32. Tes DNA

8.1K 340 10
                                    

'Kalau takut patah hati, mengapa berani jatuh cinta?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Kalau takut patah hati, mengapa berani jatuh cinta?'
...................................................

Fahri baru saja duduk di kasur kamarnya. Ia masih memegang kotak pemberian Ifa, yang belum ia buka sejak tadi. Fahri sibuk berspekulasi, apa kira-kira yang ada di dalam kotak tersebut. Pikirannya masih menembus terakhir kali ia melihat senyuman Ifa. Senyuman Zena.

Ya! Pukul delapan malam tadi Ifa baru saja datang membawa Zena. Mereka menghabiskan waktu bertiga. Makan malam yang disuguhkan Fahri untuk Ifa. Semua terasa singkat, waktu terasa cepat. Fahri belum rela berpisah dari Ifa. Ia menatap kosong kotak biru itu. Jarinya mulai membuka perlahan kotak tersebut.

Isinya adalah sebuah tasbih. Tanpa sadar air mata jatuh tanpa malu dari mata kokoh Fahri. Ia merasa hampa ketika melihat tasbih itu, tasbih dengan ukiran arab yang detail. Itu tasbih kesayangan Ifa, ia tahu persis Ifa sangat menyayangi tasbih itu. Karena kata Ifa dulu ia mendapatkan tasbih itu ketika ia ikut acara keberangkatan Haji guru SMAnya. Suatu hari, Ifa ingin pergi ke tanah suci Mekkah bersama kekasih halalnya.

"Ifa, tasbih ini sangat indah. Sama seperti senyummu yang indah dan tulus itu." Gumam Fahri masih menatap tasbih itu. Dengan memutar memori ingatannya tentang semua yang berhubungan dengan Ifa.

"Terimakasih ya Allah, hatiku benar-benar tepat memilih Ifa sebagai orang yang aku cintai." Ujarnya mengadahkan wajahnya ke atas.

Malam ini, ia akan ditemani angin malam yang dingin. Membawa pesan rindunya untuk Ifa, menghembuskan rasa cintanya dan menghapuskan rasa gundahnya.

..................

Satu hari sebelum Ifa berangkat. Ifa ingin pamit terlebih dahulu dengan kedua sahabatnya. Adam dan Tyas.

"Adam, aku bentar lagi mau ke Turki. Mau pindah kuliah disana."

Adam mengangguk. "Bagus, kamu harus kejar cita-cita kamu." Dukungnya.

"Ih tapi ntar teman mbak siapa dong kalau mbak mau shopping?" Kata Tyas manyun.

"Aduh mbak, kan ada Lea. Lea udah berubah loh mbak. Dia udah lebih baik, alhamdulillah banget." Ifa tersenyum lega.

"Alhamdulillah sih kalau dia berubah, tapi mbak gak bisa jauh-jauh dari kamu Fa." Tyas masih manyun. Ifa merasa geli ketika melihat ekspresi manja Tyas.

Adam geleng-geleng kepala. "Maaf ya Fa. Tyas emang belakangan ini manja banget."

Ifa tersenyum penuh misterius. "Jangan-jangan...."

"Jangan-jangan apa?" Tanya Tyas mengerutkan dahi.

"Jangan-jangan mbak hamil, biasanya kalau lagi hamil pasti bawaannya manja." Tebak Ifa dan berhasil membuat Adam dan Tyas salah tingkah.

Fahri dan IfanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang