'Dia'

[26]. Sunday with Vano!

I promise to love you for all my life.

-oOo-

"Sya" ucap Vano.

"Iya?"

"Jangan tinggalin aku ya?"

"Justru harusnya gue yang bilang gitu Van."

"Lah kenapa?"

"Gue buta dan gue tau lo malu sahabatan sama gue."

"Gak, gue ga malu."

"Serius?"

"Dua rius malahan. eh ga deng 3 rius lebih cucokk." jawab Vano dengan nada bercandanya, mendengar itu Raisya langsung tertawa.

Vano memarkirkan mobilnya disebuah taman bermain.

"Sya, turun yuk udah sampe." ucap Vano sambil membukakan pintu mobil untuk Raisya.

Setelah Raisya turun Vano langsung menutup pintu mobil dan menggenggam tangan gadis itu.

Raisya yang merasa tangannya digenggam langsung memberhentikan langkahnya.

"Kenapa sya?" tanya Vano ketika melihat Raisya menghentikan langkahnya.

"Ehmm"

"Lo batuk?"

"Ehmmm" ucap Raisya sambil mengangkat tangan yang digenggam erat oleh Vano.

"Ohh itu, emang kenapa kalo gue genggam tangan lo?"

"Ahhh. udah lupain aja."ucap Raisya sambil berjalan didepan Vano dengan tangan yang masih digenggam oleh Vano.

-oOo-

Setelah letih bermain Mereka kini tengah berada di sebuah bangku yang ada di taman bermain itu.

Di tangan Vano sudah terdapat 2 ice cream cone. Vanilla untuk dirinya sedangkan Coklat untuk Raisya.

"Mikirin apa deh? nih makan dulu ice creamnya." ucap Vano sambil menyodorkan satu ice cream cone pada Raisya.

Dengan senang hati Raisya memakan Ice cream yang diberikan Vano.

"Lo kok kayak anak kecil sih." ucap Vano sambil membersihkan noda ice cream di ujung bibir Raisya.

pipi Raisya mulai memerah. mengapa Vano harus berbuat semanis ini?! nanti Raisya baper.

"Ceilahh blusing ye buk?" goda Vano sambil mencoel pipi chubby Raisya.

"apaan sih." jawab Raisya sambil tersenyum malu-malu.

setelah pembicaraan itu mereka terdiam cukup lama.

"Sya?"

Raisya yang masih melamun tak menyadari bahwa namanya dipanggil Vano.

"Raisyaa?"

Raisya masih terdiam.

"Woi kutu kupret!" ucap Vano yang mulai kesal dan menjitak kepala Raisya.