HLAM : 37

53.6K 8.3K 641
                                    

Jayline mencoba berfikir positif saat melihat Sehun makan bersama wanita lain. Bahkan ketika wanita itu memegang tangan Sehun sembari tertawa bahagia, Jayline masih percaya bahwa Sehun tidak akan menyakitinya.

Terdengar naif memang, tapi apa yang bisa ia lakukan selain percaya?

Beberapa minggu ini hubungan mereka mulai merenggang, entah karena apa. Semuanya mengalir begitu saja saat Sehun mulai mendiaminya. Tapi Jayline tidak ingin menyerah, ia harus menjalani semuanya dengan dewasa. Dan percaya pada Sehun adalah kunci dalam mempertahankan hubungan mereka yang baru seumur jagung. Jayline selalu meyakinkan dirinya bahwa Sehun adalah pria yang terbaik dan terakhir untuknya. Maka dari itu ia tidak akan menyerah meskipun pria itu mengabaikannya.

Karena dalam suatu hubungan pasti ada masalah. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Mau lari dari masalah dengan cara melepaskan hubungan itu lalu  menjalin hubungan yang baru kemudian menemukan masalah kembali, atau menghadapinya secara dewasa dengan berjuang bersama. Karena cinta sejati itu bukan hanya disaat bahagia, tapi saat keduanya menghadapi masalah bersama untuk sebuah kebahagiaan bersama. Karena sekali lagi jika Jayline menyayangi seseorang maka ia akan mempertahankannya, meskipun ia harus berjuang sendirian.

"Untung saja aku sudah move on dengan Mr Sehun, jadi sekarang aku baik-baik saja saat melihatnya bercengkrama dengan wanita lain," ujar Seulgi sembari terkekeh geli.

Jayline hanya tersenyum kecut, hatinya masih perih.

"Oh iya Jay, apa Mr Sehun pernah membawa Seolhyun ke rumah? Kau kan pembantunya."

Entah kenapa Jayline merasa dadanya terasa ditikam belati tak kasat mata saat Seulgi mengingatkan statusnya sebagai pelayan di rumah Sehun.  Selama ini Jayline hampir lupa diri dan menganggap dirinya wanita Sehun padahal ia masih berstatus sebagai pelayan.

Jayline menggeleng, "Tidak... dia tidak pernah membawa wanita ke rumah." dan aku harap dia tidak akan pernah membawanya, karena aku wanita Sehun Gy. Maaaf karena aku menyembunyikannya darimu.

"Benarkah?" Seulgi terlihat antusias, " Berarti hubungan mereka belum terlalu serius. Bisa jadi mereka hanya sekedar berteman."

'Ya, aku harap begitu' Jayline berujar dalam hati.

"Ngomong-ngomong bagaimana hubunganmu dengan Jimin? Aku melihat dia sering mengantar jemputmu. Apa kalian berkencan?"

Seulgi bersemu, "Belum... tapi dia sudah menyatakan perasaannya padaku. Hanya saja aku masih ragu."

"Kenapa? Jimin pria yang baik."

Jimin adalah mahasiswa fakultas ekonomi semester delapan. Dia pria yang baik, pintar dan terlihat cool dengan wajah dinginnya. Bisa dibilang mereka berdua terlihat seperti pasangan yang serasi. Seulgi cantik dan Jimin tampan. Tidak seperti dirinya dengan Mr Sehun.

"Aku hanya ragu dengan perasaanku. Kau tahu sendiri kan aku mudah bosan," kata Seulgi dengan kekehannya.

"Ck! Kau ini." Jayline hanya bisa geleng-geleng kepala, lalu ekor matanya melirik ke meja nomor sembilan. Disana masih ada Sehun dengan Seolhyun yang tampak menikmati makanan mereka. Bahkan dengan lancangnya wanita itu menyentuh wajah Sehun, dan mengusap-ngusap lengan pria itu seolah-olah Sehun adalah prianya.

Dengan ragu Jayline meraih handphone yang ada di dalam tasnya. Ia tidak bisa diam saja saat melihat prianya di incar wanita lain.

To Sehun  : Bukan aku tidak percaya padamu, hanya saja aku tidak bisa mempercayai dia, bukan aku yang terlalu curiga, hanya saja semesta tidak memberikan kekuatan untukku agar lebih percaya.

To Sehun : Lihat ke belakangmu Sehun, ada aku disana. Bisa kita bicara sebentar?

Jayline meletakkan ponselnya diatas meja, lalu menatap Seulgi dengan wajah bersalahnya, "Gy... sepertinya kita harus pulang."

Tbc

Hot Lecturer and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang