Cintaku boleh gagal, tapi studiku harus SUPER! Karena sukses mengundang cinta yang berkelas. -Yoo Jayline.
Lima belas menit lagi kelas terakhir Mr. Sehun akan di mulai. Jayline mencoba memfokuskan dirinya untuk mengabaikan masalah pribadi di antara mereka. Jayline tahu semua ini bukan kesalahan Mr. Sehun, pria itu tidak salah. Berbuat baik padanya tentu saja sudah menjadi hal yang biasa. Lebih baik ia fokus pada ujian akhir semesternya agar bisa memulai skripsi. Dari sekian angkatan, hanya Jayline saja yang masih stuck di tahap awal. Dia belum menemukan titik terang apa yang harus ia lakukan di semester tujuh ini. Apa dia bisa memulai skripsinya atau tidak. Jayline tidak tahu.
Dengan hembusan napas lelah, Jayline memalingkan wajahnya ke jendela. Suara berisik dari anak-anak yang lain tidak mengganggunya sama sekali. Ia seolah tenggelam dengan segala pikiran yang membuatnya stress akhir-akhir ini.
"Hai." Jayline bisa merasakan kursi di sampingnya berdecit, menandakan seseorang telah mendaratkan bokongnya disana.
"Oh hai." Jayline mengerutkan keningnya saat menyapa sosok pria yang duduk di sampingnya.
"Tumben duduk di sini," seru Jayline.
"Tidak ada kursi yang tersisa," balas Jongin sambil meletakkan buku-bukunya di meja.
Jayline hanya tersenyum, ia melirik ke sekelilingnya dan benar saja beberapa perempuan sudah menatap Jongin dengan tatapan penuh minat.
Ya, Jongin memang mengikuti kelas Mr. Sehun. Selama 6 bulan ini mereka berada dalam kelas yang sama. Ada 42 orang yang ada dalam kelas Mr. Sehun, dan Jayline menjadi salah satu orang yang beruntung. Ya, Jayline bisa di katakan beruntung karena Mr. Sehun hanya menerima 42 mahasiswa dari ratusan orang yang mendaftar kelasnya.
"3 hari lagi kita UAS, sudah melakukan persiapan?"
Jayline mengangguk, "Sudah, tapi entahlah aku tidak yakin bisa mendapat nilai A."
"Kenapa? Bukannya kau pintar?"
Jayline terkekeh, "Sebenarnya aku tidak pintar."
"Tapi tetap saja kau lebih pintar dariku," cibir Jongin.
Jayline hanya tertawa. Jongin merupakan pria yang sering membuat onar, pantas saja jika pria itu tidak begitu pintar. Bukannya Jongin bodoh, hanya saja ia malas belajar. Absensinya pun sering bolong, dan kerjaannya di kelas kalau tidak bercanda, ya tidur.
"Jongin!"
Jayline dan Jongin refleks menoleh ke seorang gadis yang kini berada di depan mereka.
"Kenapa?"
Gadis itu tersenyum centil, "Ini sarapan pagi, kau belum makan kan?"
Jongin tersenyum, "Terimakasih, aku akan memakannya. Tapi lain kali jangan seperti ini, aku tidak mau kau repot."
Jayline bisa melihat gadis itu bersemu malu, "Ah... tidak merepotkan kok, aku senang melakukannya."
Jongin meringis lalu mengangguk, dan meletakan kotak makan siang itu ke dalam tasnya.
Inilah salah satu hal yang Jayline suka dari Jongin, dia pria yang menghargai perempuan. Jika di cerita romance atau teenfiction pria seperti Jongin pasti di gambarkan dengan sosok dingin,cuek, atau sombong, beda halnya dengan Jongin. Disamping sifatnya yang urakkan, Jongin pria yang ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Lecturer and Me
FanfictionTERSEDIA DI TOKO BUKU Jayline? Wanita yang tidak menarik sama sekali. Tapi kenapa Oh Sehun Hot Lecturer kampus yang paling disegani bisa tertarik padanya? Semua itu berawal dari Jayline yang menolong anaknya dari kasus pembullyan. Hidup Jayline beru...