12. Kedatangan Viena

6.3K 656 34
                                    

"Siapa nih?".
"Itu Maura begoo, masa lu nggak bisa merhatiin sih, itu foto dia dari SD sampe SMA"
Aku tertawa melihat keculunan dirinya.

"OMG, She's cute too, haha" cekikik Erlin yang memperhatikan foto Maura secara detail.

[❣]

Viena

Erlin masih menemaniku saat pulang ke rumah mengemasi pakaian dan perlengkapan untuk tinggal sementara di rumah manusia debu, dengan langkah malasan demi menuruti ingin mama yang kali ini sedang sibuk melakukan wawancara di beberapa media lokal, dengan misi yang nggak jauh-jauh amat dari membangun image diri, saat beberapa media melakukan serangan kecil yang salah sasaran dengan menyatut namaku sebagai asal muasal otak dibalik pembunuhan Mamanya Maura, itu sungguh nggak masuk diakal

"Lihat deh Vien, nyokap lu bilang di media, lu temen akrabnya Maura Yunda"

Aku malas untuk melihatnya, sambil membawa beberapa majalah. Berkorban demi nama baik seorang Mama yang penuh dengan manipulasi dan ambisi hanya untuk kepentingan pribadi, aku nggak suka, "tapi harus demi menjaga nama baik keluarga", itu yang terus digaungkan Mama.

"Bagaimana bisa anak saya bekerja sama untuk mencelakakan sahabatnya sendiri, bahkan saat ini, anak saya sedang menemani sahabatnya Maura saat ia kehilangan orang tua tunggalnya, yang bener itu, anak saya yang dipukuli hingga babak belur oleh tersangka, lalu sahabatnya menolong, itu wajarkan, saat insiden itu terjadi Jane yang justru ingin membalas dendam kepada keduanya , hanya saja ia keburu ketangkep sebelum melakukan aksinya kepada anak saya," Cetus Erlin dengan gaya sok centil memperagakan nada bicara khas mama sambil membaca majalah.

"Uda deeeehh buruan, bentar lagi papa jemput..." aku merebahkan tubuhku di atas kasur, sambil tiarap aku mengambil handphone dan membolak balik aplikasi chat menunggu kabar kak Sisy dimana chatku selama dua hari belum lagi dia read-read.

"Ngajakin pergi, tapi baring, eh kebo hayoo buruan ke bawah, kali papalu udah nunggu dongok"

Aku mengangkat tubuh berat, jam menunjukkan pukul tujuh malam, besok ujian bahasa dan aku belum bisa masuk sekolah, ujian susulan hanya akan membuat aku kekurangan konsentrasi jika harus dilakukan sendiri.

Menuruni tangga menuju langsung keteras halaman depan, papa memarkir kendaraannya di garasi dan mengeluarkan Civic hitam terbarunya, kendaraan santai yang biasa di gunakan saat ia tak lagi sedang tugas.

"Kamu juga nemenin Vienakan?"

Erlin menatapku ragu, lantas kembali melirik kearah papa memberikan jawaban singkat

"Cuma beberapa hari aja Om, Erlin nggak dapet ijin lama-lama dari ortu"

Papa mengangguk mengambil tas dari tanganku dan membawanya ke dalam mobil, papa memang perhatian, cowo peka dan selalu menerima penekanan mama ini, memberikan kesan miris tapi buatku papa hebat.

Melalui jalanan panjang menuju ke rumah Maura adalah perjalanan yang paling membosankan, jika bukan karena demi ambisi mama menarik simpati publik, aku nggak mau menjadi boneka dengan peran yang sama seperti apa yang telah ia lakukan kepada kak Vievi dan juga Andre.

Erlin memeluk boneka panda mini, ia tertidur pulas di sampingku di kursi belakang, sementara Papa dan supirnya duduk di kursi depan, dan hanya melewati hampir dua puluh lima menit perjalanan kami sampai tepat di rumah Maura yang dari depan terlihat sepi, koridor halaman depan rumahnya banyak mengalami perubahan saat terakhir kali aku ke rumahnya ketika kelas sepuluh, menemani Joshua menghantarkan buku

Aku turun dengan hati-hati, dan mimpi burukku akan bermula dari sini

"Ayo masuk Non"

seorang wanita paruh baya, mengenakan daster seadanya, nggak seperti asisten rumah tangga di rumah ku yang terlihat fresh dengan seragam yang senada, ia menyambut kami ramah dan mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam rumah. Aku dan Erlin mengikuti wanita itu dari arah belakang, dengan memperhatikan kondisi sekitar, daun pandan yang masih membasah, serta keranda yang masih belum berpindah. Asri keadaan rumah terasa menyejukkan, seluruh pekarangan ditumbuhi beberapa tumbuhan hijau tampak segar.

Revenge and Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang