HLAM : 04

87.8K 11.5K 760
                                    

Jayline melirik jam tangannya, sudah 24 menit lewat 30 detik ia menunggu Mr.Sehun, tapi pria itu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya. Kaki Jayline bahkan sudah pegal, akibat berdiri terlalu lama di parkiran.

Mahasiswa lain, sudah banyak yang pulang. Tapi ada juga yang memilih tetap diam di kampus, sambil mengerjakan tugas mereka. Jayline akui kampus ini, merupakan kampus bergengsi dengan tugas-tugas yang super banyak. Pembayaran uang semester disini juga tak kalah fantastis, dengan sekolah di luar negri. Maka dari itu seberapa keraspun Jayline bekerja, pasti akan habis untuk membayar uang semesternya.

Jika kalian berpikir kenapa Jayline memaksakan diri bersekolah di tempat bergengsi, padahal dia tidak punya uang? Jayline akan tersenyum. Tetangganya di Busan sering menanyakan hal itu. Alasan Jayline sebenarnya cukup simple, dia hanya ingin mengubah nasibnya.

Sekarang ini, universitas terkenal sangat berpeluang dalam mencari pekerjaan. Perusahaan-perusahaan besar, hanya akan mencari lulusan universitas luar negri atau universitas bergengsi di Korea. Maka dari itu, Jayline berusaha mendapatkan uang sebanyak-banyaknya untuk melanjutkan pendidikannya di universitas yang ia idam-idamkan.

Meskipun terlambat, tapi Jayline berhasil mengumpulkan uangnya saat ia berusia 22 tahun, maka dari itulah ia cukup tua sebagai mahasiswa semester 7. Tapi lebih baik terlambat kan, daripada tidak kuliah sama sekali?

"Lama menunggu?"

Jayline menoleh ke asal suara, ternyata Mr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jayline menoleh ke asal suara, ternyata Mr. Sehun sedang menatapnya sambil bersidekap dada.

Pria itu memakai jaket hitam, menutupi kemeja santai berwarna biru langit. Mata Jayline salah fokus saat melihat dua kancing Mr. Sehun yang ia biarkan terlepas.

Buru-buru Jayline mengalihkan padangannya, "Tidak lama Sir. Hanya 25 menit, dan itu cukup membuat kaki saya pegal,"  balas Jayline.

"Jangan terlalu formal, cukup panggil aku Sehun."

Sehun membuka pintu mobilnya dan menyuruh Jayline untuk masuk. Jangan salah paham, Jayline membuka pintu mobil Sehun sendiri. Sehun tidak mau repot-repot membukakan pintu untuknya.

"Cepat bereskan barang-barangmu, aku tunggu disini. Jangan lama."

Jayline mengangguk, lalu dengan segera keluar dari mobil Sehun, setelah ia sampai di besement apartemennya.

Dengan tatapan nanar Jayline memandang apartemen kecilnya, baru saja ia melunasi biaya sewanya dua hari yang lalu, tapi kini Jayline terpaksa harus pindah.

Ya, Jayline menerima penawaran Sehun untuk bekerja sebagai pelayannya. Maka dari itu, sekarang ini Sehun berbaik hati mengantarkannya pulang ke apartemen untuk berberes-beres. Karena mulai hari ini, Jayline akan tinggal di rumah Sehun.

Jayline mengambil baju-bajunya yang hanya beberapa potong, lalu memasukkannya ke dalam koper. Buku-bukunya juga ia masukkan di dalam sana. Untung saja Jayline tidak mempunyai banyak barang, jadi dia tidak perlu repot-repot untuk merapikannya.

Hot Lecturer and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang