Hari ini adalah hari dimana sekolah SMA Tunas Bangsa mengadakan camping. Tampak semua murid – murid yang ikut camping tersebut tengah bersiap menaiki bus yang sudah tersedia. Kiara dan Anaya melangkah mendekati Amanda yang terlihat sedang berdiri di halaman sekolah tepat dibawah sebuah pohon besar.
"Udah dari tadi Man!?" tanya Anaya.
"Gak juga. Baru aja kok. Berdua aja!? Juna sama Arya mana!?"
"Di ruang olahraga. Katanya mau ambil peralatan yang tertinggal."
"Owwhhh."
Kiara tampak berjongkok. Ia terlihat membongkar kembali isi dalam tasnya untuk mengambil sesuatu di ranselnya sekaligus untuk memastikan barang yang sudah Ia kemasi kemarin malam tidak ada yang tertinggal. Tak lama Arjuna dan Arya pun bergabung dengan ketiganya. Kiara yang terlihat tengah sibuk membereskan beberapa barang di dalam ranselnya terlihat kerepotan. Arjuna yang melihatnya langsung ikut berjongkok dan membantunya.
"Kenapa dibongkar lagi!?"
"Cuma ngecek aja takut ada yang ketinggalan." ucap Kiara.
"Gimana!? Ada yang ketinggalan!?"
"Gak ada kok. Udah aman semua." ucap Kiara sembari menggelengkan kepalanya.
"Syukurlah."
Dari jauh terlihat guru pembimbing mereka pak Mahmud datang mendekat.
"Anak – anak semuanya ayo berkumpul. Kita harus isi absen dulu ya."
Semua murid pun berkumpul mengikuti instruksi pak Mahmud. Saat setelah selesai mengabsen semua murid – murid yang ikut untuk berkemping pak Mahmud menginstruksikan murid – muridnya untuk segera naik ke dalam bus.
Anaya, Amanda dan Arya berjalan beriringan menuju bus. Begitu juga dengan Kiara dan Arjuna yang bersiap hendak berjalan untuk naik ke bus. Karna tas yang dibawa Kiara cukup besar hingga agak menyulitkan dirinya untuk membawa tas ranselnya. Arjuna yang melihatnya langsung mengambil tas ransel Kiara dan menyandangkannya di kedua bahunya.
"Hheehh!? Jun jangan ini berat!!" ucap Kiara saat melihat Arjuna menyandangkan tas ranselnya pada bahunya.
"Justru karna berat jadi biar aku yang bawain."
"Tapi kan kamu juga bawa ransel kamu. Dan kelihatannya ransel kamu jauh lebih berat dari punya aku Jun."
"Gak kok. Ransel aku ringan. Cuma perlengkapan tenda sama beberapa potong baju doank."
"Iya tapi kan, , ,"
"Gak apa - apa Ra."
Kiara menatap Arjuna dengan lekat.
"Udah ayo jalan. Kok malah bengong sih!? Ntar ditinggal loh." ucap Arjuna yang langsung menggandeng tangan Kiara agar segera berjalan menuju bus. Kiara yang berjalan di sisi Arjuna hanya bisa menatapnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
Arjuna meletakkan tas ransel miliknya dan Kiara di tempat tas yang telah disediakan di dalam bus. Kemudian Kiara mengambil duduk di belakang Amanda. Tadinya Ia ingin duduk dengan Amanda namun Amanda sudah duduk dengan teman sekelas mereka yang lain. Arjuna mengambil duduk tepat di sebelah Kiara. Di sisi lainnya Arya duduk dengan Anaya. Kemudian Arjuna menyunggingkan senyum terbaiknya pada Kiara. Kiara hanya membalasnya dengan tersenyum pula.
Bus pun akhirnya berjalan meninggalkan sekolah mereka. Sepanjang perjalanan tak hentinya para siswa dan siswi bernyanyi mengiringi keberangkatan bus tersebut. Karna perjalanan yang masih cukup lama ada beberapa siswa yang merasakan kantuk. Tak terkecuali dengan Kiara. Ia bahkan sudah berulang kali menguap menahan kantuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Of Heart (Complete)
General Fiction'Berapa kali pun kau berusaha untuk menutupinya kau tak akan bisa membohongi hatimu. Aku tahu kau mencintaiku tapi kau berusaha untuk tidak mengakuinya. Hanya karna dirinya kau membuat dirimu tak ingin mengakui semua yang ada di hatimu.' Arjuna Ki...