HLAM : 14

88.5K 11.2K 1.3K
                                    

Semester tujuh, semester dimana pelajaran yang sudah dipelajari selama enam semester, akan hilang begitu saja dari otak. -Yoo Jayline, mahasiswi semester tujuh yang mengalami depresi.





Bagi Jayline, semester tujuh adalah semester dimana kesenangan dari masa-masa kuliah sudah berlalu, dan digantikan oleh tekanan yang cukup besar. Seperti saat ini, Jayline sedang menggigit jarinya saat mendengar temannya Seulgi, sudah dipastikan lulus dan mulai menjalankan skripsi tahap pertamanya.

Rasanya Jayline ingin mati saja saat mendengar dosen pembimbing skripsi Seulgi adalah Mr. Minseok yang dikenal sangat baik dan murah hati dalam pemberian nilai.

Dengan helaan napas berat, Jayline mengambil kitab hukum pidananya. Minggu depan adalah kesempatan terakhirnya untuk mengejar nilainya yang tertinggal. Minimal Jayline harus mendapatkan nilai A dalam UAS kali ini, jika ia benar-benar ingin lulus dalam mata kuliah Mr. Sehun.

Jika dilihat dari daftar kehadiran dan responsif Jayline di dalam kelas, ia tahu Mr. Sehun akan memberikannya nilai maksimal C-. Ditambah dengan tugas dan nilai Ujian tengah semesternya yang tidak seberapa, sudah dipastikan jika Jayline tidak akan bisa memulai skripsinya di tahun ini.

"Jay wajahmu pucat," seru Seulgi sembari memberikan Jus apel pesanan Jayline.

Dengan lemas Jayline menegak juice apelnya. Hitung-hitung buah apel bisa membantu Jayline untuk menyegarkan otaknya yang sedang mumet.

"Gi, aku rasa aku tidak akan bisa lulus tahun ini," bisiknya lirih.

"Hah? Bukannya nilai-nilaimu bagus?" Seulgi berseru tidak terima.

Biarpun bekerja sambil kuliah, nilai Jayline tidak bisa dikatakan jelek. Ia selalu berusaha sebisa mungkin mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik dan nilai UTSnya juga diatas rata-rata. Jadi, Seulgi cukup heran saat Jayline mengatakan ia bisa saja tidak lulus tahun ini.

"Aku mendapat nilai C dalam mata kuliah Mr. Sehun. Dulu dia juga pernah mengancamku, dia mengatakan jika dia tidak akan meluluskanku dalam mata kuliahnya. Kau tahu sendirikan, aku sering tidur dalam kelasnya."

Seulgi mendesus, "Kau tidak mencoba bernegosasi dengannya? Kalian tinggal satu rumah dan aku cukup iri melihat kedekatanmu dengan Mr Sehun. Kau bisa saja memanfaatkan kedekatan kalian, siapa tahu Mr Sehun luluh dan meluluskanmu," jelas Seulgi menggebu-gebu.

"Kau sudah sangat baik dan telaten mengurus Sehun dan anaknya. Jika dia memiliki sedikit belas kasih, aku yakin Mr Sehun akan memberikanmu sedikit kelonggaran."

Jayline menimang-nimang ucapan Seulgi. Akhir-akhir ini ia memang cukup dekat dengan Mr Sehun. Meskipun dosen sekaligus majikannya itu otoriter, sarkas dan suka menyinyir, Jayline tahu Sehun orang yang baik.

Tapi rasanya tidak etis jika Jayline memanfaatkan kedekatan mereka. Apalagi mengingat kata-kata Mr. Sehun yang dulu saat Jayline memelas nilai padanya. Rasanya Jayline tidak sanggup lagi mendengar hinaan pedas dari Sehun. Tapi di sisi lain, Jayline juga ingin memanfaatkan kedekatannya untuk menarik simpati Mr Sehun. Siapa tahu pria itu berubah pikiran dan meluluskan mata kuliahnya.

"Jay lihat! Itu Mr. Sehun." Jayline membalikkan badannya mengikuti arah pandang Seulgi.

"Astaga, aku tidak menyangka dia memiliki kekasih," pekik Seulgi sembari mengibas-ngibaskan wajahnya dengan tangan.

Jayline hanya diam. Arah pandangnya terfokus pada Sehun yang terlihat mesra dengan seorang wanita dewasa yang Jayline tidak ketahui siapa.

"Belum tentu mereka sepasang kekasih, Gi. Bisa jadi mereka hanya sebatas teman."

Hot Lecturer and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang