Bonus Chapter; End

1.8K 321 243
                                    

Audrey's

××

Kami berdua maniak pantai. Dan rencana kami di masa depan adalah mendatangi semua pantai dari Sabang sampai Merauke. Itu kata Calum, gue menurut aja. Asalkan itu bareng dia.

Dan saat ini pukul 5 pagi, kami berdua hampir sampai di Pantai Indrayanti dan berniat untuk melihat sunrise.

Gue menoleh ke arah Calum yang sedang fokus menyetir di jalanan yang naik turun dan berkelok-kelok karena ya, secara geografis kami berada di pegunungan.

"Here we are," kata Calum seraya tersenyum lebar saat kami berdua sampai.

Kami mencari parkiran mobil dan setelah itu menuju ke pantai. Calum tidak pernah melepaskan genggaman tangannya ke tengan gue dan sesekali ia menciumi kepala gue.

Saat sampai di pantai, gue dan Calum menitipkan sandal di warung jajanan. Tentu saja si Ibu yang punya warung tidak keberatan karena orang di Jogja memang ramah-ramah.

"Mau main air?"

Gue menggigit bibir, "Dingin."

"Yaudah, nanti aja nunggu matahari terbit." Calum kembali menautkan jemarinya pada milik gue dan kami berjalan menyusuri pantai.

"Tante Shava tadi nelfon," kata Calum, memainkan pasir menggunakan kaki.

"Bilang apa?"

"Cuma tanya kita dimana. Aku bilang aja di Jogja, mau ke Pantai Indrayanti."

Gue hanya mengangguk dan kami berdua kembali berjalan dalam diam. Namun Calum tiba-tiba mengelus haus dan ingin membeli minum. Kami pun membeli satu botol air mineral dan duduk di tepi pantai, menunggu sunrise.

"Aku jadi inget waktu aku minta kamu jadi supir, kita ke pantai. Aku terlalu bikin kamu baper ya?" Calum menatap gue dengan tatapan menyesal.

Gue terkekeh, "Gak usah nanya, semua orang juga tau kamu itu keterlaluan. Untung aku gak mati di baperin kamu terus."

Calum tersenyum kemudian mengelus puncak kepala gue. "Tapi sekarang kamu gak perlu baper lagi. Kan kamu udah jadi milik aku."

"Siapa bilang?"

"Oh, kamu gitu sekarang?" Calum memanyunkan bibirnya pura-pura ngambek.

"Najis, Calum."

"Jangan minta traktir kalo nyebelin gitu ya." Calum memalingkan muka.

"Yaudah sih, lagian aku punya duit sendiri," ledek gue yang semakin membuatnya merengut kesal.

"Audrey jahat sama Calum!"

"Calum, please gue mual dengernya."

Tiba-tiba Calum memasang ekpresi terkejut. "Jangan-jangan kamu hamil yang?!"

Gue menabok pipinya. "Yang logis dikit plis! Kita gak pernah ngelakuin hal itu."

"Bukan 'gak pernah' sayang, tapi belum. Secepatnya kok."

"Kerja dulu." Gue menonyor kepalanya.

"Perusahaan mana sih yang mau nolak calon karyawan ganteng kayak aku?"

"Mulai deh," kata gue malas. Gue pun memilih untuk berdiri dan kembali berjalan.

Namun tiba-tiba Calum meraih kedua tangan gue dan membawa gue berputar-putar.

"All I know is, baby,
Even when you wake-up, laying with no make-up,
You’re beautiful."

Gue tertawa senang di tengah tarian berputar kami yang membuat kami terlihat seperti anak-anak dengan masa kecil kurang bahagia.

7 days driver • cth ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang