Chapter20

37 4 2
                                    

Kadang,
Kita perlu hiburan untuk
Melupakan Rindu
Yang masih membekas.
__

Aku memetik harumnya bunga matahari di taman.

Bryan dengan spontan merebutnya. Lalu memakaikannya padaku.

"Lucu" Katanya sambil memperhatikan gerak mataku.

Dari jauh, seperti ada seseorang yang memata mataiku dan Bryan.

Semakin mendekat.

Ku mundurkan beberapa langkah kaki kebelakang. Tepatnya ke belakang Bryan.

Dia lelaki yang mengaku sebagai Anton. Dengan tatapan tajam, tetapi menyimpan 1000 misteri.

"Mentari Pagi." Panggilan itu. Tiba tiba dia mengeluarkannya lagi.

'Dia pasti Farrel'

"Lo F-farrel kan?" Tanya Bryan mengawali.

Tatapannya masih sama. Tajam dan tak pernah teralih.

"Penampilan lo yang beda, gak bakal bisa buat gue gak tau kalo lo itu Farrel." Jelas Bryan dengan panjang seraya balik menatap Farrel.

"Gue mesti ngomong sama lo!" Tuturnya.

"Disini bisa?" Kataku mulai bicara. Kakiku bergetar. Takut apa yang akan dikatakan Farrel.

"Lo itu adek gue." Dengan mudah dan tepat pada sasaran. Farrel bicara itu secara terang terangan pada Bryan.

"Hah?! Lo becanda kan?"

"Kita beda ibu. Tapi kita satu ayah. Kita ini kakak adek, gue kakak lo dan lo adek gue. Gue pindah sekolah dan ngelakuin semua skenario palsu ini, demi lo dek. Gue tau lo juga suka sama Mentari. Jadi lebih baik gue mundur, dan relain dia buat lo."

Kata kata yang sangat bermakna. Dengan dalam dan tulus Farrel berkata demikian. Matanya mulai berkaca kaca. Mungkin jika dia bukan lelaki, dia akan menangis saat ini juga.

Bryan diam seribu kata. Tak mampu tuk berkomentar akan cerita Farrel.

'Gue sayang sama lo rel.'
Aku hanya bisa berkata dalam hati. Hanya bisa terkurung dengan alur cerita yang ku tak suka.

Tatapannya beralih padaku dan mendadak menjadi tatapan yang setenang air pantai.

Dia menghapus air mata yang mulai jatuh dari pelupuk mata ini.

"R-rel." Dengan nada sengguk. Berusaha ku memanggil namanya.

Dia hanya bisa menggelengkan kepala. Mengisyaratkan sesuatu.

'Aku Rindu'

Ku rogoh saku celana blue jeans bermotif sobek ini. Berusaha mencari sesuatu. Hingga akhirnya didapati.

Tangan mungilku menggenggam origami burung yang diberikannya, satu tahun lalu.

"Lo masih simpen?"

"Selalu."

"Gue sa--"

Langkahnya melaju lebih cepat kearah taxi yang tiba tiba menghampiri. Katakatanya terpotong.

'Sampai kapanpun. Kenangan darimu kan slalu ku simpan(:'

Entah kenapa, ini kurasa lebih baik. Setelah mendengar pengakuan dari Farrel. Walau perempuan kemarin masih ku ingat jelas wajahnya.

Semuanya memang belum jelas. Tapi setidaknya sedikit demi sedikit rahasia kan terkuak.

**

Ku buka kesekian lembaran buku Diary ini.

Dengan reflex dan mudahnya tinta bolpoin ini digoreskan pada sehalaman kertas.

Hai Rindu.
Apa kamu tau?
Jikalau aku sedang merasakan kehadiranmu.

Hai Rindu.
Apa kamu juga tau?
Karena kamulah, aku tidak pernah melupakannya.

Hai Rindu.
Bisakah kamu membantuku,
Untuk menyatukan 2 hati yang terpisahkan ini?

Rindu,
Tiap malam ragaku slalu gundah.
Karena semua ini.
Kuharap, semua ini kan berubah menjadi kebahagiaan.

09.2017-

Angin berhembus pelan. Membuat lembaran Diary itu tertutup dengan sendirinya.

Otot leher yang terasa kaku ini, ku sandarkan pada bantal empuk. Tanganku menyibak rambut ikal kecoklatan ini lalu mengikatnya,walau tidak terlalu rapih.

Mataku mulai menutup karena kantuk.

'Laporan fisika!?'  Batinku.

Sontak mataku melotot dengan tajam, mencari cari laptop yang entah keberadaannya dimana.

"Mentari, ini laptop kamu?" Suara yang tak asing bagiku. Lembut dan setenang ombak disaat surut. Ya! Dia ibuku.

"Eh iya bu, untung ibu ngasih tau." Tanpa sadar lengkungan senyum ini terpulas lagi di bibir merah muda milikku.

Aku mengelus dada dan menarik nafas lega.

'Untung filenya masih kesimpen(:'
Batinku puas untuk kesekian kalinya.

"Sya, gue nitip ng-print file laporan ipa ya(;" tanpa basa basi dan langsung pada topik, aku menelponnya dengan perkataan itu.

"Iyaa sipp"

"Makasih(;"

-tuttt..

Mengatur posisi tidur senyaman mungkin. Akhirnya mata ini dapat terpejam dengan nyenyak.

***

Vomment yaa?
Boleh juga kasih saran kok(;

Mentari Pagi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang