Chapter4

78 9 0
                                    

Hari ke4

◇◆◇

Ulangan Biologi.

Pak Budi terus memperhatikan Farrel. Pandangannya tak sedetikpun lepas dari Farrel.

Karena kebiasaan Farrel selalu mencontek diwaktu ulangan Biologi. Itulah sebabnya.

"Kumpulkan!" Perintah Pak Budi.

Semua murid langsung mengumpulkannya termasuk aku dan Farrel.

"Farrel, kemari."-Pak Budi.

"Nilai mu 80, ini spektakuler!" Kata pak Budi.
"Kamu ikut bimbel apa?" Lanjutnya.

"Tidak pak, saya hanya termotifasi dari Mentari. Dia yang mengajarkan saya,semuanya." Jelas Farrel.

Pak Budi memanggilku. Aku lantas maju. Dan menghampiri meja Pak Budi.

"Apa benar kamu yang mengajarkan semuanya pada Farrel?"

"Iya, benar pak."-kataku.

Pak Budi mengacungkan jempol untukku dan Farrel.

"Asal kamu tau,Mentari. Nilai UH. Biologi Farrel biasanya 40,50. Dan ini 80 berkat kamu?.. hebat." Puji nya padaku.

"Trimakasih pak, tapi saya hanya ingin merubah sikap Farrel saja. Dan membangun nama baik kelas 8C." Kataku.

"Bapak suka sikap kamu. Dan bapak beri kepercayaan lebih pada kamu untuk menjabat sebagai ketua club ekskul yang kamu ikuti." Tuturnya.

Aku terkejut mendengar semua perkataannya.

"Bapak serius?" Kataku tidak percaya.

Pak Budi hanya menganggukan kepalanya.

....

Ini adalah hari yang istimewa(;

Aku menuliskannya pada Diary hitamku. Lalu memikirkan kejadian tadi.

Melihat layar ponsel.

Farrel; ketemuan yuk.

Mentari; yuk, dimana?

Farrel; Caffe deket rumah gue.

Read.

Aku langsung menghadap cermin. Menyisir rambutku, lalu memakai sweater wol pink dan blue jeans. Handphone ku masukan dalam kantong blue jeans.

"Mah, mentari keluar dulu ya!"
Tuturku.

Tidak ada yang menyaut. Namun aku sudah berlalu pergi.

Caffe.

"Eh, ibu gue minta gue pindah sekolah."

"Loh, kenapa rel?"

"Ya soalnya ibu gue harus pengobatan ke singapore."
"Menurut lo gimana?" Lanjutnya lagi.

"Saran gue. Kalo emang lo tetep mau sekolah disini. Lo bilang lah ke ibu lo. Tapi lo juga harus buktiin kalo lo pantes sekolah disini, dengan nilai lo yang bagus. Nilai tadi bisa jadi bukti pertama kemajuan lo." Tuturku

"Bagi gue. Lo itu Mentari Pagi."

"Mentari pagi?"

"Karena disaat hidup gue terasa malam, lo datang sebagai pagi." Kata Farrel.#eaa.

Aku hanya tersenyum dengan perkataannya.

Aku melihat ke meja no.04
Arka? Dengan siapa dia?

Aku melihat Arka sedang mengobrol dengan seorang perempuan. Rambutnya terurai panjang. Dia mengenakan kaos pendek dan celana jeans pendek dengan jaket yang diikatkan di pinggangnya.

Cantik sekali. Batinku.

Apa itu pacarnya? Tapi katanya Arka itu anti cewek? Batinku lagi.

Banyak pertanyaan di benakku

Aku berniat menanyakannya pada Dofan. Tapi mana mungkin dia akan memberi tau semuanya.

Gue bakalan cari tau. Batinku lagi dan lagi.

....

Aku menatap jam di ponselku.
Pukul 17.00

"Gue pulang dulu ya?" Tukasku.

"Ya, ga perlu gue anterin kan?"

"Gak, gue punya kaki bisa pulang sendiri!" Balasku kesal.

"Ya baguslah" jawabnya santai.

Aku berlalu pergi.

Di jalan aku masih kesal dengan perkataannya.

"Gr banget sih tuh anak!"
"Siapa juga yang mau dianter pulang sama dia?! Najongg"

Aku berkata sendirian yang mungkin jika ada yang lihat. Sebagian akan bertanggapan aku gila?#amitAmit;v

***

Mentari Pagi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang