/Author Pov/
Jennie berkali-kali menelpon Jimin. Tapi hasilnya nihil, pacarnya itu tidak menjawab atau membalas semua panggilan dan pesan darinya.
Hal itu membuat Jennie sangat khawatir. Sebut saja Jennie berlebihan, tapi Jimin tidak pernah hilang kabar begini. Jika hanya dua atau tiga jam saja tidak masalah. Tapi ini sudah hampir 24 jam.
Jimin bahkan tidak masuk sekolah tadi. Dia sebenarnya kemana?
Jennie berencana datang ke rumah Jimin besok siang jika pacarnya itu tidak masuk sekolah lagi.
Tidak patah semangat, Jennie menghubungi Jimin sekali lagi sebelum dia terlelap.
Tuutt...
Tuutt...
Tuutt...
"Ekhm.. hallo?"
Seketika Jennie meluruskan punggungnya. Jimin menjawab.
"Hallo? Woy... ini siapa?"
Jennie mengerutkan alisnya. Suara di sebrang sana memang benar suara Jimin, tapi kalimatnya? Kenapa Jimin tidak mengenalnya?
"Ji.. Jimin?" Tanya Jennie hati-hati.
"Ha? Apaan?"
Jennie menahan diri untuk tidak marah-marah. Pasalnya dia tau, pacarnya tidak dalam kondisi sadar. Semuanya jelas dari cara bicara Jimin.
"Ha.. hallo Jen? Ini gue Jin. Sorry ya, nanti gue bisa jelasin, sekarang gue harus antar dia pulang."
"Kalian dimana?" Tanya Jennie dingin.
"Gue bakal antar dia pulang, lo tenang aja."
"Gue tanya kalian dimana?"
"Kalo gue kasih tau, lo mau apa? Mau nyusul? Ini udah jam 11 malam Jenn! Udah lo tenang aja. Bye."
Lalu telpon ditutup secara sepihak.
Sebenarnya Jimin kenapa? Apa dia sedang ada masalah? Kenapa Jimin tidak memberitahunya?
Esokan harinya...
Jennie berjalan ke kelas Jimin dengan harapan pacarnya itu akan berada di dalam kelasnya.
Sesampainya didepan kelas Jimin, Jennie sedikit melongokkan kepalanya ke dalam, dia hanya ingin melihat Jimin tapi tidak untuk bertemu dengannya. Hatinya masih merasakan jengkel karna Jimin mabuk semalam.
Jennie melihat Jimin disana, ditempat duduknya diam menyaksikan teman-temannya beracanda dan sekali-kali tersenyum.
Jennie mengerutkan keningnya, tidak biasanya Jimin seperti ini.
Saat Jennie sedang asik-asiknya mengintip Jimin menoleh ke arahnya, membuat Jennie dengan cepat menarik kepalanya dan berjalan pergi dari sana.
Jimin yang menyadarinya segera berdiri dan menyusul Jennie.
Jennie mempercepat langkahnya ketika mengetahui Jimin mengejarnya, namun dia berhenti ketika Jimin mencekal tangannya lembut.
"Hey, kenapa gak masuk tadi?" Tanya Jimin.
Jennie menatap Jimin heran, seakan-akan dia melupakan kejadian di telepon tadi malam, apa memang dia lupa?
"Ooh, maaf gak ngabarin lo dari kmemarin, ya?"
Jennie tidak bergeming.
"Gue beneran minta maaf,kemarin ada sedikit masalah. Gue minta maaf banget ya Jennie sayang." Bujuk Jimin sambil mencubit sebelah pipi Jennie.
![](https://img.wattpad.com/cover/109554845-288-k542051.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED YOU! (Revisi Besar-besaran)
RomanceKak Suga masih menatap ku dengan tajamnya. "Puas lo?" ucapnya. "Hah?" "Puas lo, hah?! Puas?! Lo ambil semuanya dari gue! Lo ambil Papa, lo ambil Jennie sama mama! Lo ambil temen-temen gue! Dan sekarang... Elo! Elo ambil Rose juga dari gue!" "Sekaran...