Chapter18

42 4 1
                                    


Tekadku bulat.

'Aku harus tau. Kemaren itu Farrel atau bukan'

Dan--

Bukk..

Seseorang menabrakku yang sedang melangkahkan kaki tanpa memfokuskan pandangan. Alhasil, laporan dokumentasi fisika-ku berserakan di trotoar jalan.

"Jalan ati ati dong!" Sentakku seraya membereskan semua yang berserakan.

"Situ yang jalan gak pake mata!" Ketusnya tidak kalah set.

'Suara itu'

Perlahan aku mengangkat dagu-yang berusaha melihat kearahnya.

Melonjak. Aku terpaku dengan yang kedua kalinya.

"Farrel!?"

"F-fa-rrel siapa?" Kata katanya gugup. Seakan pura pura tidak tau. Matanya berusaha teralih dari pandanganku.

"Lo pura pura kan!"

"Gue serius. Dan lo siapa?" Dia berusaha membuatku tidak curiga akan tingkahnya.

"Gue Mentari." Mataku mulai berkaca kaca. Entah kenapa, entah apa rasa ini. Aku rasanya ingin meluapkan rasa rindu ini.

Tatapan matanya. Seakan merasakan hal yang sama tentang ini.

"Mentari pa--" Kata itu terlontar dari bibir nya dengan suara yang lembut.

Aku semakin ingin menangis. Berusaha ku tahan.

'Ayo lanjutkan!' Batinku akan apa yang ingin diucapkannya barusan.

Tatapanku semakin menjadi jadi. Gerak gerik bibirnya membuatku semakin penasaran.

"M-maksud gue. Disini panas jadi mending kita ngobrol disitu aja."
Dia mengelak. Aku tau pasti.

Logika berkata dia bukan Farrel. Namun hati berkata dia Farrel. Sejauh ini aku selalu mengikuti kata hati. Karena logika itu hanya berfikir singkat soal cinta.

"Gue A-anton." Lanjutnya.

"Lo itu Farrel! Gak mungkin dalam waktu 1 taun lo pergi. Dan lo lupa semuanya!"

"Lo tuh ngomong apa sih?"

Air mata jatuh begitu mudah dari pelupuk mata ini. Seakan tidak percaya dengan kenyataan.
Berusaha mengumpulkan bukti yang ada. Bahwa dia itu Farrel.

Masih ku coba untuk tetap tegar dengan situasi ini.

Seorang perempuan datang. Dia cantik. Rambutnya dibiarkan terurai. Dress biru yang dikenakannya membuatnya makin memesona.

Lelaki yang mengaku dirinya Anton. Spontan menarik tangan wanita itu.

"I-ini pacar gue ri," Mudahnya kata kata itu terlontar dari mulutnya. Perempuan itu diam tanpa tanggap.

Pelarian. Itu yang ku lakukan kini. Tak peduli dengan berkas laporan fisika yang masih nampak jelas belum ku bereskan di jalan tadi. Dan bagaimana akan tekadku mencari tau semua tentangnya. Bagiku semuanya sudah jelas.

Ketika air mata tak cukup mengisyaratkan rasa rindu.
Mungkin pelarian akan lebih mengartikan rasanya disakiti.

**

"Tadi maksud lo apa?" Perempuan itu dengan tatap heran mengajukan tanyanya pada Anton.

"Gak, sorry. Tadi gue terpaksa lakuin itu."

**

Wajahku diguyur air hujan yang begitu deras. Tak kunjung reda walau aku terus berusaha.

Tatkala langit seakan mengerti akan apa yang aku alami. Hujan sungguh datang. Di tengahnya hari yang mulai gelap.

"Mentari?" Tanya seseorang.

"Bryan?" Kataku balik bertanya.

"Kamu kenapa?"

Bryan duduk disampingku. Sedikit mendekat.

Aku menunduk dalam kesedihan. Rasanya butuh tempat bersandar.

Bryan memukulkan pelan bahunya padaku mengartikan sebuah kata.

Mataku seakan terpejam. Berusaha melupakan angan angan tentangnya dalam sandarannya.

Kemarin, kau ubah..
Benci jadi Cinta.
Sekarang, berubah..
Cinta jadi kecewa

Mencoba menyuratkan makna dari lagu itu. Aku memikirkannya.

History chat-ku dengan Farrel. Awal aku kenal dengannya. Dulu aku sangat membenci Farrel. Tapi sampai suatu saat dia bisa merubah rasa itu menjadi Cinta.
Tapi apa yang barusan ku lihat? Hmm. Sudahlah mungkin kali ini hati salah memperkirakan. Aku memutuskan mengikuti logika. Yang percaya dengan mudahnya. Berusaha percaya tepatnya. Bahwa dia Anton bukan Farrel.

Jika diingat lagi. Penampilannya tadi memang sangat berbeda. Nampaknya juga dia sudah sembuh sekarang. Dia lebih mengurus dirinya sekarang.

Bagaimanapun dia sekarang,
Aku masih akan tetap sama.
Yaitu menunggu semuanya benar benar jelas.

***

Chapter semakin kesini,
Lebih nyeritain Farrel, Dafon,Mentari.
Tapi nanti pasti kok, dimunculin lagi tokoh yang dulu. Jangan bosen baca setiap alurnya ya.
Moga suka(:
Vomment?

Oh ya,
Makasih buat rosyaidabcd yang udah bantu bikin cover baru di cerita ini. Makasih yaa(;


Mentari Pagi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang