Kiara tampak berjalan menelusuri lorong rumah sakit. Tampak ditangannya Ia membawa buah – buahan untuk Ia berikan pada Amanda. Hari ini Ia kembali datang ke rumah sakit untuk menjenguk Amanda. Setelah pulang les piano dia menyempatkan dirinya untuk melihat keadaan Amanda yang masih harus di rawat di rumah sakit.
Kiara menghentikan langkah kakinya saat melihat orang tua Amanda dan dokter yang merawat Amanda tengah berdiri di lorong depan kamar rawat Amanda. Ia ingin berjalan mendekat namun urung Ia lakukan saat melihat ibu Amanda yang tengah menangis di rangkulan suaminya. Kiara bersembunyi di balik tembok tak jauh dari mereka. Bukan maksudnya untuk menguping pembicaraan mereka tapi Ia ingin tahu apa yang terjadi pada Amanda hingga membuat kedua orang tua Amanda terlihat begitu sedih.
"Saya harap bapak dan ibu kuat. Luka benturan yang di alami Amanda ini mengakibatkan pembuluh darah otaknya menyebabkan cedera intrakranial atau cedera otak traumatis. Ini yang menyebabkan dia sering muntah – muntah dan mengalami sakit di bagian belakang kepalanya."
"Tapi, , , bukankah dokter bilang bahwa Amanda tidak apa – apa!? Lalu kenapa bisa jadi begini!?" tanya ibu Amanda.
"Awalnya memang begitu. Saya mohon maaf sebelumnya. Tapi setelah terjadinya kecelakaan tidaklah mudah untuk melihat apakah dan separah apa cedera otak yang dialami. Pendarahan otak atau pembengkakan yang berbahaya seringkali baru terjadi berjam-jam atau beberapa hari kemudian."
Tampak orang tua Amanda diam di tempat mereka.
"Cedera otak traumatis yang di alami Amanda mungkin tidak berbahaya tapi tidak menutup kemungkinan bisa juga mematikan. Pada kasus Amanda ini kami menemukan tidak adanya kerusakan yang parah. Fungsi – fungsi otak Amanda hanya mengalami gangguan kecil. Dengan kata lain Amanda mengalami gegar otak. Tapi tidak cukup ringan dan juga tidak cukup berat. Dan tidak menutup kemungkinan memiliki risiko lebih besar menderita gegar otak lainnya dan terkena cedera otak serius yang mungkin bertahan lama. Maka itu, penting untuk lebih berhati-hati. Penderita jangan melakukan aktivitas fisik yang berat secara rutin. Jika dipaksakan besar kemungkinan akan menjurus pada hal yang tidak kita inginkan."
"Maksud dokter!?"
"Gegar otak ini tidak bisa disepelekan begitu saja. Kalau tidak mendapatkan penanganan yang tepat bisa menyebabkan pasien mengalami kelumpuhan. Untuk itu kita harus melakukan beberapa tes pada pasien. Saya akan melakukan tes kognitif yang merupakan bagian dari pemeriksaan saraf. Gegar otak mungkin memiliki gejala yang berkaitan dengan beberapa fungsi kognitif seperti ingatan dan konsentrasi."
Kiara yang tak sengaja mendengar percakapan itu menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Ia begitu syok saat mendengarkan penjelasan dokter tentang kondisi yang terjadi pada Amanda. Tanpa terasa Ia meneteskan air matanya. Ia merasa kian bersalah atas apa yang terjadi pada Amanda saat ini. Harusnya Ia yang mengalami hal itu bukan Amanda sahabatnya.
"Lalu apa yang harus kami lakukan dok!?"
"Kita tunggu beberapa hari ini. Jika dia masih mengalami apa yang terjadi beberapa hari ini kita harus melakukan operasi kecil agar sakit yang dialaminya berkurang."
"Apa itu akan membahayakan!?" tanya ayah Amanda.
"Tidak terlalu. Tapi kita mengusahakan yang terbaik untuk Amanda." ucap sang dokter yang langsung pamit pada kedua orang tua Amanda.
Kiara masih berdiri di tempatnya. Ia terlihat begitu syok saat mendengarkan ucapan sang dokter. Ia menghapus dengan cepat air matanya yang mengalir dari kedua matanya. Kemudian berjalan mendekati kedua orang tua Amanda yang tengah duduk di lorong ruang tunggu tersebut.
"Kiara!?" ucap ayah Amanda yang menyadari kehadiran dirinya.
Kiara hanya mengangguk kecil dan tersenyum tipis pada keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Of Heart (Complete)
General Fiction'Berapa kali pun kau berusaha untuk menutupinya kau tak akan bisa membohongi hatimu. Aku tahu kau mencintaiku tapi kau berusaha untuk tidak mengakuinya. Hanya karna dirinya kau membuat dirimu tak ingin mengakui semua yang ada di hatimu.' Arjuna Ki...