HLAM : 08

86.2K 10.9K 987
                                    

Jayline melihat angka 38 derajat celcius pada termometer yang baru saja ia ambil dari mulut Axel. Pantas saja pria kecil itu menggigil, tubuhnya sangat panas akibat demam. Dengan lembut Jayline menempelkan handuk basah di dahi Axel, menaikkan selimut hingga dagu lalu mengusap pucuk kepalanya.

"Panasnya naik terus, tadi 37 derajat sekarang 38 lebih." Jayline menatap Axel sendu, "dia pasti kelelahan."

Setelah membersihkan diri dari sisa-sia tepung dan telur, Axel langsung masuk ke dalam kamarnya, lalu mengurung diri hingga beberapa jam. Jayline yang kwhatir membawakan makan malam ke kamar Axel, berharap anak majikannya itu mau mengisi cacing-cacing di perutnya dengan beberapa suap nasi. Tapi kenyataan yang ia dapat, Axel saat itu meringkuk di pinggir ranjang, dengan tubuh yang di penuhi butir-butir keringat.

Tentu saja Jayline kwhatir, apalagi Sehun belum pulang dan ia tidak tahu harus berbuat apa.

Jam sudah menunjukkan pukul 11.47, yang artinya beberapa menit lagi tengah malam. Jayline takut, panas di tubuh Axel tidak kunjung turun atau keadaan Axel semakin parah..

"Bertahanlah sayang," bisik Jayline sambil mengecup pucuk kepala Axel.

***

Bisa dibilang Sehun pribadi yang pemilih dalam pertemanan, bahkan teman-temannya bisa di hitung dengan jari. Sifat Sehun yang kaku membuat orang-orang berpikir dua kali untuk lebih dekat dengan pria bergelar Master of Laws itu.

Sehun memang mempesona, meskipun dengan kaca mata setebal 0,8 cm yang bertengger di balik hidungnya. Perawakannya tinggi, tegap dengan otot-otot lengan yang tidak terlalu terlihat tapi terkesan seksi, apalagi kepribadian Sehun yang tenang dan terkesan tegas, memang menjadi daya tarik tersendiri bagi perempuan. Tapi tetap saja, meskipun banyak gadis yang menginginkannya, Sehun masih betah dengan status dudanya.

Dan itulah yang menyebabkannya Sehun menjadi bulan-bulanan. Sekarang ini dia sedang duduk melingkar di sebuah cafe classic milik sahabatnya. Dengan segelas wine di tangannya, Sehun menatap tajam pria berambut hitam yang tepat berada di depannya.

"Percayalah dude, kau butuh orgasme," ucap lelaki berkuping caplang yang kini mengeringai, seolah-olah menawarinya solusi terbaik.

"Lihat wajahmu lesu kurang semangat hidup! Itu semua karena kau hidup seperti orang suci. Dengar, ini sudah 7 tahun sejak wanitamu pergi, dan kau tidak pernah berhubungan dengan wanita. Hell, jangan hidup seperti itu Hun, sekali-kali kau harus merasakan orgasme agar tidak terlalu tertekan."

Sehun memutar bola matanya, mendengar saran dari dari sahabatnya, Chanyeol. Pria dewasa berumur 27 tahun itu memang seorang PK alias penjahat kelamin. Dan Sehun hampir muak sesat mendengar saran sesat dari Chanyeol.

"Ck! Jangan mengotori Sehun dengan otak selangkanganmu," decak Lay sebal.

Lelaki berkaca mata itu meneguk air putihnya sambil memandang Chanyeol jijik.

"Kejantananmu itu memang murahan, celup sana sini tanpa memperdulikan lubang becek, lubang melar. Semuanya tetap kau masuki," Lay bergidik ngeri.

Tawa Sehun pecah sedangkan Chanyeol mengerang kesal.

Lay salah satu teman Sehun, dia seorang dokter bedah jantung di rumah sakit milik keluarganya sendiri. Pria itu memang sejenis dengan Sehun, bahkan lebih parah. Bisa dibilang, Lay sangat tergila-gila dengan kebersihan dan paling anti dengan hubungan seksual pria dan wanita.

Hot Lecturer and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang