"Ara, , , Ara sudah memutuskan untuk melanjutkan kuliah Ara di Univeristy of Oxford London yah. bu."
"Apa!? Oxford!? London!?" tanya Kinaya yang tak percaya akan ucapan putrinya.
"Kamu sudah yakin!?"
Tampak Kiara diam sesaat. Lalu Ia mengangguk pelan.
"Ara udah yakin yah. Ara juga sudah memikirkan semuanya."
"Tapi, , , apa itu tidak terlalu jauh nak!? Ibu khawatir kalau kamu kuliah di sana siapa yang akan bersama kamu menemani kamu!? Apa tidak sebaiknya kamu kuliah di Singapura saja yang cukup dekat. Bukankah kamu sudah mendaftarkan diri kamu disana!? Kalau disana rasanya ibu tidak akan terlalu mengkhawatirkanmu. Setidaknya minimal sebulan sekali ibu bisa mengunjungimu untuk melihat keadaan kamu di sana sayang. Tapi kalau di London ibu belum tentu bisa menjenguk kamu di sana sayang."
"Ibu jangan khawatir. Ara akan baik – baik aja selama disana bu. Ara janji gak akan berbuat yang macam – macam yang akan mengecewakan ayah dan ibu. Ara janji bu."
"Tapi sayang, , ,"
"Sayang, , ," ucap Arka memotong ucapan istrinya sambil menatapnya dengan lekat.
Kinaya menatap suaminya dengan perasaan cemas. Arka menganggukkan kepalanya agar sang istri tetap duduk dan membiarkan dirinya yang berbicara. Kinaya menghela nafasnya.
"Kamu bener mau kuliah disana!?" tanya Arka karna Ia tahu ada sedikit keraguan yang tersirat dari wajah putrinya.
Kiara menatap ayahnya dengan lekat. Lalu menganggukkan kepalanya.
"Kamu sudah yakin dengan keputusan kamu!?"
Kembali Kiara menganggukkan kepalanya.
"Tapi sayang bukankah ada dua pilihan yang diberikan!? Dan kamu bisa memilih salah satu yang paling dekat. Ibu rasa, , ,"
"Ara tahu bu. Tapi Ara benar - benar ingin kuliah di Oxford. Bukankah ini kesempatan bagi Ara!?" potong Kiara dengan cepat.
"Ibu tahu. Tapi tetap saja ibu tidak akan tenang nak."
Kinaya menatap cemas putrinya. Kiara membalas tatapan ibunya dengan lekat.
"Ayah akan setuju dengan apa yang sudah menjadi pilihanmu. Walau ayah khawatir tapi ayah percaya sama kamu."
Kiara menganggukkan kepalanya. Sementara Kinaya menatap cemas atas ucapan suaminya.
"Kak, , ,"
Arka menatap Kianya dengan lembut. Mencoba untuk meyakinkan istrinya bahwa semuanya akan baik - baik saja.
"Ayah harap kamu mengambil keputusan ini bukan karna sesuatu hal yang sedang kamu rasakan saat ini atau karna kamu yang sedang diliputi oleh emosi. Ayah tidak akan setuju akan hal itu. Ayah hanya ingin yang terbaik buat kalian terutama kamu. Ayah ingin kamu membuat keputusan ini bukan karna kamu ingin menghindari sesuatu atau pun berusaha lari dari masalah yang sedang kamu hadapi yang nantinya akan kamu sesali di kemudian hari."
Kiara kembali menundukkan kepalanya mengerti maksud dari ucapan sang ayah yang memang mengetahui apa yang sedang dia rasakan saat ini.
"Ayah harap keputusan kamu ini sudah tepat sayang."
"Ara sudah memikirkannya dengan baik yah. Keputusan yang Ara ambil bukan karna hal yang sedang Ara rasakan saat ini. Ara janji yah Ara akan melakukan yang terbaik disana."
"Ayah percaya." ucap Arka untuk membuat putrinya tenang.
Sementara Kinaya masih menatap putrinya dengan lekat berharap keputusannya dapat berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Of Heart (Complete)
General Fiction'Berapa kali pun kau berusaha untuk menutupinya kau tak akan bisa membohongi hatimu. Aku tahu kau mencintaiku tapi kau berusaha untuk tidak mengakuinya. Hanya karna dirinya kau membuat dirimu tak ingin mengakui semua yang ada di hatimu.' Arjuna Ki...