Matahari pagi menyusup masuk melalui celah – celah jendela kamar. Tirai jendela menyibak yang tertiup hembusan angin di pagi hari itu mengusik seorang pria remaja yang masih asyik dengan mimpi indahnya.
Seorang wanita berdiri di dekat jendela dan membuka tirai jendela tersebut untuk mempersilahkan sinar matahari pagi masuk ke dalam ruangan tersebut yang tepat menyapu permukaan kulit wajahnya.
Remaja tersebut menggeliat karna sinar matahari yang begitu menyilaukan baginya. Ia mulai mengerjapkan kedua matanya perlahan lalu membukanya memperhatikan seseorang yang berdiri di dekat jendela tersebut. Ia memicingkan kedua matanya saat melihat sosok yang berdiri menatapnya dengan penuh kasih sayang itu.
"Mama, , ,!! Juna masih ngantuk ma kenapa jendelanya dibuka sih ma!!"
"Ini sudah pagi sayang!! Ayo bangun!! Nanti kamu terlambat!!"
"Ck, , , bentar lagi ya ma!! Lima menit lagi!!"
"Tidak ada waktu untuk tidur lagi!! Ayo cepat bangun!! Papa sudah menunggu kamu dibawah!!"
"Please ma, , , lima menit aja!!" ucap sang putra dengan nada memohon.
"Tidak bisa!! Cepat bangun!!" ucap sang ibu sambil menyibak selimut remaja tersebut dan menarik paksa putranya untuk bangkit dari tidurnya.
Dengan amat sangat terpaksa remaja tersebut bangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan kedua matanya untuk melihat sekeliling kamarnya sesaat guna mengumpulkan kesadarannya. Kemudian Ia bangkit dari tidurnya duduk sebentar di sisi ranjangnya.
"Cepat masuk kamar mandi!!"
"Iya ma!!" ucap sang putra dengan nada malas.
Remaja tersebut pun perlahan berjalan memasuki kamar mandi dengan kedua mata yang masih sedikit terkatup.
"Jangan tidur di kamar mandi Juna!!" teriak sang ibu saat sudah keluar dari kamar anaknya.
"Iya ma, , ,!!"
Setengah jam berada di dalam kamar mandi remaja tersebut langsung memakai pakaian seragam sekolahnya dan keluar dari kamarnya turun untuk ikut bergabung dengan kedua orang tuanya yang sudah menunggunya di ruang makan untuk sarapan bersama.
"Pagi pa, , , ma!!" ucapnya sembari mencium pipi papa dan mamanya.
"Pagi sayang!!" ucap sang ayah.
"Ayo cepat sarapan!!" ucap sang ibu sembari menyendokkan nasi goreng dan telur dadar ke piring putranya dan memberinya kepada sang anak.
"Ma, , , hari ini Juna udah boleh kan bawa mobil sendiri!?"
Sang ibu yang sedang mengolesi roti dengan selai terhenti saat mendengar penuturan anaknya. Ia menatap putranya cukup tajam. Sementara sang ayah hanya melirik istrinya dan juga putranya bergantian.
"Hari ini belum boleh!! Hari ini kamu masih harus dengan Divin!! Biar Divin yang menyetir!!"
"Yah mama, , ,!! Kan mama udah janji sama Juna kalau Juna boleh bawa mobil sendiri!!"
"Mama kan tidak berjanji seperti itu!! Papa kamu yang sudah berjanji sama kamu!! Bukan mama!!"
Sang anak menatap lekat sang ayah.
"Pa, , ,!!" panggil sang anak sambil mengendikkan dagunya meminta bantuan agar sang ayah mau membantunya memohon pada sang ibu.
Sang ayah hanya diam meliriknya lalu kembali asyik dengan sarapannya tanpa menanggapi panggilan anaknya. Sang anak yang melihat sikap ayahnya hanya mendengus kesal.
"Tapi papa bilang kalau mama udah kasih ijin!!"
"Kapan papa bilang!?"
"Papa, , ,!!" ucap sang anak yang mulai kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Of Heart (Complete)
General Fiction'Berapa kali pun kau berusaha untuk menutupinya kau tak akan bisa membohongi hatimu. Aku tahu kau mencintaiku tapi kau berusaha untuk tidak mengakuinya. Hanya karna dirinya kau membuat dirimu tak ingin mengakui semua yang ada di hatimu.' Arjuna Ki...