Menyayangi mu, apa memang harus sesakit ini?
-oOo-
Yang namanya disini Raisya Annisa Prameswari siapa?" tanya seorang gadis dengan ditemani dua temannya. Gadis itu sekarang sudah berada di dalam ruang kelas Raisya.
Sinta yang mendengar itu langsung memberi tau Raisya bahwa ada yang mencarinya.
"Sya, lu dicariin sama Kak Dinda tuh."
Ya, Gadis itu adalah Adinda Audrey mantan kekasih Naufal Aldino Putra, Dinda kesini bersama dua temannya yang bernama Silvia dan Maura.
"Iya gue denger kok sin" ucap Raisya pada Sinta.
"Gue yang namanya Raisya!" ucap Raisya lantang sambil berdiri dengan tongkatnya.
Dinda dan kedua temannya yang melihat itu langsung menghampiri Raisya.
"Oh ini yang namanya Raisya?!" ucap Dinda sambil menjambak sekilas rambut Raisya membuat Raisya sedikit terperangah.
"Woi! ini kawan gue! kalian pada kenapa deh" ucap Sinta yang tak tega melihat Raisya diperlakukan seperti itu.
"Bacot!" ucap Dinda sambil mendorong Sinta hingga Sinta terjatuh.
"Gue harus kasi tau Vano sekarang buat nyelametin Raisya" ucap Sinta didalam hatinya, dan langsung pergi kekelas Vano yang berada di lorong sebelah kelasnya..
"Heh cewek buta! lu ikut gue yah!" ucap Dinda sambil menyuruh kedua temmannya untuk menggiring Raisya ke gudang belakang sekolah.
Raisya tak bisa berbuat apa-apa dia hanya pasrah atas apa yang terjadi dan sekarang dia sudah berada di dalam gudang yang sangat sepi.
"Raisya Annisa Prameswari. Cewek bodoh yang ngejer-ngejer Naufal sampai-sampai dia rela kehilangan pengelihatannya." ucap Dinda sinis dan Raisya sudah terikat diatas kursi yang telah disediakan oleh kedua teman Dinda.
BYUR!!!
Seember air yang penuh dengan es batu telah membasahi Raisya.
"Kalian kenapa sih? gue salah apa?" tanya Raisya yang sudah mulai kedinginan.
"Woi gue disini! lo liat kemana dah? oh iya lo kan buta haha!" ucap Dinda sambil tertawa sinis.
"Din, kita potong aja yuk Rambutnya" celetuk Silvia teman Dinda.
"Kita buat botak seru nih" sambung Maura lagi.
"Emang kalian bawa gunting?" tanya Dinda kepada temannya.
"Gue cuma bawa cutter nih, tapi bisa kok buat gunting rambut si cewek buta!" ucap Maura dengan tersenyum sinis.
Dinda pun mulai melakukan Aksinya, rambut Raisya sudah terpotong hingga bahunya.
"Hiks.. Hikss.. Hikss.. lo kenapa sih giniin gue? gue salah apa sama lo?" tanya Raisya yang sudah mulai terisak.
"Salah lo adalah lo ngambil Naufal dari gue!"
BRUK!!! pintu gudang terbuka dan menampilkan Vano dan Sinta disana.
Dinda yang melihat itu langsung tertawa sinis.
"Oh ternyata ada yang ngadu juga nih yah" ucap Dinda sambil melirik sekilas ke Mata Sinta.
"Lu apain Raisya bitch?" tanya Vano dengan suara tenangnya tapi matanya sudah menatap Dinda dengan tatapan membunuh.
Dinda terdiam melihat aura menakutkan dari wajah Vano sedangkan Maura dan Silvia sudah berlari begitu Vano berhasil membuka pintu Gudang.
"gue nanya sama lo! LO APAIN RAISYA?!" tanya Vano membentak Dinda.
Dinda menangis sejadi-jadinya, Vano tak pernah membentaknya bahkan sewaktu mereka berpacaran pun Vano tak pernah membentak Dinda.
"Van! lu kenapa jadi marahin gue sih? gue itu cuma ngasih pelajaran ke cewek buta ini! karna dia udah ngambil Lo dan Naufal dari gue!"
"Ckck! Raisya gasalah apa-apa! dan sekali lagi gue ngeliat lo nyiksa Raisya , gue gabakalan biarin lo hidup dengan tenang!" ucap Vano dengan senyum sinisnya.
Melihat kemarahan Vano yang amat besar Dinda langsung meninggalkan gudang itu.
"Sya lo gapapa kan?" tanya Vano sambil membukakan ikatan tali dari tangan Raisya.
Begitu ikatanya terlepas Raisya langsung memeluk Vano dan menangis sejadi-jadinya.
"Vano! gue takut!"
"Gausah takut Sayang, disini ada aku." ucap Vano sambil mengeratkan pelukannya pada Raisya.
"Sin lo beliin Raisya teh anget yah, gue mau bawa Raisya ke UKS dulu" ucap Vano pada Sinta.
"Ok"
-oOo-
"Van kok lu bisa tau gue tadi di gudang belakang sekolah?" tanya Raisya ketikan mereka sudah sampai di UKS.
"Tadi Sinta dateng kekelas gue dan langsung ceritain semuanya, dan gue langsung mikir kalo lo ga dibawa ke lapangan in-door pasti dibawa ke gudang sekolah, karena gue tau Dinda emg biasa ngebully anak-anak disitu."
"Lo kenal deket ya sama Dinda? tadi gue denger juga dia bawa-bawa masalah pacaran. atau jangan-jangan lo mantannya Dinda?"
Belum sempat Vano menjawab pertanyaan Raisya tetapi Sinta sudah datang dengan segelas teh hangat ditangannya.
"Nih Sya minum dulu" ucap Sinta sambil membantu Raisya meminum teh-nya.
"Makasih yah sin."
"Iya selo aja, gue kekelas duluan ya sya"
"iya."
setelah Sinta pergi dari UKS Naufal pun datang.
"Sya! kamu kenapa bisa gini? Rambut kamu juga, kenapa jadi pendek?!" tanya Naufal ketika sudah duduk diRanjang yang Raisya duduki.
"Nanti aku ceritain ya, Kok kamu bisa tau aku di UKS?"
"Tadi aku ngeliat Sinta di kantin, trus aku nanya ke Sinta kamu ada dimana dan Sinta bilang kamu di UKS makanya aku langsung nyusulin kamu ke UKS"
"Oh gitu yah"
"Ekhm Ekhm, Sya gue balik kekelas dulu ya kan sekarang udah ada Naufal." ucap Vano.
"Iya makasih yah Van udah nolongin gue!"
"Itu udah jadi tugas gue, ngejagain tuan putri" ucap Vano lalu pergi kembali kekelasnya.
"Sya! ceritain sekarang kenapa kamu bisa begini!" ucap Naufal ketika melihat Vano sudah pergi dari UKS.
"Jadi gini..." Raisya pun menjelaskan kejadian saat Dinda membully-nya habis-habisan.
Naufal yang mendengar cerita itu langsung mengepalkan tangannya "Dinda keterlaluan! ga seharusnya dia giniin Raisya!" batin Naufal.
💖💖💖
Author hari ini update double chapter yuk baca juga chapter selanjutnyaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
'Dia'
Teen Fiction#31 in teenfiction [12 oktober 2017] #41 in teenfiction [24 september 2017] #45 in teenfiction [16 september 2017] #49 in teenfiction [10 september 2017] "Van gue mau nanya?" ucap Raisya. "Apa?" jawab Vano dengan acuh tak acuh. "Lu kenapa berubah se...