat untuk menggoreskan secerca tinta cat pada kanvas.

"Ya?"

"Gue gak bisa ngelukis kuy" Dengan muka polosnya Dafon berkata begitu.

"Idihh? Lucu."

"Ajarinn, pleasee(;" Pinta Dafon dengan wajah memelas.

"Kita mulai dari lukisan sederhana dulu ya? Paling mudah itu kita melukis abstrak......" Kataku mulai menjelaskan.

"Tidak jelas tapi punya arti?" Katanya menyimak.

Aku mengangguk tanda 'iya'.

"Coba pikirin satu hal. Coba aja asal coret coret gak jelas. Yang penting kamu fokus sama imajinasi kamu. Pasti hasilnya bakal punya arti." Terangku lagi.

"Masa sih?" Tanyanya seakan tidak percaya.

"Iyaa Dafonn!??!"

15 menit berlalu:v

Seperti kebiasaanku.
Aku selalu bangga akan karya lukisanku. Dan yang sekarang aku buat adalah--

"Amazinggg kuyyy!!!!" Pekiknya dengan mimik muka senang.#SenengApaGila?:v

Aku melirik lukisannya,

"Aku ngerti deh kek nya lo bikin apa."

"Apa?"

"Hutan kan?"

"Iyaa, lo ko bisa tau?"

"Gatau juga sih..hehe. Aku cuma ngerasa masuk ke imajinasi kam aja..cqcqq"#Hah?:v
Kataku seraya terkekeh.

"Ciaa jangan jangan--"

"Lo dijemput."

"Hm..kurang asem lu. Byee!"

"Byee,sampein salam gue ke Om Bowo ya." Kataku pada Dafon.

***

Di Chapter13 ini ada kata" (Abstrak) ya kan?:v.

Mau sekalian promosi juga:v
Baca+Vomment juga cerita aku yg judulnya "Abstrak" yaa.

Nnti pasti aku Vomment balik ko.

Moga suka yaa.. Makasih(;




Mentari Pagi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang