"Mau sampai kapan menatap langit!? Hah!?"
Pria yang berdiri tersebut menoleh ke arah suara yang telah mengganggu lamunannya.
"Bisa gak sih kalau masuk ketuk pintu dulu!?"
"Agak sulit. Habisnya udah biasa gue nya main masuk aja."
"Ck, , ,"
Pria yang berdiri berdecak kesal saat mendengar ucapan pria yang duduk tersebut. Sementara pria yang tengah duduk tersebut hanya tersenyum simpul.
"Masih mikirin dia!?"
Pria tersebut hanya menatap temannya dengan tatapan tak sukanya.
"Gitu banget sih natapnya. Lagian gue kan cuma tanya. Habisnya loe juga sih udah seminggu disini asyik melamun terus. Capek gue liatnya."
"Ya loe gak usah ngeliat. Gampangkan!?"
"Ya ampun nih anak sensi banget sih. Kayak cewek lagi datang bulan aja." gumam pria tersebut.
Pria yang berdiri hanya diam tak bergeming. Ia kembali menatap pemandangan di luar gedung tersebut.
"Arya ngajak ngumpul tuh. Dia pengen ketemu ama loe. Udah seminggu disini tapi loe belum ada jumpai dia. Anaya juga gitu."
"Atur aja. Gue juga pengen ketemu dia."
"Oke deh." ucap pria yang duduk lalu melihat sebuah majalah yang terletak tak jauh dari jangkauan tangannya. Ia membaca pada bagian covernya kemudian menyunggingkan senyum.
"Selalu jadi sorotan media." gumam pria tersebut kemudian Ia meletakkannya kembali karna tak berniat ataupun tertarik untuk membacanya. Pria yang berdiri masih diam tak bergeming.
"Oh ya minggu depan merupakan ulang tahun RSU REKINA. Kebetulan hari itu bertepatan dengan hari rabu dan rumah sakit itu akan mengadakan kegiatan amal. Rencananya tiga hari kemudian baru akan menyelenggarakannya berupa pengobatan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu dan juga bantuan amal berupa sembako."
Pria yang berdiri mengalihkan tatapannya dan mulai melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya. Ia mengambil duduk di kursi kebesarannya.
"Dan loe wajib datang."
Pria tersebut mengerutkan dahinya.
"Harus!?"
"Ya harus. Loe pemilik rumah sakit itu sekarang dan loe wajib datang. Karna apa!? Karna tahun lalu loe gak datang dan gue gak mau tahun ini nyokap loe ngomel lagi karna loe gak datang lagi."
Pria tersebut diam mendengarkan ucapan pria yang ada di hadapannya saat ini.
"Loe kan tahu kenapa tahun lalu gue gak datang."
"Iya gue tahu. Tapi masalahnya tiap tahun loe tuh gak pernah mau datang tiap kali rumah sakit itu mengadakan acara. Dan tahun ini gak ada lagi alasan buat loe untuk gak datang. Tahun lalu mungkin nyokap loe memaklumi karna loe harus nyelesain urusan loe di Paris. Tapi kali ini gak ada urusan apapun yang mengharuskan loe buat gak datang ke acara itu."
Pria tersebut hanya duduk bersandar di kursinya dengan menatap temannya.
"Dan ini data mengenai rumah sakit itu. Loe bisa baca dengan lengkap semuanya. Gue udah buat rincian mengenai gedung, peralatan dan perlengkapan yang ada disana, nama pemimpin rumah sakit itu beserta para wakil pemimpin yang lainnya. Disitu juga udah gue buat data lengkap berapa banyak jumlah dokter yang bertugas disana dan staff - staff rumah sakit itu. Semua lengkap gak ada yang tertinggal. Dan loe tinggal mempelajarinya."
"Gue udah tahu siapa pemimpinnya. Om Rendra kan!? Jadi untuk apa lagi data ini!?"
"Untuk loe gebet dokter - dokter cantik yang ada disana. Lagian gue heran sama loe di umur segini loe masih aja nunggu tuh anak. Mau sampai kapan!? Belum tentu juga kan dia masih inget sama loe. Atau bisa jadi dia udah ada gebetan baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Of Heart (Complete)
General Fiction'Berapa kali pun kau berusaha untuk menutupinya kau tak akan bisa membohongi hatimu. Aku tahu kau mencintaiku tapi kau berusaha untuk tidak mengakuinya. Hanya karna dirinya kau membuat dirimu tak ingin mengakui semua yang ada di hatimu.' Arjuna Ki...