16. Nikahan Sahabat

8.3K 392 13
                                    

Sudah satu minggu setelah lamaran, sekarang saatnya akad nikah. Semua tamu, sanak saudara, dan teman sekampus sudah berdatangan ke rumah mempelai wanita. Tyas di dampingi Ifa dikamarnya, Ifa merapikan sedikit jilbab Tyas yang berwarna putih itu. Polesan make up membuat Tyas tampak lebih cantik dan wajahnya semakin terlihat awet muda. Umur Tyas yang sudah 20 tahun dan Adam yang berusia 19 tahun, membuat Tyas selalu dicibir temannya karena menikahi brondong.

"Ifa, mbak grogi nih!" Tyas meremas ujung kebayanya.

"Emang begitu mbak, kalau akad nikah pasti grogi." Ifa sibuk memakaikan pelembab ke bibirnya setelah selesai ia langsung berdiri dan mengajak Tyas keluar rumah, karena Adam dan keluarga sudah tiba.

"Ayo mbak, mereka udah datang."

"Bismillah."Gumam Tyas.

Akad nikah berjalan dengan lancar, sekarang Tyas dan Adam sah menjadi sepasang suami istri. Saatnya walimah, semua undangan datang dan menyantap makanan yang sudah disediakan. Fahri menghampiri Ifa yang sedang duduk sambil makan kue.

"Sayang!" Fahri mencium pipi Ifa secara tiba-tiba, Ifa kaget dan langsung memukul bahu Fahri yang sekarang duduk disebelahnya.

"Kamu ngagetin tau gak!" Ifa memanyunkan bibirnya.

"He he, jadi sekarang kamu ngambek nih!" Fahri menyomot kue yang di pegang Ifa.

"Mas Fahri ih! Ganggu aja."

Fahri tertawa karena telah berhasil membuat istrinya jengkel, ia merasa menang. Fahri menatap Ifa dengan tatapan nakalnya.

"Sayang ngambek ya? Jangan ngambek gitu dong, aku kan jadi senang hahaha." Fahri terkekeh geli. Ifa masih dengan bibirnya yang manyun menatap Fahri tajam setajam pisau silet.

"Hehe maaf ya sayang." Fahri menyodorkan jadi kelingkingnya ke depan wajah Ifa. Ifa membuang wajahnya, tidak mau menatap Fahri.

"Ayo dong sayang."

Ifa hanya tersenyum.

"Yaudah senyum doang juga gapapa kok." Fahri menurunkan kelingkingnya.

Fahri melirik ke arah tamu yang baru datang dan itu adalah Lea, dengan gaun yang terbuka bagian bahunya.

'Kok ada Lea?' Batin Fahri.

"Eh sayang, bentar ya aku ke toilet dulu." Fahri beranjak dari duduknya setelah mendapat anggukan dari Ifa. Ia mendatangi Lea.

"Lea!" Fahri menarik tangan Lea keluar rumah menjauh dari lokasi resepsi.

"Fahri lepasin!" Lea menepis tangan Fahri yang mencengkramnya erat. Menyisakan warna merah ditangannya, karena tarikan yang sangat keras dan cengkraman yang kuat.

"Aku mau nanya sama kamu!" Fahri menatap Lea dengan tatapan marah. "kamu hamil?"

Lea tersenyum devil . "Iya" jawabnya sambil mengelus perutnya yang buncit itu. "ini anak kamu Fahri." Ujarnya. Fahri terbelalak mendengarnya, ia tidak percaya.

"Gak..gak mungkin! Kamu bohong!" Fahri menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kok bohong sih." Lea melingkarkan tanggannya di leher Fahri. "kamu lupa sama kejadian kita dulu?"

Flashback on.

Dua hari sebelum putus, Lea dan Fahri baru saja pulang dari bar, ketika itu Fahri sudah mengenal Ifa dan sudah ada rasa cinta, tapi dia bimbang apalagi orang tuanya yang tak kunjung pulang membuat adiknya menangis-nangis. Fahri stress melihat orang tuanya yang sibuk sama kerjaan, itulah yang membuat ia pergi ke bar bersama Lea. Lea berjalan dengan menyenderkan kepalanya dibahu Fahri. "Sayang, kita kemana nih?" Tanya Lea .

Fahri dan IfanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang