29. Ultah Chika

7.1K 368 5
                                    

"Kak, aku udah cantik belum sih?" Tanya Chika sembari memperbaiki gaun berwarna pink yang menambah kesan girly.

Fahri tersenyum simpul. "Adik kakak cantik, jadi mau pakai apa aja tetep cantik." Pujinya. Chika langsung berlari ke arah mamanya dan bertanya dengan pertanyaan yang sama.

"Ma! Aku udah cantik belum sih?" Tanyanya membuat Fahri geleng kepala sambil tersenyum geli. Bahkan ia sampai tertawa karena adik kecilnya bertanya pertanyaan yang sama kepada mamanya. Fahri menghampiri Chika dan mamanya.

"Liat tu ma, anak gadis mama. Nanya itu mulu dari tadi." Fahri mengadu.

"Biarin!" Kata Chika.

"Anak gadis mama, kamu itu cantiiikk banget hari ini." Puji mamanya. Membuat Fahri terkekeh geli.

"Ahhh makasih ma." Chika memeluk mamanya.

"Udah ayo, bentar lagi acara kita mulai." Kata Fahri sembari mencari-cari seseorang dari kerumunan tamu.

Ia celingak-celinguk mencari keberadaan Ifa, sedari tadi ia tidak melihat Ifa hadir disana.

Bola mata Fahri membulat, pertanda kaget. Ia melihat Ifa datang dengan menggendong Zena. Jantung Fahri mendadak dugem di dalam. Getaran itu masih ada, dan akan selalu ada.

Dengan gamis bunga-bunga berwarna pink dan putih. Di padu padankan dengan khimar warna pink. Ifa menjadi tampak sangat cantik dan segar, ibu muda yang dapat membuat semua lelaki tidak lepas memandangnya.

"Assalamu'alaikum, Fa!" Sapa Fahri.

"Wa'alaikumsalam, mas." Ifa sedikit tersenyum.

"Kak Ifa...." Chika berlari menghampiri Ifa lalu ia mencium Zena. "hai keponakan aunty." Chika melambaikan tangannya.

"Hai aunty." Kata Ifa menirukan suara khas anak-anak.

Chika tersenyum girang. "Cantik banget kak, kalah Chika jadinya." Puji Chika.

Ifa tertawa hingga matanya menjadi segaris saja. Sangat manis, Fahri menatap Ifa dan Ifa tidak sengaja menatap Fahri. Tatapan itu membuat Ifa sedikit gugup, sudah lama ia tidak melihat tatap mata bagai busur panah yang anaknya tepat sasaran menancap dihati Ifa.

"Hai anak abi!" Sapa Fahri, ia mencium Zena. "Sini, Fa biar aku yang gendong." Ifa memberikan Zena kepada Fahri.

"Anak abi cantik banget!" Fahri menimang Zena. "Kayak uminya" sambung Fahri seraya melirik Ifa.

Ifa tersenyum simpul.

Sebenarnya Ifa masih menginginkan Fahri. Rumah tangga mereka utuh kembali seperti dahulu. Namun, sakit hati Ifa belum terobati. Rasanya perih sekali, luka yang susah untuk sembuh. Dia ingin Alzena mengenal abinya, tinggal bersama abinya. Semua itu hanya khayalan, hanya rencana yang berputar-putar di otak Ifa. Kenyataannya, ia masih belum bisa menerima Fahri lagi.

"Ayo mulai acaranya." Kata mama.

Acara pun dimulai, semua tamu berkumpul. Chika sudah mengambil posisi di belakang kue tart besar berbentuk hello kitty. Ia memakai mahkota kecilnya, menambah kesan cantik dan mewah.

Seluruh tamu menyanyikan lagu 'selamat ulang tahun' teman-teman Chika bernyanyi dengan semangat. Ramai sekali.

Selesai itu, Chika memotong kue dan suapan pertama ia tujukan untuk mamah dan papahnya. Setelah mamah dan papahnya ia menyuapi Fahri dan Ifana.

"Ini untuk Kak Fahri!" Suapan mesra untuk adik kepada kakak tersayangnya. "Ini untuk kak Ifa!" Kemudian Ia menyuapi Ifa.

"Makasih Chika." Ujar Fahri dan Ifa serempak. Membuat para tamu berseru 'cieeee'

Fahri dan IfanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang