HLAM : 34

52.8K 8.5K 573
                                    

"Ayah jaga kesehatan...Jay janji bulan depan akan datang lagi." Jayline memeluk Sungjae erat. Ada perasaan tidak rela dalam hatinya saat memutuskan kembali ke Seoul padahal sang Ayah belum sembuh total. Tapi apa boleh buat, ia harus mengajukan proposal skripsi agar bisa lulus tahun ini.

"Jangan khwatirkan Ayah Jay... Ayah sudah sehat." Sungjae melepaskan pelukan mereka lalu tersenyum ke arah Sehun yang sedaritadi berdiri di belakang Jayline. "Ayah titip Jayline, nak. Tolong jaga dia."

Sehun mengangguk, "Ayah tenang saja, saya akan menjaganya."

"Axel, ayo pamit dulu ke Kakek Yoo." Sehun meraih koper kecil Axel agar anak itu bisa menyalami Sungjae.

"Kakek jagan lupa minum obat dan jangan sampai telat makan. Axel sayang kakek." Axel tersenyum kecil lalu menghambur memeluk Sungjae. Sedangkan laki-laki tua itu terhunyuh mendengar segala perhatian Sehun dan keluarganya. Mereka begitu baik, bahkan dengan manusia cacat seperti dirinya.

"Terimakasih nak." Tubuh Sungjae bergetar. Beban yang selama ini ia pikul terangkat sedikit demi sedikit. Ia merasa tenang saat tahu putrinya kelak akan bahagia dengan keluarga ini.

'Sudah waktunya Ayah pergi Jay...' batinnya bermonolog sendiri.

***

Jayline memejamkan matanya berusaha mengenyahkan perasaan aneh yang mengganggu konsentrasinya. Saat ini Jayline berusaha terfokus kepada Axel yang sedang tidur di pangkuannya, sedangkan ayah anak itu terlelap dengan menjadikan bahu Jayline sebagai sandaran.

Sungguh, tubuh Jayline sakit semua gara-gara mereka. Tapi apa boleh buat, mereka terlihat lelah jadi Jayline tidak tega membangunkannya.

"Apa mereka suami dan anakmu?" Suara lembut seorang pria dewasa membuat Jayline refleks menoleh ke samping kanan. Ternyata ada seorang penumpang yang sedang mengajaknya mengobrol.

Jayline menggeleng ragu, "Bukan, Sir."

"Ahh... sayang sekali, padahal kalian sangat cocok."

Jayline tersenyum, "Sebenarnya kami memang pasangan kekasih."

Pria itu mengangguk, "Aku sudah menduganya, kalian terlihat saling mencintai satu sama lain,"  ucapnya lalu mengulurkan tangan ke arah Jayline, "Namaku Taemin, kau?"

"Aku Jayline." Jayline membalas uluran tangan pria itu.

"Honey..." Suara serak Sehan membuat Jayline refleks menjauhkan tangannya dari genggaman Taemin. Ia tidak mau Sehun salah paham, mengingat sifat Sehun yang selalu marah saat ia berdekatan dengan pria lain.

"Kau sudah bangun?"

Sehun berdecak, "Kau tidak lihat mataku sudah terbuka?" Mood Sehun kali ini benar-benar buruk. Bagimana tidak? Baru saja ia terlelap selama 30 menit, tapi wanitanya sudah mulai bermain mata dengan pria lain.

"Apa kau lapar? Tadi pagi kau melupakan sarapanmu..."

Sehun mengangguk. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, dan ia sama sekali belum menyentuh makanan.

"Ada roti tawar di tasku. Kau mau? Atau kau ingin aku pesankan makanan lain?"

"Memangnya ada?"

"Ada..."

"Yasudah pesankan sana!"

Suara ketus Sehun sontak membuat Jayline meringis. Dengan hati-hati ia menurunkan Axel dari pangkuannya. Untung saja tidur Axel sangat pulas jadi pria kecil itu tidak terganggu dengan pergerakannya, "Kau mau pesan apa?"

"Salad buah dan air putih." Jayline mengangguk lalu segera melajukan langkahnya ke seorang pramugari kereta yang berjaga di ruang paling ujung. Kereta yang mereka tumpangi memang kereta kelas elite yang menyediakan berbagai fasilitas mewah bagi penumpangnya, mulai dari kursi VIP yang sekarang ini mereka tempati, suite room, dan pelayanan makanan ala restaurant bintang lima.

"Hey bung! Jangan memperlakukannya seperti pelayan, dia wanita mu kan?" Sehun mengerutkan keningnya saat pria dewasa yang tadi berbincang dengan Jayline menegurnya dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Apa pedulimu? Jangan terlalu mencampuri urusan orang lain Sir." Sehun membalasnya dengan sinis.

"Aku hanya tidak suka melihat seorang pria memperlakukan wanita seenaknya."

"Sepertinya kau salah paham. Wanita itu memang pelayan di rumahku. Jadi tidak ada salahnyakan jika aku menyuruhnya untuk memesan makanan?" balas Sehun santai, "lagipula apa yang aku lakukan ke dia tidak ada urusannya denganmu, jadi berhenti ikut campur."

...

Yang penting up kan ya :"(

Hot Lecturer and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang