9. Pindahan

14.1K 622 9
                                    

  Azan subuh berkumandang, membuat Ifa terbangun dari tidurnya dan harus menyudahi mimpi indahnya. Ifa menggoyangkan badan Fahri yang masih tertidur di sampingnya.

  "Fahri! Bangun dong." Fahri mencoba membuka sebelah matanya.

  "Ada apa sih Fa?" Tanyanya tidak senang dengan mengusap sudut bibirnya.

Ifa memukul perut Fahri pelan. "Ada apa kamu bilang? Ini itu udah waktunya subuh Fahri! Ayo bangun, Sholat itu WAJIB." Ifa menarik tangan Fahri. Fahri dengan tubuhnya yang masih lemas pun duduk dengan menatap Ifa malas.

"Oke oke, ayo sholat! Kamu udah ngambil wudhu?" Sekarang mata Fahri sudah terbuka dua-duanya.

"Belom, aku ngambil wudhu' dulu." Ifa masuk ke dalam kamar mandi, dengan detik yang sama Fahri kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Ifa keluar dari kamar mandi dan mendapati suaminya yang kembali tertidur dengan gaya tengkurap.

"Woy! Bangun woy." Ujar Ifa dengan suara yang keras tepat di telinga kiri Fahri. Fahri terlonjak dan langsung duduk, lalu tak lama ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi dengan mata yang masih tertutup.

Karena matanya masih tertutup jadi Fahri si 'suami yang malang' tertabrak dinding samping pintu kamar mandi.

Grbukk! Begitulah kira-kira suaranya. Ifa menoleh ke arah Fahri yang sudah kesakitan.

"Aduhhh sakit banget." Ringisnya.

"Rasain! Siapa suruh jalan nggak buka mata!" Ledek Ifa. Fahri hanya mendengus kesal.

"Suami kejedot bukan malah di tolongin, atau di elus-elusin kek keningnya." Fahri mengusap keningnya gusar.

"Malas! Udah sana ambil wudhu'." Ucap Ifa yang tidak bisa dibantah lagi. Fahri langsung masuk ke kamar mandi dan mengambil air wudhu'.

Setelah Fahri selesai, Fahri mengambil tempat di depan Ifa. Yah! Walaupun Fahri jarang sholat bahkan nyaris nggak pernah. Tapi, tetap dia ingat semua tata cara sholat yang di ajarkan guru ngajinya ketika masih kecil. Lebih tepatnya ketika Fahri belum sunat hahaha. Fahri pernah sesekali menjadi imam ketika di pengajian ada pelajaran praktik sholat. Dan sholat subuh mereka pun berjalan dengan khusyu'.

Sesudah beberapa jam selesai sholat subuh kira-kira jam 07:00 wib Ifa mengerjakan rutinitasnya selama dirumah dan itu sudah menjadi kebiasaannya yaitu mendengarkan musik India kaheee.

Ifa berjoget ria dengan pashmina yang ia lingkarkan di lehernya. Sambil memakai Jilbab dia bersenandung lagu 'Ladki Badi Anjani hai' salah satu lagu di film Kuch kuch hota hai.

Fahri frustasi melihat Istrinya berjoget ala India, ia benar-benar sangat muak melihatnya.

"Faaa, kecilin dong volume lagunya." Fahri mengetik-ngetik sesuatu di laptopnya.

"Gak mau ah! Udah kamu nontonin aku aja, liat nih aku jago banget kan nari india?" Ifa menunjukkan salah satu tarian Khas India dan Fahri merespon dengan menaikkan sebelah bibirnya.

"Kamu ini di luar sana sholehah, tapi di rumah malah begini kelakuannya." Fahri menjelma menjadi ustad Maulana yang siap menceramahi siapa saja.

"Aku kan nari di depan suami sendiri bukan di depan suami orang."ujar Ifa tak terima. "Lagian ini biar gak boring tau!" Lanjutnya.

"Terserah kamu aja, acha acha nehi nehi." Ujar Fahri dengan berlogat India. Lama-lama Fahri akan menjadi bollywood mania jika setiap hari dia harus mendengar lagu-lagu India yang jika tidak menari tidak asik rasanya. Fahri terus mengetik sesuatu di laptopnya sedangkan Istrinya masih betah dengan bernyanyi India di depan cermin. Sebagai suami yang baik Fahri hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Ifa jika di dalam kamar.

Fahri dan IfanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang