Kiara terlihat tengah duduk sembari menggerakkan jemarinya di tuts piano. Alunan nada lagu Moonlight Sonata dimainkan Kiara untuk membunuh kesunyiannya di ruang musik tersebut. Ia belum ingin beranjak dari tempatnya saat ini karna di luar hujan masih turun dengan derasnya.
Hingga tanpa disadari hari pun kian sore. Suasana gedung sekolah khususnya ruang musik tersebut sudah semakin sunyi karna banyak siswa dan beberapa guru yang sudah pulang. Hujan pun telah berhenti. Tapi Kiara masih duduk di depan piano dan masih memainkan lagu Moonlight Sonata tersebut untuk yang kedua kalinya. Lagu itu merupakan lagu kesukaannya dan juga lagu kesukaan Arjuna. Ia pejamkan kedua matanya untuk menikmati kembali alunan musik yang Ia mainkan. Kemudian kembali membuka kedua matanya.
Tanpa Ia sadari seorang pria duduk di pojok ruangan tersebut yang juga ikut menikmati alunan musik yang dimainkan oleh Kiara. Ia menatap lekat Kiara yang duduk membelakanginya yang terlihat asyik memainkan pianonya. Lagu yang merupakan lagu favoritnya. Lagu yang selalu Ia dengarkan saat Ia merasakan kesunyian. Terlebih saat Ia harus jauh dari sahabat sekaligus orang yang dicintainya.
Sudah beberapa hari ini Ia menghindari Kiara. Ia tak mau bertemu dengannya dulu saat ini karna masih teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu. Malam dimana Ia melihat Kiara berdansa dengan temannya. Hatinya memanas kala itu. Tapi Ia harus meredamnya karna tak ingin meluapkan kemarahannya pada Kiara.
Begitu juga dengan Kiara. Ia masih menghindari Arjuna karna merasa masih tak enak hati karna sudah membuat Arjuna marah padanya. Ia bukan tak tahu bahwa Arjuna juga menghindarinya. Jujur sebenarnya Ia merasakan begitu sakit saat Arjuna menghindar darinya. Sakit. Benar - benar sangat sakit. Jadi inilah yang dirasakan Arjuna saat Ia menghindarinya. Ia ingin sekali menemui Arjuna dan mengatakan semuanya bahwa Ia juga memiliki rasa yang sama seperti yang Arjuna rasakan padanya. Namun mengingat percakapan dokter dan orang tua Amanda beberapa waktu lalu tak bisa dilupakannya begitu saja. Pun janjinya dengan sang sahabat.
Saat lagu telah selesai tanpa Kiara sadari air matanya lolos begitu saja dari sudut matanya. Ia tundukkan kepalanya sembari memejamkan kedua matanya. Kedua tangannya menumpu kepalanya yang Ia sandarkan di tuts piano. Rasa sesak menghinggapi dirinya saat harus mengingat moment dimana sang sahabat menyatakan perasaannya kepadanya. Ia tak tahu harus bagaimana. Berat sekali rasanya saat harus menerima kenyataan yang ada saat ini. Mencintai sahabatnya sendiri. Sementara di sisi lain sahabatnya yang lain juga mencintai pria yang sama dengan dirinya.
Pria yang duduk di pojokkan tersebut berjalan mendekat ke arah Kiara. Menatap lekat punggung gadis itu yang terlihat bergetar begitu hebat. Sakit sekali rasanya saat melihat gadis yang Ia cintai menangis pilu. Ia merasa bersalah karna telah menghindar dari Kiara. Padahal itu bukan maunya tapi keadaan dan ego mereka yang begitu besar lah yang membuat mereka memutuskan untuk saling menjauh.
Saat sudah begitu dekat dengan Kiara ingin rasanya Ia merengkuh gadis yang ada di hadapannya saat ini. Tapi hal itu urung Ia lakukan karna saat ini mereka berada di lingkungan sekolah. Ia ulurkan tangannya ke depan untuk menggapai Kiara namun kemudian Ia menariknya kembali. Ia kemudian memejamkan matanya sesaatdan menghela nafasnya dengan dalam.
"Ra."
Kiara masih diam di tempatnya tanpa berniat untuk mengangkat kepalanya dari sandarannya. Ia masih menyembunyikan wajahnya yang masih mengeluarkan air mata. Suara itu suara yang sangat Ia kenali. Suara seseorang yang begitu familiar baginya. Suara yang selalu menghiasi hari - harinya di saat keduanya selalu menghabiskan waktu bersama. Suara yang selalu terdengar di tiap malam Ia akan tidur. Suara yang selalu memberikan kedamaian baginya disaat Ia gelisah.
Kiara menghapus air matanya melalui jemari tangannya yang menelusup masuk di balik wajahnya. Ia tak ingin pria yang memanggilnya melihat kalau Ia menangis. Ia tak ingin pria yang ada di dekatnya saat ini tahu kalau Ia menangis. Setelah memastikan bahwa air matanya sudah tidak mengalir dari kedua matanya Ia pun mengangkat kepalanya untuk menoleh kearah suara tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/109025452-288-k560919.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Of Heart (Complete)
General Fiction'Berapa kali pun kau berusaha untuk menutupinya kau tak akan bisa membohongi hatimu. Aku tahu kau mencintaiku tapi kau berusaha untuk tidak mengakuinya. Hanya karna dirinya kau membuat dirimu tak ingin mengakui semua yang ada di hatimu.' Arjuna Ki...