Chapter19

40 3 2
                                    


Jiwaku berasa larut dalam kesedihan. Seakan tenggelam dalam waktu yang terus berputar.

"Mentari, mana laporan fisika kamu?" Tegur pak budi. Beliau guru baru di sekolah ini. Dan dalam hari pertamanya. Sudah diuji dengan banyaknya murid yang enggan mengumpulkan tugas.

'Aduh! Waktu itu kan masih di jalan blom sempet diambil.' Batinku seraya mengingat ngingat.

'Lebih baik gue pura pura sakit.' Pikirku.

Tidak usah berpura pura-pun. Wajahku memang begitu lesu. Dan bibirku pucat, karena masalah ini.

Ku tundukkan kepala ini pada meja yang terbuat dari kayu baru.

"Mentari, kamu sakit?"

*hening*

"Raisya, tolong bawa Mentari ke UKS." Pinta pak budi dengan cepat.

Raisya merangkulku. Dia memang sahabat terbaikku. Saat suka maupun duka, dia tetap ada di sampingku. Begitu juga Farah.

"Lo seriusan sakit?" Pertanyaan akan rasa penasaran di lontarkan dengan mudah dari bibir merah jambu Raisya.

"Gak, gue cuma pura pura.Cqcq."

Raisya mengembangkan senyumnya. Sangat manis.

"Gue seneng liat lo bisa ketawa lagi." Timpal Farah yang kini berada di hadapanku.

Tanpa waktu yang lama. Kami ber-3 spontan berpeluk haru.

'Aku rindu akan kehangatan bersama kalian.'  Aku hanya bisa membatin.

**

'Melupakan itu tak semudah mengingat'

Bagaimanapun. Hatiku selalu ingin mengenang history-ku dengannya.

Chat-

Farrel; Hai, jelek.

Mentari; hai, gue cantik ko_-

Farrel; GR!

Mentari; Kalo iya knpa?!

Farrel; Gpp sih(:

Mentari; Garing!

-April, 6.2016

Farrel; night(;

Mentari; Too(:

-May, 4.2016

Baru satu tahun. Tapi ini berasa sangat lama bagiku. Penantian ini seakan tiada tara. Entah kapan penantian ini kan reda.

Dia seakan menyimpan sebuah misteri dalam setiap langkahnya.

**

Arka.

Dia terlihat bahagia dengan seorang perempuan di hadapannya kini. Perempuan itu mengenakan T-Shirt putih polos dan rok pendek kira kira se-lutut, berbalut manisnya warna coklat caramel dengan motif gelombang.

Sungguh keajaiban jika Arka berdekatan dengan seorang perempuan.

Tatapan mereka. Cukup mengisyaratkan rasa rindu.

Farah dengan tajam dan seksama. Memperhatikan itu terus.

"Fon, tuh siapa?"

Mentari Pagi (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang