Chapter 15 : They want see me (?)

57 5 0
                                    

"Hallo Maa, Lagi apa?" sapaku pada Mama di seberang sana, "Hallo sayang, Mama lagi duduk diteras apartemen sama Papa. Ellisa lagi apa?" suara Mama terdengar, "Ellisa lagi baring dikasur Maa.."

"Kamu Luluskan?" tanya Mama terdengar antusias, "Iya lulus Maa, Ell senang banget. Kapan kalian pulang kerumah Maa?" kataku penuh semangat.

"Maaf ya sayang, Mama sama Papa balik hari jumat. Tunggu dua hari lagi ya. Pokoknya Mama sama Papa bangga sama kamu. Apalagi kamu dapat beasiswa keluar negeri. Mama bangga."

Aku menahan tangis bahagiaku, "Papa bangga sama kamu Ell.." suara Papa terdengar penuh semangat. Tak lama terdengar tawa keduanya dibalik telefon.

"Iyaa Maa Paa. Nggak papa kok. Yang penting nanti pas wisudanya Ell kalian ada. Awas aja nggak datang." ancamku kemudian tertawa, "Iya sayang, Mama sama Papa pasti datang, Daniel juga pasti datang."

"Makasih Maa.. Ell tutup ya telfonnya, Mama sama Papa istirahat. Pasti capek." kataku, aku rasa Mama dan Papa butuh istirahat, "Iyaa sayang, Daaahhh..." kata Mama, memberi kecupan dari seberang sana untukku, "Daaaa.." kubalas kecupan jauh yang tak terasa itu.

Kututup telfon singkat itu, lalu menggulingkan tubuhku kesana-kemari diatas kasur. Jam menunjukkan pukul 7 malam, masih sore. Aku mau kemana yaa.. sudah nggak pusingin apa-apa lagi sekarang. Aku hanya akan fokus melanjutkan S2, dan.... Jevin?

Aku terkaget dari dering dan getar ponsel yang berada di bawah telingaku, seseorang menghubungiku. Baru aja nelfonan siapa nih yang nelfon, kulihat layar ponselku, kupikir Jevin. Nama Aldi tertera disana. Kuusap lebut layar berwarna hijau.

"Hallo.." terdengar suara berat khas Aldi. Aku tersenyum mendengarnya, sesaat memudar, "Aku ngehubungi kamu dihari minggu. Kenapa ngehubunginya pas dihari selasa?" tanyaku langsung tanpa berkata hallo membalasnya, terdengar tawa pelan dari ponselku, "Maaf Ellisa, aku baru beli pulsa." cihh, itu alasannya, aku tertawa, "Ohh.." balasku singkat, suara tawa Aldi terdengar dibalik telfon, "Ellisa, sepertinya aku bisa ketemu kamu sekarang."

Aku mengerutkan kening, apa maksudnya? Ketemu di mimpi? aku tertawa meresponsnya, "Kok ketawa? Aku serius." katanya lagi. Aku masih diam, hanya dehemanku yang terdengar, "Kirimkan aku alamat rumahmu, kamu akan kujemput." katanya lagi, aku hanya tertawa, dia kalau lagi gombal begini nih. Bisa bikin baper, "Ellisa..." panggilnya.

"Hehe iya kenapa All.."

"Kirim alamatmu." katanya sekali lagi.

Dia terdengar serius, sejak kapan dia ke kota ini? Seingatku dia tidak pernah bercerita maupun membahas tentang kota ini dan tempat tinggalku. Mungkin dia cuma bercanda.

"Serius amat, iya bentar nih kukirim lewat line yaa.."

"Sekarang ya Ellisa."

Aku kembali tertawa, "Iyaa iya, buat kamu masukkan diari yaa.. perlu banget kayaknya."

Dia tertawa dibalik telfon, aha! Dia cuma menggodaku saja. Dasar Aldi. Sudah kukirimkan alamat lengkap rumahku padanya, terdengar dering pesan masuk diponselnya.

"Makasih Ellisa, kamu lagi apa? Sudah mandi?" tanyanya.

Nahh, dia cuma iseng nanyain alamat rumah. Emang dia mau ke kota ini cuma buat nemui aku? Ya nggak lah..

"Aku, nggak lagi ngapa-ngapain dan yaa aku udah mandi All." jawabku, "Ohh okee, kututup ya telfonnya." katanya membuatku heran.

Daaahhhh, kataku dan dia langsung menutup telfonnya. Wah, sesuatu banget dia. Aneh, harusnya dia nanya kabarku, atau apa gitu, ngasih tahu dia kalau aku sudah ujian akhir aja nggak sempat. Seingatku, Aldi memang menelfon singkat seperti itu, waktu di lab dia pernah nelfon aku dari telfon umum di lab. Yaa singkat, seperti tadi. Ahh, sudahlah.. mending makan ice cream sambil nonton.

First Love, Maybe... [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang