Chapter5

84 7 4
                                    

Diri Farrel.

◇◆◇

"Heh! Lo udah bikin gue babak belur kek gini! Tanggung jawab lo!" Tutur Farrel tiba tiba pada Arka di lapangan yang hampir menggemparkan satu sekolah.

"Woii lo ngelindur?"
"Gue gak tau apa apa bro!"
"Gue baru aja keluar dari rapat OSIS!" Balas Arka yang terkejut.

Aku menghampiri Farrel.
Berusaha menenangkannya, tapi aku yang justru terkena tamparan Farrel yang tadinya ditujukan pada Arka.

"Woii! Lo juga siapa? Gue gak pernah kenal sama lo!" Bentak Farrel padaku.

Jika dibilang ingin menangis. Aku pasti menangis. Tapi aku tau jelas kalau Farrel memang punya dua kepribadian. Ini dikarenakan kepergian ayahnya saat dia masih kecil. Seperti yang lalu tante Dina katakan padaku.

Farrel pingsan seketika. Semua siswa makin gempar. Panik harus berbuat apa.

Aku dan Arka langsung membawa Farrel ke UKS.
Disana ada Raisya. Kebetulan Raisya itu yang memegang kunci UKS.

....

Sadar.

"Mentari? Lo kenapa?" Tanya nya padaku.

Arka yang mendengar itu sontak kaget. Dan berlalu pergi ke ruang OSIS "aneh" desisnya.

"A-ku tadi kena bola basket." Elakku pada Farrel.

"Rel, lo gak papa?" Dofan datang.

"Gue gak papa, justru mentari yang kenapa napa. Dia abis kena bola basket."

Dofan melihat ke arahku lalu tersenyum.
Mengajakku ke luar UKS.

"Lo tau?"

"Iya"

"Maklumin aja ya,"

"Iya,fan."

"Lo itu cewek yang baik banget sih? Cqcqq."

"Lo juga cowok yang baik? Haha." Balasku.

"Eh di kepala lo ada apa?"

"Apa?" Kataku bingung.

Dofan membersihkan debu yang ada di rambutku.

"E-eh makasih." Kataku gugup.

Cantik. Katanya pelan.

....

Rumah.

Tante Dina menelponku.

Halo,Mentari?

Iya ada apa tante?

Farrel kenapa?

Aku sempat terdiam. Bingung harus menjawab apa.

Sebenernya-- tadi Farrel berantem sama adik kelas. Trus Farrel babak belur. Pas Farrel liat dihadapannya ada Arka, dia langsung marah marah.

Berantem lagi? Trus tadi kata Farrel kamu kena bola basket, bener?

Aku terdiam.

Jujur aja sama tante.

Ta-di aku kena t-tamparan Farrel yang ditujuin ke Arka. (Aku bicara gugup)

Ya ampun, tante minta maaf ya ri.

Gak papa tante. Lagipula itu kan diluar kesadaran Farrel.

Besok sepulang sekolah, bisa kerumah tante?

Bisa tan,

Telpon di tutup.

....

Entah kenapa aku jadi terfikir akan Farrel.

Itu hanya trouble kecil. Batinku

Farrel pasti bisa sembuh, dan sekarang aku mengerti kalau Farrel bukan anak yang brandal seperti yang aku fikirkan.

Besok, aku akan mencoba mengubah semuanya(;

Aku bertekad.

***

Maaf sebelumnya di prolog gak di jelasin kalo Farrel punya 2 kepribadian . Biar seru aja gitu:v

Mentari Pagi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang