HLAM : 31

59.4K 9.4K 533
                                    

Saat ini Jayline dan Oh In Ha duduk di caferia yang terletak di seberang rumah sakit. Suasana cafe tidak seramai tadi, tapi masih ada beberapa remaja yang duduk-duduk menikmati minuman mereka sembari mengerjakan tugas sekolah.

Oh In Ha, wanita paruh baya itu hanya diam  memandang Jayline dari atas hingga bawah. Jayline tidak bisa membaca tatapan In Ha padanya karena raut wajah wanita itu hanya datar. Ia tidak tersenyum, maupun menatap Jayline dengan pandangan remeh. Tatapannya lebih terkesan dingin.

"Apa kau mencintai Sehun?"

Itu kalimat pertama yang Oh In Ha tanyakan padanya, dan itu cukup membuat tubuh Jayline menegang.

"Aku tanyakan sekali lagi, apa kau mencintai putraku, Oh Sehun?"

Jayline tersenyum kecil, "Saya sangat mencintainya Nyonya."

"Benarkah?" In Ha menyesap coffie latte nya sembari menyeringai kecil. Tapi tak lama kemudian seringaian itu langsung pudar digantikan dengan tatapan sinis.

Darah Jayline berdesir, Ia merasakan aura mencekam di sekitarnya... dan itu cukup membuatnya gugup.

"Benar saya sangat mencintai Sehun," ujar Jayline mantap.

Oh In Ha mengangguk santai, "Jika kau mencintainya berarti kau ingin yang terbaik untuknya, bukan?"

"Jika aku memintamu meninggalkan putraku, karena aku sudah mempunyai calon pendamping yang lebih pantas untuk Sehun, bagaimana? Apa kau mau membantu Sehun dengan cara meninggalkannya?"

In Ha tersenyum saat melihat wajah pucat Jayline. Wanita di hadapannya ini tidak sekuat yang ia bayangkan. Tapi kemudian, pemikirannya itu dengan cepat ia tepis saat melihat Jayline membalas perkataannya dengan senyuman lembut.

"Cinta itu tidak pernah meninggalkan Nyonya. Saya sudah berjanji pada diri saya sendiri kalau saya tidak akan meninggalkan Sehun..."

"Kau mengatakan jika kau mencintainya?"

"Justru karena saya mencintainya, maka saya tidak akan meninggalkannya."

Oh In Ha terkekeh pelan. Gadis di depannya ini terlalu naif. Omongannya tentang ia mencintai Sehun tidak bisa dipercaya. In Ha sudah pernah ada di posisi ini sebelumnya, tapi yang berdiri di depannya bukan Jayline tapi Angeline.

Wanita itu hampir sama dengan Jayline. Mulanya terlihat naif, tapi lama-kelamaan sifat liciknya akan mulai terlihat.

Saat ini Jayline memang terlihat baik, dia terlihat lembut dan penuh kasih, sama seperti Angeline dulu, sebelum Sehun memilih meninggalkan keluarganya untuk hidup bersama Angeline.

In Ha tentu saja marah, ia tidak akan membiarkan siapapun mengambil Sehun darinya. Sehun putranya, darah dagingnya, miliknya, buah cintanya... dan ia tidak menyukai saat-saat dimana Sehun menjadi pemberontak hanya demi seorang wanita.

"Kau sangat percaya diri sekali nona Yoo." In Ha berkata dengan sarkas, lalu mengambil sebuah dokumen yang ada dalam tasnya. Membacanya sebentar, kemudian In Ha melemparnya ke arah Jayline.

"Bacalah!"

Kening Jayline bertaut, "Apa ini?"

Matanya menatap map berwarna merah yang In Ha lemparkan padanya. Dengan ragu ia menerima map itu sembari membuka isinya. Kerutan kening Jayline semakin ketara saat membaca satu persatu kelimat yang tertulis di dalamnya.

Kerongkongan nya terasa kering. Ia menatap Oh In Ha sejenak, lalu kembali membaca beberapa point yang ada di dalam kontrak yang Oh In  Ha tawarkan padanya.

"Saya tidak mengerti jalan pikiran anda Nyonya..." Sorot mata Jayline terlihat sayu. Ada sebuah ketakutan dalam diri Jayline jika kelak wanita di depannya ini berbuat sesuatu yang buruk padanya dan juga Sehun.

Hot Lecturer and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang