10. Bahagia

13.1K 592 14
                                    

Fahri dan Ifa baru saja selesai melaksanakan sholat tahajud. Sekarang Ifa sedang duduk di depan cermin dan Fahri sedang berbaring di kasur sambil membaca majalah.

Ifa mengoleskan cream Wardah ke wajahnya dan melihat jam dinding yang menunjukkan pukul dua pagi. " Fahri, siang ini kita ke rumah umi ya." Kata Ifa dengan tangan yang masih mengoleskan cream.

"Yaudah, siang ini kita ke rumah umi, oya Fa hari ini kamu kan ultah?" Fahri baru saja teringat bahwa hari ini istrinya itu akan berulang tahun. Tepat di usianya yang ke sembilan belas tahun, Fahri ingin Ifa merasakan kebahagiaan di hari spesialnya.
"Kamu mau kado apa fa?" Lanjut Fahri.

"Aku cuma mau ketemu umi, ya kalau kamu mau ngasih kado sih aku gak mau nentuin harus kado apa, terserah kamu aja." Ifa berjalan menuju kasur dan duduk di samping Fahri yang masih membaca majalah.

"Aku ngasih kado first kiss aja gimana?" Pertanyaan Fahri membuat tubuh Ifa mendadak bergetar dan jantungnya dag-dig-dug gak karuan.

"Apaan sih Fahri." Ifa memukul pundak Fahri salting. Ifa senyum-senyum dan menutup wajahnya dengan bantal.

"Ihh kok nanyanya kenapa sih?" Fahri meletakkan majalah ke atas nakas dan mengambil alih bantal yang menutup wajah Ifa. "Kamu istri aku kan?" Tanya Fahri dan Ifa menjawab dengan anggukan.

Fahri tersenyum manis sekali, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Ifa. Ifa menggenggam erat selimut yang berada di sampingnya.

Cup!
Fahri mengecup lembut bibir Ifa. Ifa mematung dan masih merasakan getaran yang amat hebat dari jantungnya. Fahri menggenggam tangan Ifa lalu mengecup tangan Ifa berkali-kali.

"Aku cinta sama kamu Fa." Ucap Fahri tulus. Mata Ifa berkaca-kaca mendengar ungkapan hati Fahri.

Seumur hidup Ifa belum pernah merasakan bahagia yang begitu besar seperti yang di alaminya sekarang. Ya! Diam-diam Ifa juga sudah terperangkap dalam cintanya Fahri. Benar kata Fahri cinta dapat muncul ketika kita sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama-sama. Ifa merasakan bahwa dirinya benar-benar sudah mencintai Fahri. Dia merasa sangat takut kehilangan Fahri dan dia merasa sangat bahagia jika Fahri berada di sampingnya dengan rayuan-rayuan yang dulu membuat Ifa marah sedangkan sekarang membuat Ifa terbang hingga lupa caranya mendarat.

"k..kamu serius?" Tanya Ifa gugup.

"Iya aku serius! Sebenarnya aku udah cinta sama kamu sejak kamu mengurus Chika yang sedang sakit. Kamu itu wanita satu-satunya yang berhasil mengeluarkan aku dari masa lalu yang gelap. Aku sudah jatuh cinta dengan cewek durian yang nyebelin dan ngangenin." Kata Fahri mengelus-elus puncak rambut Ifa.

Ya Allah sisakan satu yang kayak Fahri dong. 'Apa sih thor?' Hehe. Ifa menatap Fahri dalam. "Makasih! Kamu udah berhasil buat aku baper." Ujar Ifa tersenyum penuh arti.

"Ya dong! Emang cuma film India doang yang bisa bikin kamu baper?" Tanya Fahri.

"Iya iya kamu juga jago banget bikin aku baper." Ifa terbaring di atas kasur dan menaikkan selimut hingga ke atas dadanya.

"Dingin banget." Kata Ifa yang kedinginan.

"Yaelah Fa! bilang aja kode biar di peluk!" Ujar Fahri santai sambil menaik turunkan alisnya. Ifa langsung menutup selimut hingga ke kepalanya.

"Sayang!" Panggil Fahri dengan nada manja. Fahri menepuk-nepuk pundak Ifa. "Sayang!" Panggilnya lagi.

Ifa benar-benar gak kuat dengan panggilan itu. Fahri memanggilnya sayang? Rasanya pipi Ifa memanas dan mulai mengeluarkan warna merah merona. Ifa tak menggubris ia tetap dengan posisinya membelakangi Fahri yang masih sibuk menepuk pundaknya.

Fahri dan IfanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang