25. Konflik

8.4K 393 39
                                    

"Ifa!"

Plak!

Tamparan dahsyat perwakilan dari sakitnya hati Ifa, tangan Ifa mendarat ke pipi Fahri. Betapa kagetnya semua orang yang ada disana, termasuk Ifa sendiri. Ia tidak bisa lagi membengung air matanya bahkan menahan amarahnya. Semua sudah sangat jelas, kenyataan pahit ini harus ia hadapi. Ia sudah tidak tahan lagi, dibohongi bahkan dikhianati.

"Fa!" Tegur Tyas, ia menjauhkan dari Fahri.

Lea perlahan menurunkan pisau itu dan melepaskannya.

"JADI SELAMA INI KAMU BOHONG SAMA AKU, MAS!?" Teriak Ifa murka.

Plak! Ia kembali menampar Fahri, bahkan lebih keras.

"Faa... bukan gitu.." kata Fahri mencoba bicara namun, segera disambar kembali oleh Ifa.

"UDAHLAH MAS! AKU UDAH CAPEK, TERNYATA SELAMA INI MAS MASIH CINTA SAMA PEREMPUAN INI?" Teriaknya sembari menunjuk Lea dengan bayinya yang menangis.

Ifa menangis sesenggukan, hatinya sakit bagai di robek secara kasar. Luka dihatinya terasa kembali lagi, isakan demi isakan membuat dadanya semakin sesak. Ia tersender di dinding yang terasa dingin.

"Mas.. aku kecewa sama kamu." Ujarnya melemah. Suaranya seakan habis, Tyas mencoba memberi kehangatan. Ia juga merasa sakit melihat Ifa seperti ini.

"Maafin mas..Fa!" Fahri mendekati Ifa ia mencoba mengambil tangan Ifa. Ia ingin menggenggam tangan istrinya itu. Tetapi, segera ditepis Ifa dengan kasar.

"Aaaargggh! AKU BENCI KAMU MAS!" Ifa menjambaki khimarnya, ia frustasi. "Kenapa kamu menikah denganku, kalau kamu masih cinta sama Lea!? Suami macam apa kamu, mas! Aku sedang mengandung anak kamu. Aku kira selama ini anak Lea itu bukan anak kamu! Tapi, ketika aku liat kamu azan di telinganya ntah mengapa rasanya hatiku mengakatan bahwa itu anak kandung kamu. AKU BENCI KAMU!" Ifa mendorong Fahri hingga ia terhuyung ke belakang.

Fahri menangis dan bersujud di kaki Ifa. "Maaf Fa! Mas salah, mas benar-benar salah!"
Ifa membuang wajahnya ke samping tidak ingin melihat wajah Fahri, disisi lain hatinya ingin sekali memaafkan karena kasihan melihat suaminya seperti ini, namun ia berpikir untuk apa ia kasihan, semuanya sungguh sangat menyakitkan hatinya. Gemuruh kilat menyambar di dalam hatinya, badai terasa menampar jiwanya.

ia menyingkirkan tangan Fahri yang memegang kakinya erat. Lea menghampiri Ifa.

"Selama ini gue kira lo itu istri yang baik dan solehah, tapi ternyata lo gak lebih dari singa betina lapar yang sama sekali gak menghargai suami!" Perkataan Lea membuat Ifa semakin naik pitam. Perempuan tidak tau diri itu sudah membuat hati Ifa semakin sakit.

"Hanya wanita murahan yang membela suami saya! Hanya wanita bodoh yang tahan disakiti oleh suaminya sendiri, saya emang bukan istri solehah. Tapi, saya selalu berusaha untuk menjadi yang tersolehah untuk Fahri! Tapi ketika semua itu sudah tidak lagi dihargai, apa salah jika saya kecewa? Ini hanya wujud dari kekecewaan saya terhadap suami saya! Dan kamu tolong jangan ikut campur! Cukup selama ini kamu sudah menyita perhatian suami saya!"

Tyas menampar Lea. "Mbak gak pernah ngajarin kamu buat jadi wanita murahan! Mbak juga gak pernah ngajarin kamu buat jadi perusak rumah tangga orang!" Kata Tyas sarkastik, sorot matanya memancarkan amarah yang tak kalah besar dengan Ifa. Namun bedanya, ia lebih tegar. Sedangkan Ifa, dia seperti orang yang sudah benar-benar kehilangan semangat hidup.

"Aduhhh!" Ifa meringis kesakitan, ia merasakan sakit yang paling dahsyat pada perutnya. Ia terduduk di kursi ketika sudah tidak bisa menopang tubuhnya sendiri. "Mas.... sa..kit.." ringisnya kesakitan.

Fahri langsung memeluknya. "Fa! Sabar Fa, mbak telepon ambulance sekarang!" Pinta Fahri sembari menangis.

"Sa..kit.. seka..li mas!" Sakit yang Ifa rasakan benar-benar double. Sakit hatinya sungguh besar, dan sekarang ia merasakan sakit karena hendak melahirkan. Derita hidup yang ia alami sungguh sangat pahit, tetapi sesungguhnya Allah SWT tidak akan pernah memberi cobaan atau ujian melebihi batas kemampuan hambaNya. Ia (Allah) sangat menyayangi Ifa, oleh karena itu ia memberikan ujian sepahit ini. Ia tahu yang terbaik untuk umatNya.

Fahri dan IfanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang