H-5 (3)

2.1K 391 250
                                    

Audrey's

××

Gue dan Calum keluar dari bonbin pukul 3 sore. Kami berdua pun menuju ke parkiran mobil untuk merencanakan kemana tujuan kita selanjutnya.

"Enaknya kemana ya, Drey?" tanya Calum, mendaratkan pantatnya di kap mobil. Gue pun ikut-ikutan duduk di sampingnya.

"Eumm, kemana ya?"

Seperti menjawab kebimbangan gue dan Calum, kami berdua mendengar seorang anak kecil yang ingin pergi ke pasar malam. Gue menyenggol lengan Calum dan seakan tahu apa arti senggolan gue, Calum berjalan mendekati bapak-bapak gendut yang menggendong anaknya itu.

"Permisi Pak, saya denger anak bapak minta ke pasar malem. Itu dimana ya tempatnya?"

"Oh, itu mah deket dari sini dek, cuma 15 menit doang. Di Lapangan Nasional."

"Kalau boleh tau, saya ambil arah mana, Pak?"

"Adek bukan orang sini ya?"

Calum menggaruk pelipisnya dan mengangguk. "Iya, Pak. Saya lagi travelling sama temen saya." Calum menunjuk gue.

"Oh, gitu. Adek ambil arah selatan aja, lapangannya strategis kok, di pinggir jalan," kata si Bapak menjelaskan.

Calum mengangguk. "Yaudah, Pak, ini saya mau langsung kesana. Makasih ya Pak, maaf mengganggu."

Si Bapak tadi menepuk bahu Calum. "Sans ae, dek."

Calum pun menghampiri gue dengan senyum lebarnya.

"Yuk, Drey. Ke pasar malem."

Kami berdua pun masuk ke mobil ―masih tetap dengan gue yang menyetir, kemudian segera melaju ke Lapangan Nasional berada. Selama berada di dalam mobil, kami berdua hanya diam tanpa kata.

Baru setelah sepuluh menit berlalu, Calum bersuara.

"Drey, Mama telfon gak?"

"Mama gue apa Mama lo?"

"Ya Mama lo lah."

Gue mengangguk-angguk, "Tadi udah sms sih, tanya lagi dimana."

Tiba-tiba handphone gue berdering. Dari Mama.

"Nih, baru aja diomongin. Pekanya suka kebangetan," kata gue memperlihatkan layar handphone ke Calum. Dia hanya terkekeh.

"Iya, Ma?"

"Kamu dimana sayang?"

"Ini mau ke tempat pasar malem. Audrey lagi nyetir."

"Oh, yaudah. Udah makan?"

"Belum, Ma, nanti aja sekalian di pasar malem."

"Aduh, kamu tuh kebiasaan. Coba mana Calum?"

"Ck, mau apa sih, Ma?"

"Udah cepetan."

Gue menyerahkan handphone ke Calum yang direspon dengan satu alis terangkat.

"Nyokap mau ngomong sama lo."

Calum pun mengambil handphone gue kemudian mendekatkannya ke telinga. "Iya, Tante, kenapa?"

"Kalian belum makan? Kenapa gak berhenti dulu aja cari makan. McD kek, mana kek pokoknya yang ada drive thru-nya."

"Aduh maaf Tante, tadi gak sempet. Janji deh nanti di pasar malem, Calum sama Audrey makan."

"Beneran, ya? Awas kalo bohong, tante sentil kamu!"

Calum terkekeh, "Iya, Tante."

Sambungan telepon terputus. Calum menyerahkan handphone gue. Tak lama, kami berdua sampai di Lapangan Nasional dan mencari tempat parkir yang sialnya penuh semua. Jadilah mobil kami berdua mendapatkan tempat parkir paling ujung yang jauhnya naudzubillah.

7 days driver • cth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang