7

2.5K 155 1
                                    

/Jisoo pov/

Aku nunggu kak Jin di depan rumah. Aku harap dia gak kesasar aja nyari rumahku.

Tin tin!

Aku langsung jalan ke arah kak Jin. "Susah nyari rumahku gak kak?", "aah enggak kok Jis."
Aku dan kak Jin udah sepakat mau ke toko buku aja. Lagi males jalan jalan ke tempat rame soalnya.

Sesampainya di toko buku aku dan kak Jin mulai mencari buku sebanyak-banyaknya. Ceritanya kami mau baca buku di pinggir sungai gitu. "Udah Jis?" Aku mengangguk lalu kami ke kasir dan membayar buku-buku itu.

Aku dan kak Jin hanya duduk dan fokus ke buku masing masing. Lalu kak Jin buka suara. "Gak nyangka ya hobi kita sama Jis.", "hehe iya kak. Kakak suka baca buku dari kapan kak?", "dari SMP. Lo sendiri?", "udah dari TK", "Wahh.. keren." Aku hanya cengengesan. Kami ngobrol, ketawa, dan itu membuatku sangat senang. Jujur saja, ini kali pertama aku bisa dekat dengan seorang cowok. Cowok cowok kadang gak mau deketin aku karna aku kutu buku dan mereka lebih milih deketin Jennie. Itu sakit. Tapi aku juga kan gak bisa maksa mereka buat deketin aku. Dan akhirnya sekarang aku ketemu orang yang bisa nerima aku dengan semua kebiasaan ku. Aku gak tau gimana perasaan kak Jin ke aku. Tapi, yang pasti aku udah terlanjur nyaman sama Kak Jin.

"Lo punya pacar gak Jis?" Aku menggeleng. "Ooh.. baguslah berarti gak ada yang marah kalo kita jalan berdua gini", "emang kakak gak punya pacar?" kak Jin menggeleng.

Senangnya bisa jalan seharian sama kak Jin.

/author pov/

Rose mulai melatih suaranya di ruang ekskul. Dia sering mendapatkan pujian karna suaranya yang merdu itu. Begitupun Jungkook. Di tambah lagi Jisoo dan yang lain. Pokoknya ekskul menyanyi adalah ekskul yang isinya orang yang punya suar luar biasa.

Setelah selesai latihan Rose mulai menjalankan permintaan Lisa tentang menyelidiki Jungkook.

"Hay Kook?", "eh Rose?", "Lo ikut lomba nyanyi gak?", "sebenernya sih pengen ikut. Tapi males lah.", "loh? Kenapa?", "bukannya sombong tapi gue males tambah penggemar.", "yee.. gue kirain apa?", "hehe.. kan kalo penggemar gue banyak, pasti haters nya banyak juga kan?", "iya juga sih.. eh ngomong ngomong lo kayaknya deket banget sama Lisa. Lo suka dia ya?", "eh..eh.. Rose a..apaan sih?", "cieeee gue bener. Lo suka Lisa kan?", "hmm.. emang keliatan banget ya?", Rose mengangguk. "Iya Rose. Kayaknya gue suka Lisa.", "boleh sih. Tapi awas aja kalo sampe lo nyakitin dia!", "ya gak lah Rose.", "lo gak playboy kan?", "enggak lah. Orang mantan gue bisa di itung jari kok.", "hah? Gak percaya gue. Masa cogan kayak lo mantannya dikit?", "emang cogan mantannya harus banyak? Lagi pula gue kalo pacaran kan milih milih. Gak sembarang gue pacarin", "baguslah", "ngomong ngomong Lisa suka ama gue juga gak Rose?", "tanya aja orangnya langsung." Lalu Rose pergi menuju mobilnya dan pergi pulang.

Saat sampai di apartemen, Rose melihat Lisa berdiri sambil menggendong tas di depan apartementnya. Rose memang tinggal di apartement karna ayah dan ibunya di luar negri. Tapi Rose tak merasa sedih karna ada ayah dan ibu Lisa yang menganggapnya seperti anak mereka sendiri. Rose juga menganggap mereka seperti orang tuanya sendiri.

"Lo ngapain?", lisa cuma senyam senyum. "Mau nginep di sini. Udah lama loh gue gak nginep." "Yeeee!" Rose langsung meluk Lisa.

Mereka langsung mengatur posisi di depan TV. Mereka akan tidur di situ. Pokoknya malem ini mereka akan saling curhat curhatan.

"Lis?" Panggil Rose. "Ya?", "gue udah nanya Jungkook tentang  perasaannya ke elo.", "serius? Terus Jungkook bilang apa?", "Jungkook bilang...", "apa War?", "ciiiieeeee kepoooo!!!", "niat gak sih kasih info nya?", "gak. Lo tanya aja Jungkooknya sendiri." Lisa tau pasti akhirnya bakal gini. Akhirnya mereka tertidur setelah banyak ngobrol.

Paginya mereka berangkat bersama. "Lis?", kata Rose yang sedang menyetir. "Ya?", jawab Lisa. "Gue kok penasaran ya sama nama kakel yang suka nabrak gue itu", "kemarin aja ngomongnya kesel", "yaa masalah kesel gue tetep kesel lah", "ya lo tanya namanya lah biar gak kepo", "ya kali Lis gue yang nanya. Gengsi lah", "terserah lu lah war. Makan aja tu gengsi"

Setelah sampai Lisa memilih turun di gerbang karna sudah ada Jungkook. Akhirnya Rose dengan pasrah ke parkiran sendiri.

Setelah memarkir mobil Rose membuka pintu mobilnya dan...

Gubrak!!!

"Woy! Punya mata gak sih?!", lalu Rose dengan cepat membantu orang itu berdiri. "Eh.. eh.. sorry ya? Gue gak senga...." perkataan Rose terpotong melihat siapa yang sedang ia tolong "elo?!" Teriak mereka bersamaan. Rose lalu melepaskan tangannya yang membantu cowok itu berdiri. "Kenapa sih setiap gue ketemu elo selalu sial?", celoteh Rose. "Eh? Lo nyadar gak siapa yang lagi kena sial sekarang?" Rose memutar bola matanya lalu cepat pergi dari sana.

/Suga pov/

Kenapa sih aku selalu ketemu cewek itu? Apa iya ini cuma kebetulan rasanya enggak deh. Namanya siapa ya? Pengen banget nanya tapi tiap ketemu moment nya gak bagus. Ngomong ngomong kepala ku sakit sekali setelah nabrak pintu mobil cewek itu. Ke UKS aja lah.

Sesampainya di UKS aku heran kenapa malah Jisoo yang di sana? Bukanya Jin.

"Jis?", "eh.. eh.. kak suga.", "kok lo yang ngatur UKS?", "Iya. Kak Jin tadi minta tolong. Ya aku tolong aja", "ekhem.. cieee" Jisoo langsung tunduk. Lalu aku ingat ada hal penting yang harus ku tanyakan pada Jisoo.

"Jis? Lo tau gak Lisa sekolah di sini?", Jisoo keliatan gelisah. Tapi kenapa? "Emm.. eng.. enggak kak aku gak tau" aku cuma ber-oh ria. Kayaknya ada yang Jisoo sembunyikan. Apa? Tak lama Jin datang dan menghancurkan rencana ku nengintrogasi Jisoo. Huffft!

Setelah mengistirahatkan diriku di UKS aku berjalan ke kelas. Aku tau guru pasti sudah masuk ke kelas. Saat masuk ke kelas semua menatapku termasuk guru itu juga.

"Min Yoon-gi! Dari mana saja kamu?!", "dari rumah lah pak.", jawabku santai. Setelah lama berdebat akhirnya aku di hukum membersihkan kamar mandi. Menyebalkan.

Saat mendekati kamar mandi aku mendengar suara yang samar samar.

"Lepas gak?! Gue bilang gue gak mau!" Kayak gue kenal suara itu.

/Rose pov/

"Lepas gak?! Gue bilang gue gak mau!" Teriak ku pada sekelompok siswa cowok yang memaksa ku ikut dengan mereka. Apa sih mau mereka?

"Udah ayo!" Salah satu dari mereka menarik ku. Aku berusaha memberontak tapi tetep gak bisa.

Tiba tiba ada yang menarik tangan ku lagi dan menyembunyikanku di belakang punggungnya.

"Pergi lo." Ucap cowok ini santai kepada cowok yang tadi menarik ku. "Yoongi? Lo mau cari mati?", "elo yang mau cari mati. Udah pergi aja sana." Astaga ini cowok yang sering nabrak aku itu. Jadi namanya Yoongi? Aku tak memperhatikan obrolan ber api api mereka berdua. Aku hanya memperhatikan cowok bernama Yoongi ini.

Bug!

Satu pukulan mendarat di pipi Yoongi. Lalu Yoongi membalasnya. Aku tau Yoongi akan kalah karna mereka berjumlah 3 orang. Sedangkan Yoongi hanya sendiri. Dengan cepat aku menarik tangan Yoongi. Aku tak ingin masalahnya bertambah.

Aku membawa Yoongi ke koridor. Kami duduk di kursinya.

"Lo gak apa apa? Mau gue bawa ke UKS?", "gak usah." Jawabnya singkat. Lalu aku mengeluarkan sapu tangan dari kantongku, dan membasahinya dengan air mineral yang dari tadi ku genggam dan mengelap wajah Yoongi. Yoongi menatap ku aneh. Biarin. Aku benar benar merasa bersalah telah melibatkannya tadi.

"Makasih ya?", lalu dia mengangguk. "Oh iya. Nama gue Rose. Elo?", tanyaku sambil mengulurkan tanganku. "Yoongi" jawabnya singkat tanpa menjabat tanganku. Cuek banget sih ni orang.

Aku masih mengelap wajahnya. Aku sedikit berpaling dan melihat matanya. Astaga. Kenapa aku deg deg an gini. Dan sekarang dia natap aku. Oh god! "aww!" Rintihnya memecahkan suasana karna aku salah menekan lukanya. Efek deg deg an nih. Setidaknya aku udah tau namanya begitupun dia. Dia juga udah tau nama ku.






















Sedikit lebih panjang.
Maaf typo bertebaran.
Votenya pliisss....

I NEED YOU! (Revisi Besar-besaran) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang