Chapter12

45 6 4
                                    


Ku suka dirinya..
Mungkin aku sayang.
Namun,
Apakah mungkin..
Kau menjadi milikku?(';

(Vierra-)

◇◆◇

Semakin hari, semakin lama.
Perasaan ku terhadap Bryan,
Kian mulai tumbuh.

Mungkin aku menyukainya? Batinku.

"Woii! Ngelamun aja ri?"

"E-eh iya?" Kataku yang sempat kaget.

"Dasar gak konek lo ri!?"

"Hehe sorry." Ucapku pada lelaki yang sedang berada di hadapanku sekarang. Dafon.

Aku melirik bangku di sebelahku. Ya itu bangku Farrel.
Pagi ini aku tidak melihat batang hidungnya. Entah kemana dia.
Aku jadi sedikit khawatir.

"Ri, hari ini Farrel gak masuk katanya sih ada acara keluarga."
Tutur Arka tiba tiba. Yang seolah mengerti apa yang ku pikirkan.

"Ok," kataku singkat.

Suasana sekolah nampak membosankan. Hari ini memang sekolah bebas. Guru guru semuanya rapat membahas pembentukan ekskul baru.
Aku hanya bisa menatap sekeliling kelas yang kosong,sepi.
Murid murid mungkin menjadikan kantin sebagai incarannya. Aku sendiri.

Kringg..

Message from Bryan.

"Pasti free class yy?"

"Iyy. Lo tau dr mn?"

"Dari matamu(;"

"Gue serius!"

"Galak amat mba)';"

"To the point aj deh, gua lg mls"

"Hm..ok ok, gue mau ngomongin hal yg penting soal Rainy, bisa? Di taman sklh lo skrg"

Read.

"Sejak kejadian waktu itu. Aku jadi males nanggepin Bryan." Kataku pada Raisya yang kini tengah menghapiriku.

"Gue ngerti ko,sabar ya(;"

"Selalu! Udah ya gue mau ke sana dulu bentar" balasku seraya menunjuk taman sekolah.

Raisya hanya mengedipkan sebelah matanya tanda setuju.

**

"Apa?" Kataku setelah sampai di taman.

"Btw, lo kenapa sih ri? Sikap lo belakangan ini aneh!"

"Gue gapapa."

"Hm..ok deh kita bahas hal lain aja."

"Ya."

"Bentar." Ucapnya kemudian seraya mengecek notif di handpone nya.

Sekilas aku melihat nama Rainy. Dan nampaknya Bryan senyum senyum sendiri.

Aku berniat untuk pergi dari taman. Dan menuju perpus.

"Tunggu!" Cegah Bryan sambil memegang tanganku.

"Ihh! Lepasin! Kalo lo gamau ngomong apa apa dan malah asyik chat sama Rainy. Mending gausah minta gue ke sini! Ngabisin waktu gue aja deh!?" Kataku dengan panjang. Dengan nada kesal.

"Siapa sih Rainy!?" Kataku mulai penasaran sambil masih menunjukkan muka kesal.

"Iya gue jelasin!"

"Apa, cepet!" Sentakku.

"Lo kenapa sih? Asal lo tau ya Rainy itu mantan gue. Kalo lo mau tau! Dan gue ngerasa masih nyaman sama dia! Awalnya gue kira lo bisa gantiin posisi dia di hati gue. Ternyata gue salah! Lo itu gak akan seperhatian Rainy. Ya walaupun Rainy udah punya doi lagi. Dan lo kenapa sih? Sikap lo ke gue sekarang!?" #Eaaav:

"Gue sadar gue bukan siapa siapa lo!!"#Eaaa:v#2

Aku mempercepat langkah. Menaiki anak tangga sambil sedikit berlari, menju perpus.

"Bruk!" Aku tertunduk di meja kecil dalam perpus.

Menempelkan lengan pada kantung mata, untuk menghapus bekas air mata.

"Lo kenapa?"

Tanpa tahu itu siapa aku langsung bersandar di bahunya sambil masih terisak.

Dia mengelus rambutku. Aku merasa tenang.

"Mentari pagi?"

Aku kenal suara itu,

Ku lihat wajahnya dan benar itu Farrel.

Aku mencoba melukis senyum di hadapannya dan segera duduk seperti biasa tidak bersandar padanya lagi.

Aku melihat BBM,

PM,

Rainy: " Masih juga(;"      -06.14

Bryan: "Masih suka kamu(;"
                                             -06.04

Seperti sungai. Rasanya air mata ini ingin terus mengalir. Tapi aku berusaha menahannya.

Dear Bryan,

Kau,

Pernah menjadi..
Menjadi miliknya.
Namun,
Salahkah aku?
Bila ku pendam rasa ini♥

***

Mentari Pagi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang