HLAM : 01

128K 13.2K 1.2K
                                    

"Kenapa menunduk? Apa lantai itu lebih tampan dari wajahku?"

Jayline meringis, ia mengangkat wajahnya sambil menggumam maaf pada pembicara di depannya.

Tatapan pria itu tajam, terasa menguliti Jayline. Bagaimana bisa ia membalas tatapan pria itu, jika berdekatan saja sudah membuatnya ketar-ketir.

"Nona Yoo Jayline?"

"Ya, sir?"

Pria di depannya menghembuskan napas lelah, "Nona Yoo, nilaimu sangat jelek dalam mata kuliahku. Semester lalu, kau mendapat nilai C dan aku masih berbaik hati meluluskanmu. Bukannya berterimakasih, tapi semakin hari kau semakin menjadi. Apa maumu sebenarnya?"

"---apa kau tidak ingin lulus dari kelasku? Jika iya, sampai bertemu lagi di semester depan."

Dengan cepat Jayline menggeleng. Dia benar-benar ingin lulus. Bayangkan, Jayline baru memasuki semester tujuh disaat usianya menginjak 25 tahun. Usia yang sudah seharusnya berada di ruangan full Ac, dibalut semi jas formal, memakai stiletto berhak 7 cm, ditambah dengan kaca mata bundar yang menghiasi pangkal hidungnya, lalu bergelut dengan tumpukan berkas di balik meja kubikel. Bisa dibilang, pekerjaan impian Jayline sebagai seorang pengacara.

"Jika kau ingin lulus, kenapa kau selalu tidur di kelasku? Apa cara mengajarku membosankan? Katakan sesuatu Nona Yoo Jayline! Jangan hanya diam membatu. Kau mendapat pelajaran etika, jadi tunjukan etikamu saat berhadapan dengan dosen."

Jayline membungkuk, "Maaf sir. Saya tidak akan mengulanginya lagi. Saya mohon, berikan saya keringanan untuk memperbaiki nilai-nilai saya yang kurang."

Sehun terkekeh sinis, "Apa aku begitu mudah bagimu, Nona?"

Jayline menggeleng, "Tidak sir, saya sangat menghargai anda."

Sehun tersenyum miring sambil besedekap dada meneliti penampilan Jayline.

Wanita itu memakai kemeja usang yang kerahnya terlihat luntur bekas di cuci, sepatunya juga berlubang tak layak pakai. Hanya celana panjangnya yang layak untuk dipakai ke kampus.

Sehun tersenyum sinis, wanita di hadapannya sudah miskin tapi malas belajar. Seharusnya jika ia berasal dari keluarga yang tidak punya, sebaiknya jangan tidur dikelas dan belajar dengan rajin agar cepat lulus.

Tapi perempuan satu ini benar-benar membuat Sehun kecewa.

"Sampai jumpa di semester depan Yoo Jayline. Aku sudah berniat untuk tidak meluluskanmu," ucap Sehun tak acuh.

Wanita seperti Jayline memang harus di beri pelajaran. Jangan mentang-mentang dia miskin sehun mau manaruh iba padanya. Justru Sehun semakin jengkel karena Jayline miskin dan hanya membuang uang orang tuanya untuk kuliah.

"Tolong Sir. Saya akan melakukan apa saja, tolong luluskan saya kali ini. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengecewakan Mr. Sehun lagi.... saya mohon sir. Berikan saya kesempatan kedua."

Sehun terkekeh, lalu memandang Jayline tajam, "Jika aku memintamu untuk tidur denganku, apa kau mau?"

Jayline membulat. Apa dia tidak salah dengar?

"Maksud anda, sir?"

Sehun tersenyum lalu meraih dagu Jayline. Wanita itu menahan napas saat melihat mata indah Sehun menatapnya intens.

"Aku mimintamu untuk tidur denganku, Yoo Jayline," desis Sehun.

Jantung Jayline berdetak lebih cepat, kakinya terasa lemas hingga tidak bisa menopang tubuhnya. Pembicaraan seperti itu benar-banar di luar ekspetasi Jayline. Ia tidak menyangka dosen paling dihormati di kampusnya mengatakan hal yang tidak senonoh.

Hot Lecturer and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang