HLAM : 18

81.8K 12.5K 1.1K
                                    

VOTE dulu baru baca, thanks❤

Hari ini, hari terakhir UAS. Setelah sekian hari berkutat dengan soal-soal yang membuat kepalanya pusing, Jayline akhirnya mempunyai kesempatan untuk mengistirahatkan otaknya. Bukan apa-apa, tapi sekian hari ini otak Jayline terbebani oleh pasal-pasal dan aturan hukum yang  sedikit banyaknya harus ia kuasai, agar bisa menjawab soal. Apalagi  soal  sejenis analisis terhadap suatu kasus hukum yang membuat otaknya berpikir lebih keras.

Jayline bukanlah orang yang cepat tanggap. Jadi ia membutuhkan banyak waktu untuk menghapal undang-undang yang jumlahnya ratusan, belum lagi peraturan hukum yang terus bertambah setiap waktunya.

Anak hukum memang di wajibkan untuk menghapal sedikit banyaknya pasal-pasal penting atau undang-undang yang paling di perhitungkan. Bahkan ada beberapa jenius yang bisa menghapal semuanya. Tapi balik lagi pada kapasitas otak manusia yang berbeda-beda, karena tidak semua orang sanggup menghapal atau mengingat materi yang sudah diserap. Maka dari itu hakim berpengalaman pun masih diperkenankan untuk menilik isi kitab perundangan, karena sangat mustahil menghapal semua itu di luar kepala.

Oleh karenanya, Jayline sempat kelabakan saat detik-detik menjelang UAS. Karena seperti mahasiswa kebanyakan, Jayline juga belajar menggunakkan sistem kebut semalam. Bahkan ia hanya rajin belajar saat menjelang ujian. Maka dari itu, selama UAS kali Jayline kerap pusing karena tubuhnya terfosfir dengan tumpukkan buku yang kerap menemaninya setiap malam hingga pagi menjelang.

Semua itu Jayline lakukan agar nilainya tetap stabil dan ia bisa memulai srkipsinya bulan ini. Karena menjadi mahasiswa abadi, tidak semenyenangkan itu.

"Orange juice with almond cheese cake!" Seulgi berseru riang, meletakkan dua potong cake di atas meja, "kesukaanmu," imbuhnya.

Jayline menatap makanan di hadapannya dengan pandangan berbinar. "Thanks Gi, kau benar-benar mengenalku." Jayline mulai menyuap cheese cake nya, "Wow. Aku serius, kali ini cake buatanmu sangat enak!"

"Cih! Dasar," kekeh Seulgi.Gadis itu juga ikut menyuap cake yang menjadi bekal makan siangnya. Sedangkan matanya terkofus pada benda pipih yang sengaja ia letakkan di meja. "Jay, kali ini aku benar-benar harus menyerah dengan Mr. Sehun."

"Kenapa?" tanya Jayline yang mencoba untuk tertarik dengan bahan obrolan mereka.

Jujur saja, akhir-akhir ini Jayline malas jika nama pria itu disebutkan. Apalagi sejak kejadian di ruangan Mr. Sehun yang membuat mood Jayline bertambah buruk jika mendengar nama dosen hukum pidana nya itu.

"Mr. Sehun sudah resmi berpacaran dengan Seolhyun," lirih Seulgi.

"Kapan?"

"Tiga hari yang lalu."

"Saat itu aku mencoba stalk akun instagram Seolhyun, tapi sayang akunnya  di private. Karena penasaran, aku mencoba memfollow akunnya dan rela menunggu selama 1 minggu untuk di acc." Seulgi mengatakan hal itu dengan napas memburu, "dan sialnya saat aku membuka instagram, mataku sakit melihat foto selfie Mr. Sehun dan Seolhyun dengan caption menjijikkan. Dan beberapa menit kemudian, Seolhyun mengumumkan dirinya sudah tidak single lagi. Dia mengatakan kalau pria yang di foto itu adalah kekasihnya."

Jayline bisa melihat wajah Seulgi sudah memerah karena  kesal.

"Kau tahu, fans Mr. Sehun sangat banyak. Dan kami sepakat untuk menjadikan hari itu sebagai hari patah hati nasional!"

Jayline hanya memutar bola matanya malas, "Jangan berlebihan Gi. Mr Sehun tidak pantas kau idolakan."

Seulgi melotot, "Hei! Mr. Sehun itu sempurna. Dia berpendidikan, tampan, kaya-raya, tidak merokok, tidak melakukan sex bebas, ayah yang baik, dan bertanggung jawab. Pria seperti itu memang pantas di idolakan!" Sergah Seulgi tak terima. Yang benar saja! Bagi Seulgi, Mr. Sehun sosok sempurna dari sekian banyaknya pria bajingan di Seoul.

Hot Lecturer and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang