3

3.6K 225 1
                                    

/Rose pov/

Bakso. Tujuan utama ku ke kantin. Gila ini perut rasanya laper sekali. Padahal tadi pagi aku baru saja makan bakwan bersama Lisa.

Setelah memesan aku mencari meja untuk makan. Tidak peduli biar pun aku makan sendiri, perutku ini sudah tidak bisa menunggu. Karena sibuk mencari meja yang kosong, aku tidak terlalu memperhatikan apa yang ada di depanku, sehingga...

brakk!!

Bakso ku jatuh begitu saja. Oh god, bad day.

Tidak peduli siapa sebenarnya yang salah, aku tetap menatap galak pada cowok di hadapan ku saat ini.

"Aisshh! Eh?! Lo gak ada niat minta maaf gitu? Ini bakso gue jatuh, perut gue udah laper. Lo pikir gue beli ini gak ngantri apa?!"

Aku tau, sifat cerewetku muncul dan sekarang aku sedang diperhatikan banyak orang, tapi, hey! Ini urusan perut, sedangkan cowok ini malah menatapku dengan wajah datar menyebalkannya.

"Gue yang salah?"

Yang benar saja?! Masih bertanya? Astaga! Ok, lebih baik ku tinggalkan, tidak ada gunanya berdebat dengannya.

"Tau ah!" aku segera pergi melewati cowok itu, namun tiba-tiba dia menarik kerah baju belakangku.

"Sini, gue ganti rugi,"

Dia menarik kerah belakang baju ku ke meja kantin. Di mana letak sopannya pada orang yang baru dia temui? Sedangkan aku hanya menatapnya dengan raut muka yang aneh.

"Bakso 2!" teriaknya.

"Woy, gue emang laper. Tapi gak rakus," protesku.

"Lo pikir lo doang yang laper?" balasnya membuatku terdiam.

Setelah pesanan diantarkan, kami pun makan. Tidak ada suara, sampai aku membuka percakapan.

"Lo kelas berapa?" tanyaku.

Tidak ada respon.

"Nama lo siapa?"

"Jurusan apa?"

Karena sebal aku pun diam. Sampai ide jail muncul di kepalaku.

"Kok lo bisa ganteng gini sih?" candaku.

Dia menghentikan kunyahannya lalu menatapku sambil menaikan salah satu alisnya. Ok, itu ekspresi yang menyebalkan.

"Sok banget sih jadi orang, tau ah. Bye!" ucapku sudah kesal.

Lalu aku pergi. Sebenarnya dia punya masalah apa? Dia hanya perlu menjawab, tidak perlu sok keren seperti itu.

/author pov/

Rose masuk dengan raut muka kesal lalu duduk di samping Lisa.

"Lo kenapa War?"

"Lo tau gak?"

"Gak," jawab Lisa santai membuat Rose semakin naik darah.

"Iiih kan gue belom cerita Lisa.. jadi gini, tadi gue ketemu sama cowok dia nabrak gue sampe bakso gue jatoh. Terus dia nraktir gue tapi dia gak minta maaf. Ya, gue ajak ngobrol kan. Gue tanyain ini itu, tapi sama sekali gak direspon anjir! Kesel banget sumpah gue, muka kayak es batu aja belagu amat!"

Lisa hanya bisa menggosok-gosok telinganya, memastikan telinganya aman karena barusan mendengar betapa cepatnya temanya yang satu ini berbicara.

"Jadi rapper aja sih war, cocok. Dari pada nyanyi terus, bakat lo kebuang sia-sia, wkwk," canda Lisa tidak merespon cerita sahabatnya, tentu saja hal itu membuat Rose tambah kesal.

Setelahnya keduanya diam dan larut dalam pikiran masing-masing. Seperti Lisa, pikirannya masih melayang-layang akan perlakuan Jungkook padanya. Manis, batin Lisa.

Setelah bel masuk, pelajaran Matematika pun dimulai. Sepanjang pelajaran, Lisa dapat merasakan betapa berat kepalanya saat ini. Dia memutuskan untuk pergi ke toilet untuk mencuci muka agar lebih bisa berkonsentrasi.

Di pertengahan koridor, semuanya nampak kunang-kunang. Lisa bersandar pada dinding untuk menahan tubuhnya yang sudah sempoyongan. Namun, tiba-tiba dia jatuh.

/Lisa pov/

Aku terbangun dan mendapati diriku di tempat tidur. Ku rasa ini UKS siapa yang membawaku ke sini?

Aku melihat seseorang berdiri membelakangi ku. Jungkook? Bukan. Itu bukan Jungkook lalu siapa?

Aku membuka suara.

"Permisi?"

Lalu cowok itu berbalik menghadap ke arahku. ASTAGA!!!

Benarkah apa yang aku lihat ini nyata?

"ka..kak.. S..Suga?" dia hanya menatapku dingin.

"Udah sadar lo? Gue mau pergi,"

Aku berusaha bangun dan mengejarnya tapi tiba tiba kak Suga datang dan mencegahku.

"lo itu masih sakit!" bentaknya.

Kak suga mengkhawatirkan ku? Aku yakin saat ini mataku sudah berkaca-kaca.

"Kak.. gue kangen sama lo kak.l," lalu kak Suga pergi ke arah pintu

"Kak! Lo masih marah sama gue?"

"bukannya gue udah bilang waktu itu? Kita gak akan saling kenal lagi?" Aku kembali mengingat kejadian itu.

/flashback on/

"Lisa?" sapa kak suga dingin seperti biasanya.

"Kak suga.. hiks.." kataku sambil terisak. saat itu akukelas 1 SD dan kak suga kelas 3 SD.

"Kenapa kamu nangis?"

"mereka ngejekin aku terus. Mereka bilang aku gak boleh sekolah di sini karna aku bukan orang korea "

"siapa yang bilang?"

"ituu.." aku menunjuk salah satu temen cowok ku.

"aku akan memberinya pelajaran nanti.. tapi kau jangan menangis seperti ini lagi. Janji?" aku hanya mengangguk dan memeluk kak suga namun kak suga langsung mendorongku.

"Lisa, mulai sekarang kalo lisa liat aku lisa pura pura gak kenal ya?"

"kok gitu kak?" lalu kak suga meninggalkan ku.

/flashback off/

"Kak gue gak bisa! Apa lo gak bisa sekali aja baik sama gue?"

"Gue pernah baik sama lo, tapi lo ngambil semuanya dari gue."

"Kak!"

Lalu kak Suga keluar dari UKS. Aku merindukannya. Setelah kami bertemu di sini, ku pikir setidaknyabada harapan untuk bisa seperti dulu, tapi ternyata aku salah.

/Jisoo pov/

Aku berjalan ke UKS mau mengambil plester untuk kepala Jennie yang terbentur tembok. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya dia pikirkan sampai bisa seceroboh itu. Bukannya apa, aku hanya kasihan pada temboknya, eh, kepalanya.

Namun, sesampainya di UKS, aku malah di sambut dengan keadaan Lisa yang kacau.

"Lisa? Lo kenapa?" tanyaku.

"Ji..Jisoo?"

"Ya ampun Lisa lo kenapa sampe nangis gini?"

"gu..gue.. habis ke..ketemu kak su..suga"kata Lisa sambil terisak.

"lah bukanya harusnya lo seneng?"

"gue emang seneng Jis,"

"terus kenapa lo nangis?" Lisa menceritakan semuanya dari awal.

Entah apa yang di pikirkan Suga. Apa salahnya memaafkan?













vomentnya plissss.....

I NEED YOU! (Revisi Besar-besaran) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang